Mohon tunggu...
Nyonya Buku
Nyonya Buku Mohon Tunggu... -

living with books, real husband and lovable son. writing for build the city. reading for weekend pleasure.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

69 Cara Asyik Menghadapi Wartawan

24 Januari 2011   05:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:14 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: 69 Panduan Humanis Menghadapi Wartawan –dan riset terhadap 423 wartawan. Penerbit: Penerbit Buku Lintas Batas Kolasi: 138 hal +xiii Seperti judulnya, isi buku ini semacam ‘do and dont’s saat menghadapi wartawan. Cocok untuk pelaku kehumasan dan narasumber yang peduli pemberitaan. Sebab, buku ini memang memuat contoh-contoh nyata yang terjadi dalam aktivitas kehumasan sehari-hari, terutama dalam relasi mereka dengan wartawan.  Dilengkapi dengan ilustrasi menarik dan kata-kata yang ringkas,  buku ini bisa dibaca cepat namun dijamin lama mengendap. Benang merahnya begitu jelas: mari memanusiakan wartawan. Misalnya, pada poin 1: jangan pernah tanya tentang penerbitan artikel ke wartawan yang baru saja mewawancarai Anda. Please.. jangan tanya “nanti beritanya naik di halaman berapa ya?” Well, Devi sungguh benar. Pertanyaan itu, jujur saja, emang paling bikin ilfeel dan eneg. Kenapa? 1. Sebab reporter bertugas melakukan wawancara dan menulis hasilnya.itu saja. 2. Keputusan naik atau tidaknya berita, sangat tergantung pada rapat redaksi. Tergantung juga dengan daya saing berita tersebut dengan berita lainnnya, kecuali penugasan khusus yang memang sudah diniatkan pasti terbit. 3. Nah, meskipun penugasan khusus, reporter sama sekali tidak tahu di halaman berapa artikel itu turun. Memang ada ‘ancer-ancer’, misalnya rubrik megapolitan di halaman xx sampai xx, dst. Tapi tetap, enggak pernah tahu pasti.  Jangankan reporter, editor pun enggak tahu pasti sampai konfigurasi iklan diketahui dan dummy layout bisa dilihat pada sore hari.

Pict:georgecoghill.com

Nah, itu baru satu poin yang diingatkan Devie, profesional di bidang komunikasi selama 10 tahun ini.—kini menjabat sebagai Kepala Kantor Sekretariat Pimpinan UI. Lainnya: - jangan membuat ‘biaya wartawan’ saat membuat budget kegiatan tahunan.(poin 68, hal 126) — -sebagai humas yang baik, bersedialah tetap terjaga sampai pukul 11 malam dan siap menjawab pertanyaan wartawan.(poin 41, hal 49) –kalau enggak mendesak banget, wartawan enggak bakalan telpon jam segini.

:D
:D
-data, data dan data!!  termasuk press release yang ada isinya–(antara lain poin17 hal 37, 32 hal 64, 33 hal 66, poin 62 hal 114)  ——-Yup, yang dibutuhkan wartawan sebetulnya ya data itu. Percayalah, nilai data sangat berharga bagi wartawan. Bukan goodiebag. Contoh diatas, baru beberapa. Ada beberapa poin yang sebetulnya bisa dijadikan satu, sehingga tidak perlu mengulang-ulang. But overall, buku mungil ini cocok dibaca pelaku kehumasan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun