Mohon tunggu...
Erny Kusuma
Erny Kusuma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka kuliner dan jalan-jalan, kemudian diurai dalam sebuah artikel.

Penikmat indahnya wisata alam Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Kampung Topeng Malang, Berwisata sambil Beramal

3 April 2018   14:57 Diperbarui: 3 April 2018   22:07 2732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah warga bantuan dari Kemensos RI dan Pemkot Malang (dok. Pribadi)

Pernahkah melihat topeng berukuran super besar?  Jika belum,  topeng besar atau jumbo bisa kita lihat di RT 7 dusun Baran,  Tlogowaru, Kedung Kandang. Tepatnya di area wisata Kampung Topeng Malang. 

Begitu kita memasuki Desa Ku Menanti (DKM) ini,  ekor mata kita pasti langsung tertuju pada topeng besar Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji. Keduanya adalah tokoh raja dan ratu yang bijak dalam cerita rakyat Malang. Topeng dengan tinggi 6x7 meter ini menjadi maskot di icon Desa Wisata yang menarik ini. Berlokasi didataran yg cukup tinggi,  membuat hawa di kampung wisata topeng ini terasa adem. Apalagi banyak pepohonan dan tetumbuhan. Asri sekali.

Bermula dari  Niat Mulia

Menurut Valvahia Sofhal Sarifuddin (Pekerja Sosial), kampung wisata topeng ini ada bermula dari sebuah niat mulia. Yakni untuk mengentaskan kemiskinan para gelandangan, pengamen,  pengemis dan anak jalanan. Adalah program dari Kemensos RI yang disambut baik oleh Pemerintah Kota Malang. Seperti gayung bersambut,  akhirnya dibangunlah hunian baru untuk mereka.

Ada 20 kapel yang terdiri dari 40 rumah dan  dihuni sebanyak 35 KK atau 142 jiwa. Mereka menempati rumah berukuran 6m x 4m. Oleh Dinas Sosial, mereka diberi pelatihan, seperti ketrampilan membuat topeng Malangan bagi pria,  pelatihan membuat kue untuk wanita, ketrampilan salon dll

Rumah warga bantuan dari Kemensos RI dan Pemkot Malang (dok. Pribadi)
Rumah warga bantuan dari Kemensos RI dan Pemkot Malang (dok. Pribadi)
Namun karena terkendala pemasaran produk, diantara mereka akhirnya kembali menjalani profesi lama sebagai gelandangan,  pengemis ataupun pengamen. Pekerja sosial dan dinas terkait yang turut aktif membina mereka, kemudian berusaha untuk mencari solusi. 

Nah saat itu sedang gencar-gencarnya Kampung Tematik Warna Warni. Hampir semua perhatian orang tertuju ke sana.  Sebuah perubahan yang drastis dari kampung yang dicap kumuh sebelumnya,  hingga bisa merubah wajah sekaligus ekonomi warganya. 

Terinspirasi dari Kampung Warna Warni itulah,  akhirnya digali potensi warga binaan. Termasuk memperhatikan kontur tanah yang berbatu dan berbentuk sengkedan (terasering). Munculah ide untuk menjadikan kampung Wisata Topeng. Akhirnya pada 14 Febuari 2017 dengan pembentukan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), Kampung Wisata Topeng terealisasi.

2 topeng maskot Kampung Wisata Topeng (dok. pribadi)
2 topeng maskot Kampung Wisata Topeng (dok. pribadi)
Slogan dan Tempat Wisata yang Menarik

"Berwisata dan Beramal" demikian slogan Kampung Wisata Topeng ini. Menarik bukan? Dirunut ternyata berasal dari tiket masuk yang berbayar rp 5000. Pengunjung akan mendapatkan snack (camilan) hasil olahan warga senilai rp 2500. Sedang rp 2500 untuk kas desa. Secara tidak langsung pengunjung menjadi pembeli atau konsumen dari produk olahan warga. Sehingga secara ekonomi ikut membantu mereka.  Juga ikut pengembangan ekonomi kreatif yang tengah digalakkan pemerintah.

Harga Tiket Masuk Kampung Topeng (dok.pribadi)
Harga Tiket Masuk Kampung Topeng (dok.pribadi)
Kampung Wisata Topeng selain menampilkan 300 an topeng Malangan juga ada spot-spot selfi yang menarik. Pastinya disetiap sudut terlihat topeng-topeng.  Ada yang bergantungan ataupun tertempel sebagai hiasan. Selain itu ada sarana taman bermain anak-anak seperti ayunan, outbond dan flying fox.  Yang sementara dibangun adalah kolam renang anak serta camping ground.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun