Menumbuhkan Rasa Peduli dalam diri anak-anak
Selama perjalanan menuju ke sekolah banyak sekali pemandangan di sekeliling yang pada akhirnya menstimulasi otak anak untuk mengungkapkannya melalui kosakata.Â
" Ma, nenek itu biarpun tu tapi masih kuat jalan kaki ya ma ". Begitulah komentar anakku ketika melihat seorang nenek-nenek yang meskipun langkahnya pelan tapi masih sanggup berjalan dengan tegap.
" Hai mbak, laris dagangannya hari ini ? " sapaku pada salah satu penjual kue ketika melalui pasar. " Alhamdulillah mbak,lumayan hari ini.......ngantar sekolah ya? ", jawab Mbak Santi, pedagang kua itu.
Mungkin sapaan ini adalah hal yang sederhana, namun mampu mengungkapkan rasa kepedulian  terhadap lingkungan di sekitar kita. Anak pun akan terbiasa melakukan interaksi dengan orang di sekelilingnya.
Mempererat hubungan sosial
Kalau menggunakan motor,kesempatan untuk ngobrol dengan anak sangat terbatas karena jarak tempuh yang dekat dan kondisi pun tidak memungkinkan untuk banyak ngobrol di motor.
Kalau berjalan kaki biasanya kami berdua akan berpegangan tangan sepanjang jalan, sembari bercerita tentang apapun yang kami lihat di sepanjang jalan. Hal ini menciptakan komunikasi yang efektif antara kita dan anak-anak. Pada saat pulang sekolah, saya pun akan menanyakan apa saja hal yang terjadi di sekolah pada hari itu. Sehingga anak akan mengaggap saya seperti sahabatnya, tempat dia berbagi cerita apapun. Sehingga hubungan kita dengan anak akan semakin dekat, bahkan hal sederhana ini akan menjadi memori tersendiri didalam pikiran anak.
Menjaga komunikasi yang baik dengan anak merupakan salah satu cara menjaga kesehatan mental anak. Diantara deliknya kondisi sosial di era digital ini peran orang tua menjadi hal penting agar anak-anak tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.Â
Menumbuhkan rasa bahagia