Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Perilaku Cerdas Menghadapi Ketidakpastian Global

1 April 2020   12:15 Diperbarui: 1 April 2020   12:21 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merebaknya wabah Covid19 ke beberapa penjuru dunia telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian global. Tanpa terkecuali Indonesia, yang saat ini sedang berjuang mengatasi penyebaran Covid19. Berbagai upaya telah dilakukan secara maksimal oleh pemerintah kita untuk menekan angka penyebaran virus ini.  Berdasarkan data situs resmi, penyebaran Covid19 ini sudah berada di angka 1.528 per tanggal 1 april 2020.

Peningkatan jumlah penderita covid19 di Indonesia ini ternyata telah memberikan beberapa dampak negatif di masyarakat, diantaranya :

1. Terjadi Panic Buying

Sejak Indonesia dinyatakan telah terkontaminasi dengan virus ini, mulai terjadi Panic Buying di masyarakat. Masyarakat berbondong-bondong membeli berbagai kebutuhan pelindung diri seperti : masker, hand sanitizer, jas hujan, cairan antiseptic hingga swab alcohol pun menjadi langka di pasaran. Tingkat pembelian yang tinggi oleh masayarakat ini malah dimanfaatkan oleh beberapa oknum dengan menjual bahan-bahan tersebut dengan harga yang relatif tinggi, dan mirisnya masyarakat kita pun tetap membelinya. Alhasil para tenaga medis dan paramedis pun kekurangan alat-alat pelindung diri tersebut, padahal mereka jauh lebih membutuhkan alat-alat ini dibandingkan masyarakat yang belum terkontaminasi.

Para pelaku usaha memanfaatkan situasi ini dengan menjual berbagai alat  pelindung diri, dengan alasan untuk mempertahankan bisnis mereka dalam situasi krisis . Sah-sah saja kalau para pelaku usaha menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, akan tetapi harus memperhatikan kelayakan bagi konsumennya. Jangan sampai harga jual melebihi 10x lipat dari harga biasa. Karena ini akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia.

Masyarakat akan memaksakan diri untuk membeli alat-alat ini dengan harga mahal dengan alasan untuk melindungi diri. Pada akhirnya transaksi perdagangan masyarakat meningkat, baik itu tunai maupun non tunai. Dan bukan hanya itu, perlahan harga kebutuhan pokok pun merangkak naik karena ketakutan masyarakat akan terjadinya krisis ekonomi. Kalau hal ini terjadi secara kontinyu, maka Bank Indonesia akan kesulitan menerapkan kebijakan makroprudensial.

2. Penyebaran berita hoaks

Penyebaran berita hoaks sudah sering kita lihat di media sosial, parahnya masyarakat kita banyak yang termakan dengan berita ini. Hingga masyarakat panik menghadapi covid19 . Transaksi perdagangan berbagai alat dan bahan pelindung diri meningkat signifikan karena berbagai berita yang disebarkan di media. Meskipun pemerintah telah membuka situs resmi tentang covid19 ini dan juga Kementrian Kesehatan dengan sigap berkoar-koar mengenai cara yang efektif untuk melindungi diri, tapi masyarakat kita masih saja termakan berbagai berita hoaks. Hal ini menjadi tugas berat bukan hanya bagi aparat pemerintah tapi bagi kita semua. Stop penyebaran berita hoaks di media sosial, supaya stabilitas sosial masyarakat terjaga dengan baik.

3. Dampak Social Distancing

Pemberlakuan social distancing untuk mencegah penyebaran covid19 ini ternyata malah menimbulkan masalah sosial lainnya, yaitu mulai terciumnya peningkatan arus mudik di masyarakat karena pemberlakuan bekerja dari rumah . Untunglah pemerintah kita cepat tanggap dalam mengatasi masalah ini, sehingga terus-menerus melakukan monitor arus mudik keluar daerah. 

Satu lagi yang membuat kita miris, yaitu perlakuan masyarakat terhadap petugas medis dan paramedis yang merawat penderita covid19. Seakan-akan mereka ini secara pasti menjadi penyebar virus ini, sehingga mereka diisolasikan oleh masyarakat. Padahal mereka ini sedang berjuang menyelamatkan negara ini dari covid19.

Social distancing ini juga membuat para pelaku pasar terpaksa menutup usaha mereka sementara hingga wabah ini mereda, dan ini berpengaruh pada para pekerja mereka. Para pedagang kecil pun menjerit karena situasi ini. Mereka yang menggantungkan hidupnya dari hasil berdagang sehari-hari terpaksa menahan air mata  dan mengencangkan perut dalam situasi ini.

Mencermati kondisi perekonomian Indonesia ditengah penyebaran covid19 ini, Bank Indonesia telah menyiapkan beberapa kebijakan yang diharapkan mampu menjaga stabilitas sistem keuangan.

www.mediasuara.com
www.mediasuara.com

4 Kebijakan Bank Indonesia menghadapi situasi terkini

1. Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah

Kita harus menjaga nilai tukar rupiah bergerak dalam mekanisme pasar yang baik. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa per tanggal 31 maret 2020 nilai tukar rupiah mencapai Rp.16.350 per dolar AS. Memang kurva rupiah terhadap dolar AS berangsur naik, tapi bank Indonesia menilai stabilitas sistem keuangan masih terjaga dan kondisinya masih lebih baik dari krisis moneter yang terjadi di tahun 2008.

2. Bank Indonesia Bersama OJK, Industri perbankan, PJSP dan PJPUR berkomitmen menjaga kelancaran system pembayaran dan transaksi keuangan.

Penyesuaian jadwal kegiatan operasional per bankan per tanggal 30 maret 2020 berjalan dengan lancar, dan demi mendukung kelancaran perekonomian, Bank Indonesia semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan uang tunai.

3. Bank Indonesia menjaga komunikasi dengan investor global dan otoritas moneter regional.

Menjaga komunikasi dengan para investor global dan otoritas moneter regional ini diambil demi stabilisasi moneter dan pasar keuangan. Bank Indonesia berharap kepercayaan para investor terhadap perekonomian Indonesia akan tetap baik selama masa ketidakpastian global ini.

4. Bank Indonesia akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan OJK dalam mengawasi secara cermat dinamika penyebaran covid19 dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia.

5 Perilaku cerdas menghadapi ketidakpastian global

1. Stop penyebaran berita hoaks

Dapatkan informasi tentang covid19 melalui situs resmi, kalaupun kalian menemukan berita hoaks di media sosial, hapuslah dan jangan di share kemana-mana. Dengan begini kita telah berpartisipasi dalam menjaga stabilitas sosial masyarakat.

2. Cerdas membeli barang yang dibutuhkan

Salah satu contohnya adalah pembelian masker N95. Jangan menimbun masker ini, karena tenaga medis dan paramedis lebih membutuhkannya daripada kita. Cukuplah kita memakai masker biasa dan yang terpenting lakukan cara pencegahan lainnya. Lebih lengkapnya kalian bisa lihat di website kementrian kesehatan ataupun WHO.

3. Hindari menimbun kebutuhan pokok

Belilah barang-barang kebutuhan pokok sesuai dengan kebutuhan kita, dan jangan pernah terpikir untuk menimbun karena diluar sana masih banyak saudara-saudara kita yang lebih membutuhkannya. Para pedagang kecil yang menggantungkan hidup dari penghasilan harian bahkan belum tentu mampu membeli kebutuhan pokok mereka di saat situasi seperti ini. Para ojol yang terbanting penghasilannya karena social distancing,  tak tau harus mengadu kemana sedangkan kebutuhan keluarga harus tetap mereka penuhi.

4. Kurangi transaksi tunai dan utamakan transaksi non tunai

Dengan meningkatkan transaksi non tunai, maka kita telah meringankan beban Bank Indonesia . Sehingga Bank Indonesia tidak harus memenuhi kebutuhan uang tunai secara front loading dan tidak perlu meningkatkan pengadaan uang tunai di ATM.

www.wartapilihan.com
www.wartapilihan.com

5.  Hemat

Kita harus cerdas berperilaku dalam situasi sulit ini, salah  satunya selalu menerapkan hidup hemat. Kita harus meminimalkan transaksi pembelian. Jika setiap keluarga mampu melakukan penghematan di segala bidang, otomatis transaksi perdagangan akan menurun. Dan akan berpengaruh pada nilai tukar rupiah. Mungkin kalian tidak akan pernah terbayang sebelumnya bahwa penghematan kalian dapat berpengaruh terhadap perekonomian negara ini. Tapi inilah kenyataannya jika kalian komitmen untuk berhemat, maka ekonomi negara ini pun dapat terselamatkan dan makroprudensial aman terjaga.

"Kita hanya perlu melakukan beberapa langkah kecil demi menyelamatkan bangsa yang besar ini".

Referensi : BI 1, 2, covid19, Suara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun