Pernahkah melihat topeng berukuran super besar? Â Jika belum, Â topeng besar atau jumbo bisa kita lihat di RT 7 dusun Baran, Â Tlogowaru, Kedung Kandang. Tepatnya di area wisata Kampung Topeng Malang.Â
Begitu kita memasuki Desa Ku Menanti (DKM) ini, Â ekor mata kita pasti langsung tertuju pada topeng besar Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji. Keduanya adalah tokoh raja dan ratu yang bijak dalam cerita rakyat Malang. Topeng dengan tinggi 6x7 meter ini menjadi maskot di icon Desa Wisata yang menarik ini. Berlokasi didataran yg cukup tinggi, Â membuat hawa di kampung wisata topeng ini terasa adem. Apalagi banyak pepohonan dan tetumbuhan. Asri sekali.
Bermula dari  Niat Mulia
Menurut Valvahia Sofhal Sarifuddin (Pekerja Sosial), kampung wisata topeng ini ada bermula dari sebuah niat mulia. Yakni untuk mengentaskan kemiskinan para gelandangan, pengamen, Â pengemis dan anak jalanan. Adalah program dari Kemensos RI yang disambut baik oleh Pemerintah Kota Malang. Seperti gayung bersambut, Â akhirnya dibangunlah hunian baru untuk mereka.
Ada 20 kapel yang terdiri dari 40 rumah dan  dihuni sebanyak 35 KK atau 142 jiwa. Mereka menempati rumah berukuran 6m x 4m. Oleh Dinas Sosial, mereka diberi pelatihan, seperti ketrampilan membuat topeng Malangan bagi pria,  pelatihan membuat kue untuk wanita, ketrampilan salon dll
Nah saat itu sedang gencar-gencarnya Kampung Tematik Warna Warni. Hampir semua perhatian orang tertuju ke sana. Â Sebuah perubahan yang drastis dari kampung yang dicap kumuh sebelumnya, Â hingga bisa merubah wajah sekaligus ekonomi warganya.Â
Terinspirasi dari Kampung Warna Warni itulah, Â akhirnya digali potensi warga binaan. Termasuk memperhatikan kontur tanah yang berbatu dan berbentuk sengkedan (terasering). Munculah ide untuk menjadikan kampung Wisata Topeng. Akhirnya pada 14 Febuari 2017 dengan pembentukan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), Kampung Wisata Topeng terealisasi.
"Berwisata dan Beramal" demikian slogan Kampung Wisata Topeng ini. Menarik bukan? Dirunut ternyata berasal dari tiket masuk yang berbayar rp 5000. Pengunjung akan mendapatkan snack (camilan) hasil olahan warga senilai rp 2500. Sedang rp 2500 untuk kas desa. Secara tidak langsung pengunjung menjadi pembeli atau konsumen dari produk olahan warga. Sehingga secara ekonomi ikut membantu mereka. Â Juga ikut pengembangan ekonomi kreatif yang tengah digalakkan pemerintah.