Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memapah Negeri Menuju Net Zero Emissions 2060

23 Oktober 2021   10:20 Diperbarui: 23 Oktober 2021   10:41 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.fisikazone.com

Saat ini kita sedang merasakan bagaimana cuaca dapat berubah sewaktu-waktu, hawa panas pun terasa di berbagai daerah di Indonesia dan juga belahan dunia lainnya, bencana alam bertebaran dimana-mana. Dampak pemanasan global sudah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

Pernahkah anda membayangkan beberapa puluh tahun yang akan datang, ketika anak cucu kita yang sedang tumbuh menjadi generasi penerus, harus menghadapi kehidupan dengan cuaca ekstrem, suhu permukaan bumi jauh lebih tinggi dari saat ini , krisis bahan bakar dan bencana alam yang silih berganti.

Haruskah kita mewariskan berbagai persoalan pelik ini kepada generasi penerus, dan membiarkan mereka menghadapinya dengan penuh kebingungan dan tanpa bekal sedikitpun. Itu sama saja kita menghancurkan masa depan mereka.

Kenapa Hal Ini Bisa Terjadi ??

Manusia tanpa sadar, dalam berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari menjadi faktor penyebab pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer. Gas-gas ini yang menyerap energi inframerah dari cahaya matahari, dan kemudian akan dipantulkan kembali ke ruang angkasa. Hal ini menyebabkan atmosfer menjadi panas dan kenaikan suhu permukaan bumi. Peristiwa ini yang kita kenal dengan Efek Rumah Kaca.

sumber: www.fisikazone.com
sumber: www.fisikazone.com

Fenomena efek rumah kaca ini sebenarnya wajar terjadi, namun fenomena ini terjadi begitu cepat sehingga dapat menyebabkan berbagai kerusakan di bumi.

Penyebab Efek Rumah Kaca

Tingginya jumlah Karbondioksida ( CO2 ) di bumi dapat menahan pantulan sinar matahari sehingga suhu bumi meningkat, lapisan ozon pun menipis.

Beberapa kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari tanpa sadar akan mewariskan kesengsaraan bagi generasi yang akan datang. Kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi persoalan kronis yang belum ketemu titik akhirnya. Entah karena sudah membudaya atau karena lingkungan sosial yang membentuknya. Tumpukan sampah di TPA yang kian hari kian menggunung seiring dengan menjulangnya kurva pertambahan penduduk .

Permasalahan lingkungan lainnya yang menjadi persoalan pelik hingga saat ini adalah peningkatan penggunaan kendaraan bermotor. Saat ini hampir setiap rumah memiliki kendaraan pribadi, baik itu motor maupun mobil. Kendaraan ini setiap hari akan menghasilkan gas-gas buang yang akan membahayakan lapisan atmosfer. 

dokpri.
dokpri.

Berdasarkan data dari Direktorat Inventarisasi GRK dan MPV tahun 2020, GRK Nasional mulai turun dibeberapa tahun belakangan ini. Namun jangan senang dulu karena penurunan ini belum ada artinya dalam mencapai target Nationally Determined Contribution ( NDC ) pada tahun 2030, dan Net Zero Emissions selambat-lambatnya pada tahun 2060.

Sumber Data: www.ditjenppi.menlhk.go.id
Sumber Data: www.ditjenppi.menlhk.go.id

Menurut Purnomo Yusgiantoro, Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral " Yang menarik bahwa capaian NDC Indonesia pada tahun 2030 memang dipertanyakan, Is it Possible untuk kita capai. Saya kira ini membutuhkan kerja keras kita semua". Hal ini diungkapkan beliau secara daring pada acara Dimensi dan Indikator Menuju transisi Energi Indonesia Untuk Net Zero emission 2060,yang diselenggarakan oleh Purnomo Yusgiantoro Center (11/9/2021).

Apa yang dikatakan beliau memang benar adanya,untuk mencapai target tersebut butuh dukungan dan kerja keras dari semua pihak. Apalagi untuk menurunkan emisi GRK hingga 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan dukungan internasional. Pemerintah menitik beratkan pada 5 sektor untuk menurunkan emisi GRK nasional yaitu : energi,limbah, Industrial Processes and Production Use ( IPPU ), pertanian dan kehutanan.

Dalam sektor energi, pemerintah menerapkan berbagai kebijakan pembangunan rendah karbon seperti : Penurunan Intensitas Energi ( Efisiensi Energi ), Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan ( EBT ), penerapan Standar Kinerja Energi Minimum ( SKEM ) dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai ( KBLBB ).

Sebagai masyarakat Indonesia yang peduli dengan nasib anak bangsa , dan rasa prihatin terhadap masa depan atmosfer dunia, sudah seharusnya kita melakukan sesuatu untuk berpartisipasi mendukung terwujudnya NZE maksimal pada tahun 2060.

Apa saja hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk mendukung terwujudnya NZE ??

  • Kurangi penggunaan kendaraan yang dapat menghasilkan emisi.

Pada saat ini sudah tak heran lagi jika satu rumah memiliki lebih dari satu kendaraan. Setiap anggota keluarga seringkali menggunakan kendaraan sendiri-sendiri dengan alasan tempat aktivitas yang berbeda-beda. Tapi mulai saat ini cobalah anda kurangi penggunaan kendaraan lebih dari satu. Misalnya satu keluarga hanya menggunakan satu mobil untuk mengantar anggota keluarga beraktivitas. Kepala keluarga akan kekantor, anak-anak mau sekolah, dan istri mau ke pasar, semuanya bisa dilakukan hanya dengan satu alat transportasi. Dengan komitmen untuk berangkat lebih pagi.

Atau jika sekolah anak-anak, dan jarak ke pasar dekat ada baiknya menggunakan sepeda, hemat biaya dan sekaligus olahraga. Hal ini pasti bisa dijalani, hanya butuh komitmen dan disiplin waktu. Dengan begini kita sudah membantu menyelamatkan bumi dan juga masa depan generasi penerus kita.

  • Gunakan kendaraan dengan baik dan servis secara teratur

Gunakan kendaraaan dengan baik, pertahankan kecepatan yang stabil pada saat mengemudi, antisipasi kapan harus menginjak rem dan kapan harus menginjak pedal gas. Lakukan servis kendaraan secara rutin dan teratur maka, hal ini dapat membantu mengendalikan emisi gas kendaraan yang anda gunakan.

Dan satu hal lagi yang harus kita perhatikan adalah memilih jenis kendaraan yang kita gunakan. Pilihlah kendaraan yang ramah lingkungan. Berbagai perusahaan otomotif telah banyak menyediakan kendaraan jenis ini , mengingat pengurangan emisi gas telah menjadi target global.

  • Gunakan lampu yang hemat energi

Upayakan menggunakan lampu pijar di rumah karena lebih hemat 2/3 kali dari lampu biasa. Tapi ingat, lampu pijar mengandung merkuri, jadi pastikan sebelum membeli untuk memilih lampu pijar dengan kandungan merkuri yang sedikit.

  • Efisiensi penggunaan barang-barang elektronik rumah tangga

Kulkas, Kipas angin, AC, Mesin cuci adalah deretan alat-alat rumah tangga yang digunakan tiap hari jadi. Gunakan barang-barang elektronik yang hemat energi,  pastikan untuk teliti sebelum membeli. Apabila setiap rumah dapat melakukan penghematan energi secara maksimal melalui penggunaan alat-alat rumah tangga, maka akan berkontribusi sangat besar terhadap penggunaan daya listrik nasional.

  • Pertimbangkan penggunaan energi alternatif

Matahari, air dan angin adalah sumber-sumber energi alternatif. Oleh sebab itu, saat ini banyak sudah perusahaan utilitas yang hadir dengan menawarkan energi yang ramah lingkungan. Jika anda memiliki sumber dayanya, bisa dilakukan dengan membuat panel sinar matahari atau turbin angin sendiri.

Selain itu pemerintah juga telah melakukan berbagai penelitian dan inovasi untuk menciptakan berbagai energi baru dan terbarukan. Sumber daya alam yang ada di Indonesia dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghasilkan sumber energi demi kebutuhan masyarakat.

  • Kurangi penggunaan barang-barang yang dapat menghasilkan sampah plastik.

Sampah plastik adalah sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh tanah. Jadi, kalau berbelanja ke pasar atau supermarket gunakanlah kantong belanja yang ramah lingkungan. Jika minum dikafe upayakan tidak menggunakan sedotan plastik. 

Sampah plastik berpotensi mencemari udara melalui insenerasi ( pembakaran terbuka ) dan insenerasi dapat menghasilkan emisi karbondioksida ( CO2).

  • Biasakan untuk melakukan daur ulang terhadap barang-barang yang tidak terpakai.

Kebiasaan untuk mendaur ulang sampah dan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi, bukan hanya menyelamatkan lingkungan tapi juga dapat meningkatkan perekonomian. Sudah banyak produksi kerajinan tangan yang memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai, bahkan ada yang sudah di ekspor keluar negeri.

Bagi anda yang memiliki hobi berkebun, sampah organik dapat dijadikan pupuk buatan untuk menyuburkan tanaman. Jadi tidak perlu merogoh kocek lagi untuk membeli pupuk tanaman. Semuanya hanya butuh keinginan dan komitmen dalam melakukannya.

Pemerintah menetapkan berbagai kebijakan untuk mencapai target NZE paling lambat tahun 2060 , namun untuk memapah negeri ini untuk mencapai target itu membutuhkan kontribusi kita semua. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi yang akan menyelamatkan masa depan anak cucu kita nanti. Mulailah dari diri kita sendiri untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman tanpa polusi.

Referensi :

  1.  Purnomo Yusgiantoro: Butuh Kerja Keras Capai Target NDC 2030 (beritasatu.com)
  2.  http://ditjenppi.menlhk.go.id/reddplus/images/adminppi/dokumen/igrk/lapigrkmrv2019.pdf
  3.  https://www.icdx.co.id/news-detail/publication/dampak-emisi-karbon
  4.  http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XIII-11-I-P3DI-Juni-2021-236.pdf
  5. Cara Mengurangi Emisi Karbon (dengan Gambar) - wikiHow
  6. Lakukan 5 Hal Ini Untuk Membantu Mengurangi Pemanasan Global (detik.com)
  7. Ini Strategi Jangka Panjang RI dalam Pengendalian Perubahan Iklim (detik.com)
  8. Kumpulan Artikel Terbaru net%20zero%20emissions,event,blogcompetition - Kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun