Mohon tunggu...
Nyimas Ariny
Nyimas Ariny Mohon Tunggu... -

Masih seorang mahasiswi biasa | dan kelak akan jadi luar biasa, semoga :3

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pendatang

6 Agustus 2014   20:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:16 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulir peluh, bulir air mata, bulir darah

Bercampur menjadi satu kesatuan kesedihan dan perjuangan

Yang menyeruak di setiap jiwa ini

Perjuangan akan tanah kelahiran, perjuangan akan harga diri

Pendatang...

Mengapa datang membawa penderitaan ?

Dengan kawan-kawan tangguh penuh licik di punggung

Pendatang...

Kerakusan akan tanah yang dijanjikan

Membutakan mata hati manusia kalian

Jiwa-jiwa ini disini bersama dengan Allah di sisi kami

Percaya saudara-saudara diluar sana

Berusaha akan kebebasan kami

Kebebasan tanah kelahiran kami , kebebasan kemanusiaan kami

Pendatang...

Dengan kematian anak-anak kami ,kematian orang tua kami

Kematian kami dan kemusnahan kami

Apakah menjadikan kalian menang ?

Sesungguhnya kalian tidak akan pernah menang di sisi Allah

Tuhan pencipta semesta alam

Pemilik tanah terjanji yang kalian harap-harapkan

NB : Puisi ini lolos salah satu event Pena Indhis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun