Puisi oleh: Nur Yuniati Ayu Pertiwi
Ayah...
Izinkan aku melukiskanmu dalam bait puisiku
Aku ingin melukiskan semua yang kulihat darimu
Yang akan kujadikan bahan untuk mengisi torehanku
Ayah...
Tahukah engkau pena ku bergetar
Seketika ingatanku lumpuh
Tak jarang aku harus menghapus sebuah
Kata yang kurang tepat untuk dirimu
Ayah...
Andai engkau tahu
Mengibaratkan dirimu dalam puisi
Sangat sulit bagiku karena hakekatnya
Engkau tak bisa kuibaratkan dengan kata-kata
Aku telah menulis 1001 puisi tentangmu
Namun sayang, tak satupun yang bisa mewakilkan dirimu
Menorehmu dalam bait puisi
Jujur, aku kaku dan ingin rasanya aku menyerah
Namun, melihat sosokmu yang tak pernah
Mengenal kata menyerah
Mengenal kata lelah
Seakan mengutuk jiwaku untuk bangkit kembali
Andai...
Andai aku dapat merasakan perjuanganmu
Sungguh takkan sanggup diri ini
Perjuanganmu sungguh sangat berarti
Demi keluarga kecilmu ini
Teringat dimasa kecilku
Terekam jelas dalam benakku
Dimana masa itu Ayah menggendongku
Ayah melihatku dengan penuh kebanggaan
Ketika mendapatiku masuk ke sekolah ternama
Ayah yang selalu ada disaat aku butuh
Ayah yang selalu ada disaat aku kesepian
Ayah yang selalu ada saat aku dikecewakan banyak orang
Dengan penuh sabar tertutur kata dari lisanmu
"Semangat anakku" bersamaan dengan manisnya senyummu
Ayah maafkan anakmu ini
Aku telah banyak mengecewakanmu
Sungguh egois diri ini
Selalu mementingkan keinginan diri
Den merasa ingin menang sendiri
Terimakasih Ayah
Engkau adalah Pangeran dalam hidupku
Yang selalu membawa cinta dalam hatiku
Takkan ada satupun yang dapat menggantikanmu
Karena engkau adalah cinta pertama dan terakhirku
Aku bangga pada dirimu Ayah
Mendapati sosokmu hingga saat ini
Ayah memang tidak melahirkanku
Tapi cintamu padaku tak dapat kuragukan
Aku mencintaimu, Ayahku...
-Putrimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H