Kota palembang merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang terkenal sebagai pusat kerajaan sriwijaya. Jadi tak heran jika didalam kota ini banyak kita temui bangunan-bangunan bersejarah yang menyimpan berbagai cerita yang menarik untuk ditelusuri. Mulai dari Benteng kuto besak, Kampung kapitan, jembatan ampera, Bukit Siguntang hingga Monpera ( Monumen Perjuangan Rakyat ).
Sore yang cerah ini, saya berkesempatan mengunjungi kembali salah satu bangunan bersejarah tersebut setelah lebih dari 10 tahun lalu saya pernah mengunjungi tempat ini. Meskipun terlahir dan dibesarkan di Palembang tapi kesibukan aktivitas sehari-hari seringkali membuat saya jarang meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat yang sebenarnya menarik untuk dikunjungi. Monpera ini adalah bangunan bersejarah di palembang yang terletak diantara jembatan Ampera dan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin.
Monumen perjuangan rakyat ini diresmikan pada tanggal 23 februari 1988 oleh Menko Kesra yang pada saat itu dijabat oleh H. Alamsyah Ratu Prawiranegara. Monumen ini merupakan saksi bisu perang lima hari lima malam di Palembang. Namun saat ini saya tidak akan bercerita mengenai sejarah berdirinya Monpera, tapi menggambarkan kondisi Monpera saat ini yang semakin menarik untuk dikunjungi karena lingkungan di sekitar Monpera telah di percantik oleh Pemerintah daerah dengan hadirnya taman bermain , yang setiap sorenya menjadi salah satu tempat bagi warga palembang untuk menikmati suasana sore hari di kota ini.
Halaman depan monpera telah dipercantik dengan beberapa ornamen yang nampak juga sebagai pagar bagian depan monpera, ditambah patung berbentuk gading gajah yang berdiri dengan kokoh, sama gagahnya dengan patung Garuda yang ada di bagian tengah monumen tersebut . Disamping kanan kiri Monpera kita dapat melihat ada jalan setapak yang diatasnya dibangun hiasan warna warni sehingga menjadi salah satu tempat favorit bagi warga untuk berfoto, sesuai dengan tuntutan zaman millenial ini bahwa sosmed belum lengkap tanpa foto selfie.
Di samping tempat tersebut kita bisa menemukan ada media untuk berolahraga, meskipun hanya 2 macam tapi cukup membantu masyarakat untuk menikmati tempat ini. Jika anda memiliki anak yang masih kecil, halaman belakang Monpera sangat tepat untuk dijadikan arena bermain bagi anak karena disini juga telah tersedia beberapa fasilitas permainan yaitu ayunan, perosotan, tempat duduk putar, tempat memanjat dan duplikat pensil warna ukuran besar untuk mengajari anak bermacam-macam warna.
Putri saya yang berumur 6 tahun langsung menyerbu tempat duduk putar begitu sampai di tempat ini, bertiga dengan keponakan lainnya mereka bermain dengan gembira. Setelah bosan dengan tempat duduk putar itu, mereka pun bermain ayunan. Di taman bermain itu tersedia 4 ayunan sehingga mereka tak perlu bergantian untuk bermain, melainkan bersama-sama tertawa menikmati permainan tradisional yang tak kalah menarik dengan gadget.
Sembari mengawasi mereka yang sedang bermain, saya pun duduk di tepi taman menikmati suasana senja yang perlahan akan berganti malam. Sekitar kurang lebih satu jam saya menunggu anak-anak bermain kesana-kemari sampai mereka lelah sendiri. Ternyata tak perlu biaya mahal untuk membuat mereka bahagia menikmati dunianya. Dan bermain di arena taman bermain ini dapat menjadi salah satu solusi bagi para orang tua yang anaknya kecanduan gadget.
Dulu para leluhur telah bersusah payah melawan para penjajah hingga Monumen Perjuangan ini dapat berdiri dengan kokoh di jantung kota Palembang, dan saat ini sudah sewajarnya para generasi penerus memelihara peninggalan bersejarah ini sebagai bukti kekuatan para pejuang terdahulu. Dan semangat para pejuang pun menjadi panutan bagi generasi yang akan datang untuk lebih gigih membangun kota Palembang yang tercinta ini.
Sedikit cerita di sore hari pada bulan mei 2022 ini semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H