Seorang guru dapat diartikan sebagai seorang fasilitator pembelajaran yang akan mengantarkan siswa pada kemampuan terbaiknya. Saat menjadi seorang siswa di era tahun 90-an, saya tidak banyak mengingat pembelajaran yang menurut saya menarik. Hal ini dikarenakan metode mengajar guru saya terbilang monoton; mendengar dan mencatat itulah yang menjadi pokok waktu itu.
Namun, saya juga tidak memungkiri karena mereka jugalah saya mau berproses menjadi seorang guru. Setidaknya agar saya mampu memperbaiki apa yang sudah pernah diajarkan pada saya dahulu.
Dalam proses pendidikan di PPG Prajabatan gel.1 di Universitas Jambi, saya banyak menemukan alternatif pembelajaran yang mengakomodir gaya belajar siswa yang beragam, salah satu  caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
(Tomlinson, 2017) mendefinisikan pembelajaran berdiferensiasi sebagai satu cara untuk guru memenuhi kebutuhan setiap peserta didik karena pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya.
Pada dasarnya, sebelum kurikulum merdeka, kita mungkin tidak asing dengan kegiatan berkelompok dalam belajar, namun apakah pengelompokkan yang ada telah disesuaikan berdasarkan kemampuan siswa atau belum, hal ini yang perlu dikoreksi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami dan menyadari bahwa tidak ada hanya satu cara, metode, strategi yang dilakukan dalam mempelajari suatu bahan pelajaran.
Dikutip dari laman resmi kemendikbud, seorang guru perlu menyusun bahan pelajaran, kegiatan-kegiatan, tugas-tugas harian baik yang dikerjakan di kelas maupun yang di rumah, dan asesmen akhir sesuai dengan kesiapan peserta didik-peserta didik dalam mempelajari bahan pelajaran tersebut, minat atau hal apa yang disukai peserta didik-peserta didiknya dalam belajar, dan bagaimana cara menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan profil belajar peserta didiknya.
Jadi dalam pembelajaran berdiferensiasi ada 3 aspek yang bisa dibedakan oleh guru agar peserta didik dapat mengerti bahan pelajaran yang mereka pelajari, yaitu aspek konten yang mau diajarkan, aspek proses atau kegiatan-kegiatan bermakna yang akan dilakukan oleh peserta didik di kelas, dan asesmen berupa pembuatan produk yang dilakukan di bagian akhir yang dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pembelajaran berdiferensiasi berbeda dengan pembelajaran individual seperti yang dipakai untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru tidak menghadapi peserta didik secara khusus satu persatu (on-one -on) agar ia mengerti apa yang diajarkan. peserta didik dapat berada di kelompok besar, kecil atau secara mandiri dalam belajar.
Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru juga perlu memperhatikan keragaman siswa di kelas.
Keragaman ini meliputi 3 hal yaitu, kesiapan belajar yang menyangkut sejauhmana kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kedua, minat yaitu apa yang menjadi kegemaran siswa dalam belajar, dapat juga dibantu oleh profesional seperti psikolog. Terakhir, beraitan dengan profil (gaya) belajar siswa.
Hal tersebut mengacu pada pendekatan atau bagaimana cara yang paling disenangi peserta didik agar mereka dapat memahami pelajaran dengan baik. Ada yang senang belajar dalam kelompok besar, ada yang senang berpasangan atau kelompok kecil atau ada juga yang senang belajar sendiri.
Di samping itu panca indra juga memainkan peranan penting dalam belajar. Ada yang dapat belajar lewat pendengaran saja (auditori), ada yang harus melihat gambargambar atau ada yang cukup melihat tulisan-tulisan saja (visual).
Namun ada pula peserta didik yang memahami pelajaran dengan cara bergerak baik menggerakan hanya sebagian atau seluruh tubuhnya (kinestetik). Ada juga peserta didik yang hanya dapat mengerti jika ia memegang atau menyentuh benda-benda yang menjadi materi pelajaran atau yang berhubungan dengan pelajaran yang sedang dipelajarinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H