Mohon tunggu...
Nyii Roro Adel Official
Nyii Roro Adel Official Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

7 Cara Mengatasi Bullying Pada Anak

26 Maret 2023   00:00 Diperbarui: 25 Maret 2023   23:59 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Aradelia Pinkkan Wahyudi
 
Kasus bullying di Indonesia sangat sering kita dengar, salah satunya yang terdapat di lingkungan sekolah. Miris rasanya saat lingkungan yang seharusnya adalah tempat yang nyaman untuk belajar justru berubah jadi lokasi yang menyeramkan. Oleh karena itu, menghentikan bullying harus tegas dilakukan. Semua pihak harus terlibat, mulai dari keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Seorang pelaku bullying memang bermaksud menyebabkan rasa sakit pada korbannya, baik menyakiti fisik atau kata-kata atau perilaku yang menyakitkan, dan melakukannya berulang kali. Anak laki-laki lebih mungkin mengalami bullying fisik, sedangkan anak perempuan lebih mungkin mengalami bullying secara psikologis, walaupun jenis keduanya tentu cenderung saling berhubungan. Parahnya kasus bullying juga kerap ditemukan di sekolah. Penting diketahui anak korban bullying ini mendapat perlindungan Undang-Undang. Dan bisa terancam pidana jika nekat melakukan bullying.
Pengertian Bullying Secara etimologi bullying berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut mengusik (supaya menjadi takut, menangis, dan sebagainya), merisak secara verbal. Sementara itu, bullying juga dikenal sebagai penindasan. Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Bullying bisa berdampak sangat luas mulai dari terganggunya prestasi akademik siswa, kehidupan sosial, kesehatan mental dan fisik, hingga keselamatan nyawa. Untuk itu, dibutuhkan cara yang tepat untuk mencegah bullying di lingkungan sekolah, rumah, juga dunia maya.
Berikut ini adalah cara mengatasi bullying :
1. Deteksi Tindakan Bullying Sejak Dini
Sebagai seorang guru, kita harus peka dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh siswa. Jangan sampai hal-hal yang menyebabkan siswa tidak nyaman atau bahkan membahayakan siswa terjadi secara terus menerus. Contohnya menghina bentuk fisik, merampas benda-benda, atau menyakiti fisik. Apapun dalihnya, bercanda sekalipun, hal seperti tidak dapat dibenarkan. Segera hapuskan bibit-bibit bullying sedini mungkin
2. Edukasi Anak Mengenai Bullying
Memberikan pengetahuan mengenai bullying kepada anak adalah salah satu cara mencegah bullying yang paling ampuh. Sejak dini, Anda harus memberitahu anak mengenai pengertian, bahaya, dan dampak bullying. Bentuk-bentuk edukasi dapat dilakukan dengan cara menyelipkan pesan anti bullying dalam pembelajaran, menempelkan poster-poster anti bullying, atau berikan nasihat pada saat upacara bendera.
Berikan mereka pengertian bahwa bullying adalah suatu tindakan yang salah dan hanya dilakukan oleh pecundang. Pengetahuan yang diberikan sejak dini akan mencegah anak menjadi pelaku maupun korban bullying.
3. Minta Anak untuk Berbicara Soal Bullying Kepada Anda
Kebanyakan korban bullying tidak berani mengatakan bahwa dirinya sedang menjadi korban penindasan baik secara fisik maupun psikis. Mereka akan menyimpannya sendiri sehingga risiko depresi atau bunuh diri semakin besar. Sebagai orang tua, Anda harus mengatakan kepada anak bahwa mereka harus berani berbicara mengenai bullying kepada Anda maupun orang lain yang bisa ia percaya. Support seperti ini akan mencegah anak menjadi korban bullying yang depresi. Ketika Anda mengetahui bahwa anak menjadi korban bullying, Anda bisa memberikan support agar mereka tidak menjadi down dan bangkit dari penindasan ini.
 
4. Jalin Komunikasi yang Baik dengan Anak
Salah satu hal yang membuat anak diam ketika mereka menjadi korban bullying adalah karena takut untuk mengatakannya kepada orang tua dan keluarganya. Oleh karena itu, Anda harus menjalin komunikasi yang baik agar anak selalu terbuka kepada Anda
Ketika anak menjadi korban bullying, ia akan bercerita kepada Anda. Apabila anak sudah bercerita kepada Anda bahwa ia menjadi korban bully, segera ambil tindakan dengan berbicara kepada guru atau orang tua si pelaku bullying.
 
5. Tidak Melakukan Kekerasan Terhadap Anak
Kekerasan bukan hanya menyakiti secara fisik. Terkadang kata-kata kita yang keras dan cenderung kasar saat memarahi anak, bisa membuat dirinya menjadi pelaku bullying. Sebagai orang tua, sudah saatnya Anda memberikan contoh yang baik kepada anak. Apabila anak salah, tegur dia secara baik-baik, bukan dengan berteriak apalagi memukul fisiknya.
 
6. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri
Pelaku bullying akan semakin bersemangat ketika mengetahui bahwa korbannya merasa minder dan semakin terpuruk. Untuk mencegah sekaligus memberikan efek jera pada pelaku bully, bangun rasa percaya diri agar tidak terlihat minder atau takut kepada si pelaku. Percayalah, pelaku bullying akan malas menindas orang yang berani dan percaya diri.
 
 
7. Jangan Menunjukan sikap Takut Atau Sedih
Pelaku bullying tentu akan merasa puas ketika berhasil membuat korbannya sedih, takut, dan semakin terpuruk. Cara mencegah bullying yang paling efektif adalah tidak menunjukkan sikap takut atau sedih di depan pelakunya. Jika kamu terus berkonsisten menunjukkan sikap seperti ini, maka pelaku bullying lama kelamaan akan mundur karena takut.

Inilah 7 cara mencegah bullying pada anak-anak dan remaja ini bisa dilakukan oleh orang tua. Cara mencegah bullying ini dapat dilakukan untuk menghindari diri sendiri atau orang lain dari kasus perundungan. Segala tindakan bullying tidak dibenarkan, apapun alasannya. Jangan biarkan diri sendiri maupun orang terdekatmu menjadi depresi karena dijadikan korban bullying. karena langkah pencegahan bisa dimulai dari lingkungan keluarga.
 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun