"Ooh Bunda, ...!"Â
"Maaf Bunda, setiap jadwal pembelajaran selalu ada, dan saya share video pembelajaran yang menarik buat anak-anak...!"Â
"Masalahnya bukan itu Bu Guru, ...!"
Saya sebagai guru terdiam dan berusaha terus menyimak tulisan di WA. Dapat diambil sebuah kesimpulan. Intinya orangtua tersebut memohon bantuan untuk putrinya bisa belajar sama bu guru di sekolah dengan alasan saaaangat banyak.Â
Untuk sementara saya beri penjelasan, "Bunda mohon maaf sekali saya sebagai guru ingin sekali dan sudah tak tahan ingin bertemu anak-anak tapi kondisi yang belum bisa menemukan kami."Â
Maaf Bu Guru, "Video juga boleh tapi ingin video ibu langsung...!"Â
"Yaa Allah Ya Allah...!" Â hatiku bergumam. Â
"Maaf Bun, sengaja Bu Tita  pilihkan video yang lebih bagus." Saya tak kalah menjawab. Maksudnya vidioku kurang bagus...maklum video Mak Emak...he.
"Bukan bagus dan kurang bagusnya Bu Guru, maaf nampaknya gurunya langsung akan beda diterima sama anaknya maksudnya anakku...!"
Astaghfirullah, apa yang dikatakan oleh Bunda peserta didik tadi tidak salah dan emang benar biasanya anak akan nurut sama gurunya langsung tak bisa diwakilkan oleh guru yang lain. Berarti menanggapi hal ini saya harus siap buat video sendiri walau bagaimana hasilnya. Yang penting saya gurunya bukan yang lain pada saat ini.Â
Saya harus memperbaiki managemen mengajarkanku walau itu ada kerjasamanya dengan guru lain. "Yuuu kita perbaiki sebelum terlambat...!" Nampaknya orangtua dan peserta didik ingin yang mengajar itu gurunya langsung.