Disebuah kesempatan, saya bertemu dengan seorang senior yang sudah lama melanglang buana di dunia kepenulisan. Â Saat itu saya masih bekerja atau tepatnya mengais rejeki di sebuah perusahaan MLM berproduk busana muslim. Â Dan saya sangat enjoy dengan aktivitas saya memenej kegiatan marketing member-member. Tapi bukan itu yang akan saya bahas.Â
Saat ngobrol ngalor ngidul, senior saya semasa aktif di media kampus dulu, menyinggung tentang kegiatan saya yang "jauh" dari dunia pewarta. Sepertinya menyayangkan mandegnya hobiku merangkai kalimat menjadi sebuah suguhan informasi yang bermanfaat. Â
"Hayo menulis lagi, Â sayang dong pikiranmu jadi tumpul kalau tak kamu asah, " sergahnya. Â Tentu saja teguran halus itu menyetrum kesadaranku juga harga diriku. Â
Duh harga diri? Rasanya seperti lecutan keras mencambuk pikiranku. Dan kata-kata senior itu menancap dalam di hati dan kesadaranku. Â Sampai akhirnya pada satu titik klimaks saya "resign" dari dunia MLM yang hampir sepuluh tahun saya geluti.Â
Dunia yang sudah memberi saya berbagai fasilitas hidup. Mungkin sudah saatnya saya menimbang dan kembali ke duniaku dulu, dunia menulis. Dunia yang menjadi passion saya.Â
Bagai kiasan, gayung bersambut. Itulah yang saya rasa dan alami. Â Saat berniat kembali ke dunia nulis--yang notabene tak tersentuh hampir 20 tahun--saya bertemu dengan orang-orang yang tepat. Â
Mengenal satu demi satu orang yamg berkegiatan menulis di Malang. Dan saya bersyukur ketika alot mengutarakan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan, Â seperti termotivasi saya merasa masuk dalam lingkaran aktivitas mereka.Â
Ternyata Bolang adalah Blogger Kompasiana Malang. Duh saya ternyata sudah masuk dalam lingkungan orang-orang yang piawai menulis. Â Tak disangka begitu mulus jalan saya bertemu dengan komunitas yang bernama Bolang.Â
Semakin Percaya Bahwa Semua Ada yang Mengatur
Ketika hati berteguh untuk mendapatkan sesuatu bertaut dengan niat yang kuat, diiringi doa dan aksi, Â pasti bakal berbuah manis. Itu keyakinan saya yang ternyata memang sesuai keinginan. Dan Allah memberi jalan mempertemukan saya dengan Bolang. Sebuah kebetulan? Saya rasa sudah ada yang mengatur ritme kehidupan seseorang, termasuk keberuntungan saya.Â