Dibeberapa titik ada
treking yang lumayan curam, hingga kami harus menggunakan tali
webing untuk  jalur yang naik ataupun turun. Keringat tentu saja bercucuran tapi tak menjadi soal. Sebab kami memang sudah jauh hari berniat untuk melakukan jelajah ini. Apapun yang kami alami adalah sebuah perjalanan yang menyenangkan. Dan bagi teman-teman, kalau ingin ikut jelajah coban, pastikan kondisi tubuhmu kudu sehat dan fit ya?
Menyusuri sungai (dok.pri)
Coban Susuh mempunyai arti dan cerita lho. Dalam Bahasa Jawa--Susuh berarti semacam tempat tinggal sementara atau tempat untuk bersembunyi. Konon, menurut Maul dan Adam sang
guide jelajah coban menuturkan, dulu saat jaman penjajahan Belanda banyak warga dan juga pasukan tentara bersembunyi di area coban. Mereka menghindari kejaran pasukan Belanda. Akhirnya mereka
"nyusuh" atau tinggal sementara di hutan sekitar coban.
Penampakan Coban Susuh debit airnya gede meski kemarau (dok.pri)
Akar pohon yang ditumbuhi lumut, bisa jadi latar buat narsis bergelayutan (dok.pri)
Dari cerita yang berkembang itulah coban tempat nyusuh mereka dinamakan Coban Susuh. Cobannya tak terlalu tinggi kurang lebih 10 meter. Tapi debit airnya besar meski musim kemarau. Airnya bersih dan bening. Disisi kanan dan kirinya bahkan ada akar pohon yang menjuntai dan berlumut warna hijau segar. Akar tersebut malah jadi tempat narsis yang oke sambil untuk bergelayutan. hehe...
2. Coban Kodok
Mendengar nama Coban Kodok, banyak orang termasuk saya mengira, kalau  di coban tersebut banyak terdapat Kodok. Menurut guide memang betul banyak binatang amphibie disana.  Tapi itu dulu saat jaman penjajahan Belanda. Â
Nah Coban Kodok ini lokasinya tak jauh dari Coban Susuh.  Jarak tempuhnya hanya sekitar 30 menit saja.  Curah airnya paling kuat sehimgga sekitarnya seperti berkabut.  Kenapa dinamakan Coban Kodok ternyata masih ada kaitannya dengan cerita  Coban Susuh.Â
Konon Coban Kodok yang tingginya sekitar 20 meter ini, dulu dihuni banyak kodok. Saat warga dan tentara sembunyi di Coban  Susuh, mereka tentu saja harus survive kan? Jadilah demi mempertahankan hidup,  kodok-kodok itulah jadi santapan  makanan mereka.Â
Dari cerita yang berkembang akhirnya coban itu dinamakan Coban Kodok. Â Tapi saat saya kesana tak menemukan seekor kodokpun yang nongol disekitar area coban. Mungkin kodok-kodok itu takut ya dijadikan santapan kami?Â
3. Coban Sari
Coban ketiga yang saya kunjungi adalah Coban Sari. Â Coban ini merupakan titik pertemuan antara aliran Coban Susuh dan Coban Kodok. Airnya bening dan lokasinya landai sehingga sangat cocok untuk tempat istirahat, sholat dan makan.Â
Di Coban Sari ini memungkinkan pengunjung untuk berbasah-basahan. Â Sebab lokasinya aman dan nyaman. Air yang menggerojok dari ataspun tidak terlalu besar serta ada space untuk bermain air. Â Juga sungai yang ada di sekitar cobanpun sangat welcome dan familiar. Â
Lihat Travel Story Selengkapnya