Tak berlebihan jika Malang disebut kota wisata. Selain memiliki destinasi wisata pantai, gunung, wisata buatan juga wisata alam seperti air terjun (coban). Semua destinasi tersebut  menyedot perhatian pengunjung.Â
Atas ajakan seorang dari komunitas pecinta alam dan anggota Xplore Wisata Malang, saya mencoba mengikuti langkah mereka ke suatu coban (air terjun) yang lokasinya nyempil. Coban tersebut adalah coban Giwan tepatnya masuk wilayah desa Taji, Jabung, Kab Malang.
Saya hanya bisa berguman: luar biasa. Disuatu titik nun di bawah lembah dan sungai terselip kebesaran ciptaanNya. Betapa tidak, untuk menuju ke Coban yang masih "perawan" itu kudu menyusuri kebun-kebun warga. Menyibak semak belukar termasuk meniti jalan bukan setapak. Melainkan jalan ditengah kebun singkong yang banyak ditanam oleh warga setempat.
Adalah Pak Soepeno warga desa Taji yang memandu kami, juga ada ibu Rami Harry yang sangat mengenal medan coban yang >ada di Malang Raya. Saat kami melenggang menuruni jalan tanah 15 menit dari base camp (rumah Pak Soepeno), ada info untuk menghentikan langkah. Kami dapat masukan kalau Coban Giwan yang akan kami tuju jarang dijamah orang. Hingga kami diberi "sangu" berupa sejumput garam.
Kembali meneruskan perjalanan, kurang lebih 20an orang beriringan. Melewati kebun dengan kemiringan tanah sekitar 50 derajat. Melintasi hutan dengan pepohonan rimbun, pun kondisi tanah yang tak datar. Menyebrang sungai yang membelah hutan dengan bebatuan alami. Gemericik air sungai yang bening mempesona penglihatan pastinya. Hmm... betapa kita manusia tak berkuatan apa-apa jika dibanding dengan kekuatanNya mencipta.
Usai menyebrang sungai kecil kami masih terus berjalan. Tampilan alam yang menghijau pastinya membuat saya dan teman-teman semangat untuk segera tiba di Coban Giwan. Estimasi waktu kurang lebih sekitar 60 menit tiba dilokasi nampaknya bakal molor. Tentu saja kami tak melulu berjalan dan yang pasti mengabadikan perjalanan kami.
Menyusuri sungai kurang lebih 10 menit akhirnya kami melihat coban Giwan. Air terjun yang tercurah tak terlalu tinggi kurang lebih 10 meter. Tapi debit airnya kencang dan besar. Disisi kanan ada bebatuan tinggi yang menghias kokoh. Melihat itu segala peluh dan rasa lelahpun menguap. Bermain air dan bernarsis menjadi agenda kami selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H