Tempe Sanan Angkat Kota Malang
Tempe Malang. Siapa yang tak kenal? Rasanya gurih dan enak. Terbuat dari kedelai murni tanpa campuran bahan lainnya. Orang bahkan mengidentikkan Malang dengan makanan olahan keripik tempe. Kalau ngobrol tentang kripik tempe, pasti orang bakal menyebut kripik yang enak adalah Kripik Tempe Malang.Â
Padahal Tempe adalah salah satu makanan "wajib" dihampir semua  daerah di Jawa. Bahkan sekarang Tempe sudah semakin populer.  Bisa didapat dimana-mana termasuk di luar pulau Jawa. Tapi tak ada kota yang mengklaim Tempe dari kota tertentu. Yang  lebih dikenal malah Tempe Malang. Kenapa ya?Â
Keunggulan Tempe Sanan Malang
Industri Sentra Tempe di Malang yang terkenal ada di Sanan.  Sebuah tempat yang hampir seluruh warganya dari jaman dulu berkiprah dan menekuni produksi Tempe. Sekitar tahun 1942 hingga sekarang sudah berganti generasi  dalam usaha pembuatan Tempe.Â
Apa pembeda Tempe produksi Sanan dan daerah lainnya? Padahal bahan untuk membuat Tempe bisa jadi sama. Takaran, komposisi, Â cara membuat dan prosesnya tidak berbeda. Tempe Sanan, katanya terasa lebih gurih dan banyak digemari orang.Â
Ternyata ada faktor lain yang menentukan rasanya. Menurut Bu Lilik salah satu pengurus Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), air dari sumber yang ada di Sanan mempengaruhi cita rasa Tempe. Air di Sanan melimpah yang membuat Tempe Sanan lebih gurih dari Tempe asal daerah lain. Sehingga tak heran bila Tempe Sanan laku keras dan terkenal. Pemasarannyapun hingga mancanegara. Terutama  produk olahan kripik Tempe diekspor ke luar negeri seperti Inggris dan Kanada. Luar biasa yaa...Â
Pokdarwis dan Perannya
Saat ini jumlah pengrajin Tempe di Sanan sekitar 400 orang. Terdiri 145 pengrajin Tempe dan 55 pengrajin Kripik Tempe. Selebihnya adalah pengrajin Tempe rumahan yang tak memiliki PIRT. Juga tidak mendisplay produknya di sebuah tempat khusus seperti toko misalnya.Â
Disinilah peran Kelompok Sadar Wisata dibutuhkan. Dari banyaknya pengrajin tempe hanya 15 orang saja yang bergabung. Padahal untuk maju perlu adanya wadah untuk  berkomunikasi dan saling sharing. Apalagi Sanan sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata kampung tematik tempe.Â
Sebagai daya tarik pengunjung, juga ada edukasi tentang pembuatan tempe dan produk olehan tempe. Untuk produk olahan tempe ada kripik tempe, Â yogurt, Â brownis tempe dan pia tempe. Â Namun dari olahan tempe yang paling banyak diminati adalah kripik tempe.Â
Seiring berjalannya waktu kripik tempe produksi Sanan terus berkembang pesat. Kalau dulu kripik tempe Sanan hanya varian original sekarang hadir berbagai varian. Â Antara lain kripik tempe keju, coklat, Â barbeque dll.
Ada yang unik saat melihat cara pemotongan tempe untuk kripik. Â Tempe yg berbentuk bulat panjang seperti gelondongan kayu itu ditata sedemikian rupa. Â Pinggirnya diberi kayu kecil dan dikuatkan dengan karet. Ini dimaksudkan untuk menahan agar tempe tidak bergeser saat dipotong sama rata dan tipis. Tapi tentu saja tidak mudah untuk mengiris manual (tidak pake mesin potong). Â Hanya tenaga yang sudah ahli lah yang bisa melakukannya. Â Konon kabarnya tukang potong tempe manual bergaji 1 juta/minggu. Woowww...
Sepertinya sederhana dan mudah ya proses produksi kripik. Tapi sebenarnya rumit bagi yang tak terbiasa. Â Hanya di tangan-tangan terampil-lah kripik tempe Sanan semakin hari semakin membumbung. Â Seperti harapan Bu Lilik, suatu saat Tempe Sanan semakin dikenal dunia. Â Why not?
                ********
Apa yang perlu diperhatikan?Â
Di Kampung Tempe Sanan banyak sekali kios-kios atau toko yang menjual kripik tempe dan oleh-oleh lainnya. Tentang harga terjamgkau sekali. Jadi bijaklah dalam berbelanja.Â
Tentang tempat wisata :
1. Parkir Luas
2. Lokasi di jalan Tumenggung Suryo Sanan, Purwantoro, Â Blimbing.Â
3. Kumjungan: jam 08.00 - 21.00
4. Karena lokasi di rumah warga jadi fasum tak tersedia
Note: Artikel ini ditulis sebagai salah satu bahan untuk penulisan Buku "17 Kampung Tematik Di Malang". Merupakan kerja bareng Bolang dan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H