Oh iya...untuk menuju situs partirtaan ini, kami harus melewati jembatan sungai Manten. Terdapat jembatan bambu dan harus menyusuri jalan setapak di tepi sungai. Alamnya hijau banget pertanda tanah disekitarnya subur dan asri serta berhawa sejuk
Hingga kini, menurut Yasin, Situs Patirtaan Ngawonggo belum resmi menjadi bangunan cagar budaya. Kata Yasin sejak tahun 2019 sudah diajukan, semoga segera resmi jadi tempat sejarah cagar budaya yang patut dijaga dan dilindungi negara
Kulineran Ndeso di Tomboan Ngawonggo
Nah apa kaitannya Situs Ngawonggo dengan Tomboan Ngawonggo? Dari hasil cangkrukan dan ngobrol-ngobrol dengan Yasin, kami jadi tahu deh. Kata Yasin, efek di-upload-nya situs Ngawonggo ke media sosial, banyak pihak yang datang  ke desa Ngawonggo.Â
Siapa saja yang "menengok"  desanya? Antara lain dari BPCB  Jatim, Dinas Pariwisata, sejarawan, mahasiswa dan pengunjung lainnya. Sebagai tuan rumah, Yasin dan warga setempat menyambut dengan suguhan ala-ala ndeso. Karena tamunya terus berdatangan akhirnya tercetus untuk membuat Tomboan Ngawonggo
Di lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan ini, menawarkan suasana yang adem dan alami banget. Di bawah rerimbunan bambu para pengunjung bisa menikmati hidangan ala-ala ndeso. Ada wedang Ngawonggo, aneka jajan pasar dan juga sajian menu tradisonal urapan dan sebangsanyaYang menarik di Tomboan Ngawonggo yang berkonsep suguhan (sajian) untuk pengunjung ini tanpa dibandrol harga. Jadi? Berapapun menu makanan yang kita nikmati, kita bayar akad SEIKHLASNYA. Tanpa ada tagihan atau pertanyaaan, berapa harga semuanya
Rohmat Yasin pengelola Tomboan Ngawonggo mengatakan, semua yang disajikan olehnya dan tim adalah bentuk suguhan. Sehingga tidak ada harga yang dipatok. Berapapun yang dibayar oleh pengunjung adalah rejeki yang diterima dari Gusti Allah.
Saling ASAH, ASIH dan ASUH adalah hal ditumbuhkan dan diterapkan Yasin. Sehingga Tomboan Ngawonggo yang usianya hampir setahun ini, eksistensinya tetap bertahan meski ada gempuran pandemi. Dengan memberdayakan warga semua bisa berjalan hingga kini.
Pokoknya nggak rugi deh kami melipir ke sini. Menyela waktu dalam rutinitas keseharian dengan mendengar gemerisik dedaunan bambu menambah damai hati ini. Apalagi ada cemilan apem contong yang dibungkus daun nangka, sawut, orog-orog, ketan bubuk dll plus wedhangan Ngawonggo --- klop dehhh! Nikmat Allah luar biasa.
Harapan Warga Sekitar Situs Ngawonggo
Dengan adanya situs Ngawonggo dan Tomboan Ngawonggo, banyak harapan yang ingin diwujudkan oleh seorang Yasin dan teman-temannya. Yang pertama yakni ingin agar Situs Ngawonggo segera ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya. Kenapa? Menurutnya,agar situs terjaga dan bisa dilestarikan keberadaannya sebagai bukti sejarah.