Kota Palembang termasuk salah satu kota tertua di wilayah Indonesia,kota ini setidaknya berumur 1382 tahun berdasarkan prasasti sriwijaya, yaitu prasasti kedukan Bukit.
Luas wilayah kota Palembang seluas 400,61 km2, yang secara administrasi terbagi menjadi 16 kecamatan dan 107 kelurahan. Wilayah kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi sepanjang 750 km, dan merupakan sungai terpanjang di wilayah Sumatera.Â
Kota Palembang adalah kota tempat kelahiran saya, kota yang menyimpan berjuta cerita dari saya kecil hingga saat ini. Kota ini memang bukanlah kota yang dikelilingi birunya hamparan laut maupun hijaunya daerah pegunungan, namun kotaku tercinta ini juga termasuk kota yang menyimpan banyak peninggalan sejarah yaitu kerajaan sriwijaya.
Dibeberapa sudut kota ini banyak terdapat berbagai bangunan tua yang menarik untuk dikunjungi, 3 diantaranya yaitu :Â
Kampung Kapitan
Kampung kapitan berlokasi di Jl. KH. Azhari 7 ulu kecamatan seberang ulu I Palembang, lokasinya di sebelah barat jembatan Ampera. Konon kabarnya kawasan ini dahulu merupakan tempat tinggal pertama kali dari warga Tionghoa pada masa penjajahan Belanda. Kampung ini didirikan pada tahun 1644,kawasan ini dinamakan Kampung Kapitan karena terdapat 3 rumah perwira tionghoa.
Bangunan bersejarah satu ini lokasinya dekat sekali dengan rumahku, bangunan yang menjadi salah satu tempatku bermain ketika masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Saya menyukai tempat ini karena bangunannya yang Nampak begitu kokoh meskipun sudah beratus tahun usianya.Â
Dari saya kecil hingga saat ini, bentuk bangunan di kampung kapitan tidak berubah mengisyaratkan arsitektur yang luar biasa dari pembuat struktur bangunan ini.Â
Arsitektur bangunan ini merupakan perpaduan antara Palembang dan Cina, terbukti dari bentuk atap bangunan yang berbentuk limas dan banyak sekali ornamen didalam bangunan yang mengadopsi dari kebudayaan Cina. Namun 3 bangunan yang seharusnya berdiri menghadap sungai Musi ini, sekarang hanya tinggal 2 bangunan karena satunya telah hancur karena kurangnya perawatan. Tapi berkat kepedulian generasi pemiliknya dan juga pemerintah daerah Palembang, 2 bangunan ini dapat terpelihara dengan baik hingga saat ini.
Rumah Bayumi
Bayumi Wahab adalah keturunan keluarga saudagar yang lahir di Desa Tambang Rambang, Komering pada tanggal 4 januari 1924. Bayumi Wahab menjalin hubungan dagang dengan jepang pada saat masa akhir pendudukan Jepang dan beliau termasuk kelompok pedagang besar Palembang yang mempunyai koneksi dengan Singapura sejak 1946.
Banyak sekali asset yang dimiliki oleh Bayumi Wahab, diantaranya Rumah Bari, Percetakan Rambang, yayasan Pendidikan IBA, dan Masjid. Meskipun beliau sudah meninggal dunia namun asset yang pernah dimilikinya menjadi bangunan-bangunan yang ikonik di kota Palembang.
Benteng Kuto Besak