Saat menikmati segelas susu, pernahkah berpikir bagaimana proses segelas susu hadir digenggaman dan siap minum? Ternyata tidak semudah saat kita menyeruputnya dan dalam hitungan detik susu tak tersisa.
Perjalanan susu dari mulai diperah hingga siap dinikmati bisa dibilang cukup panjang. Dan tentu saja membutuhkan waktu dan kesabaran. Untuk melihat proses tersebut belum lama ini beberapa anggota Bolang (Blogger Kompasiana Malang) diberi kesempatan untuk melihat dari dekat proses pemerahan susu. Termasuk jalan-jalan ke gudang tempat makanan bergizi buat sapi-sapi perah.Â
Bagaimana pengalaman menarik itu, tentu saja bisa dibaca ulasannya. Simak ya ...
Kampung Penghasil Susu Desa Brau di Balik Bukit
Desa Brau, Gunungsari, Bumiaji  Batu sebenarnya tak begitu jauh dari pusat Kota Batu. Namun karena menuju kesana harus melalui jalan yang berliku dan tak mulus, sehingga terkesan jauh. Padahal tak lebih dari 3 km dari pusat keramaian kota Batu.
Di desa penghasil susu ini terdapat 70 0rang peternak. Masing-masing orang rata-rata memiliki 5 ekor sapi perah. Untuk setiap harinya peternak susu ini usai memerah akan menyetorkan susu ke sebuah tempat. Yakni Koperasi Margo Makmur Mandiri.
Menurut pengurus koperasi tersebut, Yanuar, setiap hari masuk sekitar 2000-2500 litet susu segar. Pihaknya akan mencatat jumlah susu yang disetorkan oleh petani dua kali sehari yakni pagi dan sore hari.
Di buku besar oleh petugas dicatat yang kemudian per 10 hari uangnya akan dicairkan atau diambil peternak. Untuk per liternya akan dihargai berdasarkan grade-nya atau tingkatannya, yakni kualitas terbaik dihargai Rp 5.400, kualitas sedang Rp 5.000 sedangkan kualitas rendah antara Rp 4.500-Rp4.700/liter.