Menulis itu Sehat
Materi Menulis itu Sehat untuk kelas 1, 2, 3 perlu berpikir juga. Bagaimana supaya materi tersebut sampai kepada mereka yang usianya sekitar 7 sampai 9 tahun.
Kepada mereka tentunya harus disesuaikan dengan bahasa dan daya pikirnya. Â Supaya bahasannya sampai harus tahu psikologis mereka. Sasarannya mereka mengerti, paham, bisa melakukan, dan bahagia.
Mencoba tanya jawab dulu. Langkah pertama pembukaan atau pemanasan untuk mengetahui sejauh mana mereka tahu tentang pembahasan di atas.
"Anak-anak siapa yang berani menjelaskan judul di atas?"
tanyaku.
Belum ada yang mau menjawab. Ada kemungkinan pertanyaannya belum spesifik. Kemudian kucoba merubah pertanyaan yang lebih spesifik.
"Anak-anak siapa yang berani menjelaskan arti dari menulis?" tanyaku kepada mereka.
Nah, setelah ada perubahan pertanyaan yang lebih spesifik baru ada beberapa anak yang berani memberikan pendapatnya. Pendapat yang sangat bagus.
Fatimah, "Menulis apa yang ada dalam pikiran!"
Arsya, "Menuliskan pengalaman yang ada di kepala!"
Pendapat mereka lucu dan betul. Mereka perlu diapresiasi karena berani memberikan pendapat. Masalah benar tidak atau kurang lebih tidak menjadi masalah.
Pendapat yang luar biasa namanya juga anak-anak lagi belajar. Terkadang kita sebagai orang dewasa ada rasa malu dan takut salah untuk mengungkapkan.
Setelah tanya jawab baru pembahasan dimulai. Tema tersebut diangkat karena melihat kondisi di lapangan sedang meraja virus gondongan atau mumps yang menyerang rata-rata anak usia sekolah dasar.
Gondongan atau mumps adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar ludah, sehingga menyebabkan pembengkakan. (Al Overview google).
Semoga salah satu upaya yang dilakukan dengan menulis bisa sebagai alternative penangkalnya. Karena menulis itu sangat mudah dan tidak butuh biaya besar. Mereka pasti belajar dan ada yang sudah bisa menulis.
Usaha orang dewasa memberi penguatan bahwa salah satu manfaat dari menulis adalah mampu menjaga kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh sangat diperlukan bagi semua orang termasuk anak-anak yang rentan akan terkena virus. Semoga dengan salah satu usaha ini bisa menjadi solusi.
Selalu berusaha bagaimana supaya mereka paham apa yang disampaikan. Mencoba dengan bahasa mereka mengungkapkannya lewat sebuah percakapan atau cerita.
"Heem, aku akan mendatangi anak yang bernama Bara supaya dia sakit gondongan!" pikir si Virus.
"He he, sok aja kalau kamu bisa!" ucap Bara sambil ketawa sinis.
"Heem, awas Bara aku serang!" ucap si Virus.
"Oke, silakan aja!" jawab Bara lagi.
"Duuh kenapa sih kamu susah amat Bara?" tanya si Virus.
"Hee karena aku suka menulis!" jawab Bara sambil senyum.
"Oh gitu yah?" ucap si Virus sambil meringis karena merasa cape dan lelah tidak berhasil menyerang Bara.
Bara akhirnya tersenyum. Dia pun merasakan bahwa dengan menulis banyak manfaatnya. Dalam hati terdalam Bara berniat ingin terus belajar menulis sampai bisa.
Bara tak lupa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan merasa takjub. Ternyata Allah Swt maha kuasa atas segalanya.
"Diceritakan Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengatakan, "Tidak ada penyakit yang Allah Swt ciptakan, kecuali Allah SWT menciptakan obatnya." (HR. Bukhari).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H