Mohon tunggu...
Nyi Penengah Dewanti
Nyi Penengah Dewanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Author, Content Writer, Blogger, Reviewer.

Menulis adalah cara terbaik untuk bersyukur melebihi apa yang mulut mampu ucapkan. | Blogger | Penulis 8 Novel & 124 Antologi | Reviewer | open Partnership: mbaknyi@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Bersyukur Masih Diberi Ujian

9 April 2023   23:48 Diperbarui: 10 April 2023   00:34 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Bersyukur Masih Diberi Ujian


Semua orang berjuang dengan kisahnya masing-masing, percaya atau tidak terkadang kita merasa masih beruntung dibandingkan orang lain.

Saat Ramadan tiba, orang-orang sibuk menyiapkan takjil berbuka puasa saya justru diberikan ujian anak bayi 7 bulan saya harus rawat inap karena DB. Sedih, marah, kecewa, menyalahkan diri sendiri, tapi lantas mulai belajar untuk tenang. Ini ujian.

Selang satu jam setelah diinpus dan mendapatkan perawatan darurat, sikecil mendapatkan kamar. Saya ingin memberikan yang terbaik pokoknya. Awalnya saya mengira mendapatkan kamar yang berbarengan dengan banyak anak kecil lain. Ternyata bisa mendapatkan kamar yang hanya sekamar berdua. Syukurlah.

Di sebelah kami ada bayi dengan selang di hidung dan inpus di tangan. Beberapa jam kami bersama, akhirnya saling mengenal satu sama lain dalam menghuni kamar.

Sang ibu berkisah, jika anaknya ketika minum susu tersedak dan langsung ia larikan ke rumah sakit. Tetapi penanganan di rumah sakit sekitar kurang maksimal dan tidak ada alat maka dirujuklah ke rumah sakit yang sama dengan saya.

Untuk mengeluarkan susu yang menggumpal di dada, butuh banyak selang untuk memrosesnya. Dari minum yang menggunakan selang, dan ada terapi laser setiap hari yang harus dijalani. Intinya banyak kabel atau selang yang harus dipasang dan mengelilingi sibayik 3 bulan.

Ya Allah. Saya yang awalnya merasa hidup begitu berat dengan ujian ini kemudian bersyukur. Anakku masih diberikan sakit yang lebih ringan. Begitu ibu sebelah juga menguatkan saya. Bahwa tidak separah yang dialami anaknya.

Dalam buku yang pernah saya baca tertulis demikian, "Di setiap napasmu meski terngah-engah. Di setiap gerakmu, meski berat. Di setiap tumbuhmu, meski sulit. Ada nikmat yang saat ini bikin iri para penghuni kubur. Mereka merajuk dan memohon, 'Tuhan, kembalikanlah aku ke dunia. Beri aku kesempatan, seperti yang masih kau berikan pada mereka yang masih hidup, di atas tanahku terkubur." Garis pembedanya sangat jelas. Kamu masih punya kesempatan sedangkan mereka sudah habis kesempatan. (Terus Mengayuh Di tengah Badai - Deni Bekti).

Mari bersyukur dan terus merawat hidup dengan baik, karena kita punya kendali untuk mengarahkan hidup kita ke arah mana pun kita mau. Yang terpenting selalu bersyukur dengan apa yang Allah beri. Seperti yang saya bilang di atas, 'Manusia berjuang dengan kisahnya masing-masing'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun