" Ma, hari ini jalan kaki lagi ke sekolah ya......kenapa tidak naik motor aja ma ", putri kecilku berkata dengan nada memelas
" Kan jaraknya dekat Mbak, lagian lebih asyik jalan kaki karena kita bisa ngobrol sembari berpegangan tangan. Kalau naik motor kan nggak bisa sayang ". begitulah jawabanku dengan disambut dengan senyuman diwajah mungilnya.
Sebenarnya jarak antara rumah dan sekolah anakku boleh dibilang tidak terlalu jauh, kalau berjalan kaki memakan waktu sekitar 15 menit. Kalau ditempuh dengan bermotor bisa kurang dari sepuluh menit. Tapi saya lebih memilih mengantar anak dengan berjalan kaki, karena ada beberapa alasan psikologis menurut saya bisa berdampak positif bagi anak.
Membiasakan anak berolahraga
Jalan kaki termasuk salah satu olah raga ringan , namun tak semua orang mau melakukannya. Apalagi di zaman yang serba digital ini, sepertinya kaum rebahan lebih memilih menggunakan kendaraan untuk beraktivitas ketimbang berjalan kaki. Padahal jalan kaki itu sangat baik untuk kesehatan terutama jantung dan paru kita.Â
Berdasarkan Global Burden of Disease and Institute for Helath Metrics and Evaluation ( IHME ) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, bahkan Data Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) 2013 dan 2018 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 tren peningkatan penyakit jantung sebesar 0,5% meningkat menjadi 1,5% pada tahun 2018.
Padahal dengan melakukan olahraga jalan kaki saja sudah bisa mengurangi resiko kita untuk terkena penyakit jantung, jadi akan lebih baik jika kita membiasakan para generasi penerus untuk melakukan olahraga ringan ini
Bahkan ada beberapa manfaat lain berjalan kaki bagi tubuh kita loh.
Awalnya memang tidak mudah untuk mengajak anak berjalan kaki, meskipun jaraknya dekat pasti dianggap jauh sehingga mengeluh capek. Tapi ketika sudah dijalani tiap hari, anak-anak pun akan terbiasa.Â
Menumbuhkan Rasa Peduli dalam diri anak-anak
Selama perjalanan menuju ke sekolah banyak sekali pemandangan di sekeliling yang pada akhirnya menstimulasi otak anak untuk mengungkapkannya melalui kosakata.Â
" Ma, nenek itu biarpun tu tapi masih kuat jalan kaki ya ma ". Begitulah komentar anakku ketika melihat seorang nenek-nenek yang meskipun langkahnya pelan tapi masih sanggup berjalan dengan tegap.
" Hai mbak, laris dagangannya hari ini ? " sapaku pada salah satu penjual kue ketika melalui pasar. " Alhamdulillah mbak,lumayan hari ini.......ngantar sekolah ya? ", jawab Mbak Santi, pedagang kua itu.
Mungkin sapaan ini adalah hal yang sederhana, namun mampu mengungkapkan rasa kepedulian  terhadap lingkungan di sekitar kita. Anak pun akan terbiasa melakukan interaksi dengan orang di sekelilingnya.
Mempererat hubungan sosial
Kalau menggunakan motor,kesempatan untuk ngobrol dengan anak sangat terbatas karena jarak tempuh yang dekat dan kondisi pun tidak memungkinkan untuk banyak ngobrol di motor.
Kalau berjalan kaki biasanya kami berdua akan berpegangan tangan sepanjang jalan, sembari bercerita tentang apapun yang kami lihat di sepanjang jalan. Hal ini menciptakan komunikasi yang efektif antara kita dan anak-anak. Pada saat pulang sekolah, saya pun akan menanyakan apa saja hal yang terjadi di sekolah pada hari itu. Sehingga anak akan mengaggap saya seperti sahabatnya, tempat dia berbagi cerita apapun. Sehingga hubungan kita dengan anak akan semakin dekat, bahkan hal sederhana ini akan menjadi memori tersendiri didalam pikiran anak.
Menjaga komunikasi yang baik dengan anak merupakan salah satu cara menjaga kesehatan mental anak. Diantara deliknya kondisi sosial di era digital ini peran orang tua menjadi hal penting agar anak-anak tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.Â
Menumbuhkan rasa bahagia
Kesehatan tubuh yang terjaga dengan berjalan kaki, serta rasa nyaman pada saat melakukannya akan menumbuhkan rasa bahagia. Itulah kenapa berjalan kaki dapat mengurangi stress.Â
Pernah suatu ketika, sepulang sekolah saya melihat mata anakku berkaca-kaca. Tapi saya tidak serta merta bertanya apa yang terjadi. Kupegang tangannya sambil bercerita tentang apa yang kulihat disekeliling, putri kecilku yang tadinya hanya diam akhirnya bercerita bahwa hari itu dia tidak bisa mengerjakan soal matematika pada saat disuruh bu guru maju ke depan kelas. Kupeluk dia sebentar sembari berkata " Yang namanya belajar itu, wajar saja salah.....jangan takut,nanti kita belajar lagi di rumah ya nak". Akhirnya kami pun pulang sembari berpegangan tangan. Mendung yang tadinya hampir hujan berganti dengan pelangi.
Bagi anda yang sekolah anaknya jauh dan harus ditempuh dengan mobil atau motor, bisa juga menggunakan kesempatan weekend untuk mengajak anak berjalan kaki. Sembari berolahraga, menikmati akhir pekan dengan berceloteh gembira bersama anak. Hal ini banyak manfaatnya bagi psikologis anak terutama bagi anda yang rutinitasnya padat sehingga tidak memiliki waktu untuk bersama keluarga pada saat hari kerja.
Silahkan dicoba untuk memanfaatkan weekend dengan berjalan kaki dengan anak....
Sumber referensi :
- Apa saja manfaat berjalan kaki? - Direktorat P2PTM (kemkes.go.id)
- Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian, Kemenkes Perkuat Layanan Primer – Sehat Negeriku (kemkes.go.id)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H