Mohon tunggu...
Erny Kusuma
Erny Kusuma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka kuliner dan jalan-jalan, kemudian diurai dalam sebuah artikel.

Penikmat indahnya wisata alam Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ber-Macyto-ria Dikawal Gerimis

26 Maret 2018   20:54 Diperbarui: 27 Maret 2018   09:45 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu yang tak biasanya (25 Maret 2018). Siang sekitar pukul 11 gerimis turun saat saya tiba di Taman Rekreasi Kota (Tarekot)  Malang.  Sahabat-sahabat saya dari Wisata Malang Raya (WMR) tampak bergerombol. Tak jauh dari mereka ada 2 bus Malang City Tour (Macyto) yang siap beroperasi. 

Usai diabsen bergegas saya naik ke bus Macyto yang bertingkat. Saat itu gerimis tipis tapi tak membuat saya enggan menuju bagian atas. Terlihat dibagian bawah ada 30an kursi. Sedang diatas ada belasan kursi dilengkapi dengan savebelt. Ada juga tempat sampah. Tak heran kalau bus yang sudah  beroperasi 2 tahun ini tampak bersih. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Acara yang dikoordinir oleh komunitas WMR, turut pula sahabat dari Komunitas Malang Local Guides dan GenPi (Generasi Pesona Indonesia). Kali ini kami diberi kesempatan keliling kota Malang ber-Macyto-ria atas undangan Pak Agung H Bhuana, Kasie Promo Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malang.

Saya jadi ingat disuatu kesempatan, Pak Agung pernah mengemukakan keinginannya. Yakni akan menggandeng komunitas yang punya misi dan visi yang sama dibidang pariwisata. Dan saya rasa inilah saatnya 4 komunitas termasuk Bolang  Kompasiana, berbaur untuk saling mengenal dan berinteraksi. Kedepannya,  kami semua dapat bersinergi untuk kemajuan wisata Malang.  

Bus Macyto dan Rutenya

Tepat Jam 11.20 WIB bus bersusun 2 ini perlahan berjalan.  Sekitar 60an orang turut serta dalam perjalanan ceria ini.  Rute awal mengitari alun-alun bundar atau yang lebih dikenal dengan taman depan kantor walikota. Kemudian melewati stasiun Kota Baru menuju Rampal ke arah utara. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sepanjang perjalanan saya dan sahabat lainnya begitu menikmati alur perjalanan Macyto. Tak jarang gelak tawa mengiringi canda kami. Bahkan banyak orang di bawah sana, melambaikan tangan ke arah kami. Sepertinya ikut merasakan sensasi kebahagiaan yang menyusup siang itu. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dari Rampal menuju Claket dan Kayutangan yang merupakan area heritage. Sepanjang jalan Jaksa Agung Soeprapto menuju jalan Basuki Rahmat,  ada beberapaa bangunan lama yang masih berdiri kokoh.  Diantaranya sebuah sekolah dengan model bangunan Belanda. Bus terus melaju ke arah selatan dan tiba di alun-alun  Merdeka. Dilanjut melintasi jalan Kawi berbelok ke jalan Ijen. 

Beberapa menit bus Macyto yang berwarna hijau segar berhenti didepan Museum Brawijaya. Museum ini juga termasuk bangunan lawas. Dibangun sekitar tahun 1967. Saya jadi ingat saat libur sekolah dasar ditahun 80-an, saya pernah diajak jalan-jalan mengitari museum yang berlokasi di jalan Ijen itu. 

Nah di jalan Ijen ini setiap minggu pagi  digelar CFD (Car Free Day). Dari ujung jalan Ijen hingga Simpang Balapan tertutup untuk lalu lalang kendaraan. Banyak warga olah raga pagi atau sekedar jalan-jalan tipis. Di CFD ini juga dijadikan tempat bertemunya banyak komunitas untuk saling sharing. Tatanan taman yang asri di sepanjang jalan Ijen juga menambah betah warga untuk menikmati segarnya pagi hari. 

img-20180326-wa0050-5ab914745e13736ef7385d82.jpg
img-20180326-wa0050-5ab914745e13736ef7385d82.jpg
Tak lama bus pun melaju perlahan hingga ujung Ijen,lalu mengitari taman Simpang Balapan dan balik arah ke jl Ijen dan Kawi kembali ke alun-alun.  Kemudian menyusuri jalanan yang cukup padat di Pecinan (Pasar  Besar) dan Kampung  Jodipan.  Sampai di Jembatan Sungai Brantas (Buk Gludhug), saya juga sahabat lainnya cekrak-cekrek atau bernarsis berlatar Kampung tematik. Yakni Kampung Biru, Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tak terasa satu jam lebih gerimis mengawal perjalanan kami.  Tapi itu tidak mengurangi kebahagiaan dalam kebersamaan. Semua mencair dalam kekeluargaan yang kental. Hingga perjalanan berakhir saat bus bergerak menuju stasiun dan berbelok ke Tarekot. Usai sudah perjalanan naik bus Macyto selama 70 menit. Dan yang tersisa kesan bahagia bisa berkeliling kota berbarengan... 

Bagaimana Cara Naik Macyto?

Bus Macyto milik Pemkot Malang. Keberadaannya memang untuk tujuan pengenalan wisata kota  (city tour). Karena cuma ada 2 bus, warga ataupun wisatawan yang ingin menikmati kota Malang dengan Macyto harus mendaftar dulu. Tak berbayar alias gratis. 

Asik yaa ? Yang minat naik Macyto bisa mendaftar di Taman Rekreasi Kota. Lokasinya dibelakang Kantor Walikota. Rombongan atau secara personal juga bisa. Untuk rombongan bisa mengajukan ke Pemkot melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 

Menurut Pak Agung,  sampai Mei 2018, bus bertingkat Macyto sudah full booking. Wooww... Ini berarti minat untuk naik bus Macyto tinggi yaa....Semoga harapan kita semua, menjadikan Malang sebagai kota jujugan wisata terus berbenah dan semakin dilirik wisatawan dalam dan luar negeri. Aamiin.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun