Pernah terlintas untuk bergowes-ria menempuh jarak 500 KM? Membayangkan jaraknya  saja, mungkin sebagian besar orang akan mengernyitkan dahi. Atau dengan mimik kaget spontan menjawab, tidaaakkkk...!
Tapi lain halnya dengan Komunitas Gowes dari Semarang. Sebanyak 50 orang yang diketuai oleh Bapak Danur Rispriyanto, pekan lalu mengadakan tur dari Kota Lumpia menuju Malang dengan menggowes (bersepeda). Jarak yang ditempuhnya pun tak main-main, 500 KM!Â
Rombongan ini diterima oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malang di Taman Indie Resto saat acara Gala Dinner (26/8). Kadisbudpar Ibu Ida Ayu Made Wahyuni, SH, MSi menyambut ramah dan mengapresiasiasi positif komunitas gowes tersebut.Â
Ternyata rombongan dari Semarang memilih Malang sebagai tujuan gowesnya, selain berolah raga dan berwisata juga ingin mengenalkan Semarang kepada warga Malang. Dengan slogan "Ayo Wisata ke Semarang, Danur berharap warga Malang  akan memilih Semarang sebagai salah satu destinasi wisata yang akan dikunjungi.
Malang Miliki Sarana Pendukung Wisata
Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, Ida Ayu pun menjelaskan, Â wilayah Malang memiliki luas sekitar 140.000 km2 dengan 5 kecamatan dan 57 kelurahan. Untuk destinasi wisata yang dimiliki Kota Malang terbatas. Sehingga bergabung dengan sebutan wilayah Malang Raya yang terdiri dari Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kotif Batu.
Kasie Promo Pariwisata Disbudpar Kota Malang, Bapak Agung H Buana, dalam acara tersebut juga memberi kesempatan pada para tamu untuk menikmati kota Malang dengan Macyto. Macyto adalah bus tingkat milik Pemkot Malang yang memang diperuntukkan, baik wisatawan dalam atau luar  kota untuk berkeliling Kota Malang secara gratis.
Semarang Berbenah Diri
Komunitas Gowes yang diwakili oleh Danur menceritakan, Malang adalah  kota ke-4 yang menjadi tujuan destinasi acara famtrip. Sebelumnya adalah Bali, Banyuwangi dan Surabaya. Menurut Danur yang juga anggota DPRD Kota Semarang ini, saat gowes berjarak total 500 km ini yang paling lumayan saat perjalanan dari Surabaya menuju Malang."Tiap 10 km kami berhenti karena banyak tanjakan" , kisahnya.