Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3 Hal yang Wajib Dipersiapkan Ibu Menyusui Pekerja, Sebelum Meninggalkan Anak

8 November 2016   07:29 Diperbarui: 8 November 2016   16:26 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: safebee.com

Seminggu pertama masuk kerja setelah sebelumnya cuti melahirkan 3 bulan, membuat saya harus  beradaptasi lagi di kantor. Keresahan yang saya alami mungkin juga dialami oleh para ibu-ibu yang baru saja mengakhiri cuti melahirkannya. Berbagai kekhawatiran pun muncul mulai dari pengasuh bayi, ketersediaan asi, kerewelan bayi saat ditinggalkan ibunya, cara memberikan asip oleh pengasuhnya, dan lain sebagainya. Saya pun salah satunya yang mengalami itu dan saya mau berbagi pengalaman ketika saya harus pergi kerja kembali.

1. Pengasuh Bayi
Hal pertama yang saya pikirkan sejak saya hamil adalah ‘siapa yang mengasuh bayi saya nanti ketika kembali kerja dari cuti melahirkan?’. Beruntunglah bagi bayi yang masih mempunyai nenek, karena nenek dari ibu/ayahnya adalah pengasuh terbaik ketika kita sedang tidak berada di dekat bayi. Selain ada kedekatan emosi, kita juga tahu betul bagaimana watak dari nenek si bayi. 

Sehingga dengan mudah kita meminta untuk mengasuh bayi. Biasanya nenek juga akan dengan senang hati merawat cucunya. Sayangnya, ibu dari ayah Kana jauh dari tempat tinggal saya sekarang dan ibu dari saya yang masih bekerja. Akhirnya saya memutuskan untuk menitipkannya ke kakak dari ibu saya. Selain masih dekat ikatan kekeluargaannya, ia juga free berada di rumah.

Pengasuh bayi selain dari keluarga dekat memang tidak disarankan. Apalagi banyak pemberitaan yang menayangkan kekerasan pada bayi, penculikan, penganiayaan, hingga pembunuhan. Jika terpaksa pastikan ibu punya data lengkap si pengasuh, kalau perlu datang ke rumahnya langsung.

Tidak hanya itu, tugas kita selanjutnya adalah memberikan training untuk mengasuh bayi. Bukan hanya cara memandikan, memberikan asip, atau menidurkannya tetapi juga pola asuh yang sudah kita bangun misalnya cara berbicara dan bersikap kepada anak. Memang agak sulit karena kita berbicara kepada senior yang sudah berpengalaman (nenek) mengasuh kita sewaktu kecil. Tapi bicaralah dengan baik dan beri pengertian/alasan agar pengasuh tahu kenapa hal tersebut perlu dilakukan.

2. Persiapan ASIP
ASI perah sangat diperlukan bagi bayi yang akan ditinggal kerja oleh ibunya, mengingat pentingnya asi bagi kesehatan dan pertumbuhan si kecil. Manfaat yang luar biasa akan dirasakan oleh bayi sekarang hingga nanti ia dewasa. Oleh karena itu diwajibkan memberi asi eksklusif (tidak diberi apa-apa selain asi) sampai umur 6 bulan, kemudian dilanjutkan hingga 2 tahun dengan didampingi makanan pendamping ASI.

Ada beberapa barang yang wajib dimiliki oleh ibu pekerja yang ingin menabung ASIP. Persiapan menabung ASIP harus dimulai sejak ibu masih hamil. Tentu saja bukan ASI nya, tetapi perlengkapannya seperti Freezer, Pompaan ASI, botol ASIP, tas ASIP, ice gel, dan lain-lain. Freezer sangat dibutuhkan karena di dalam freezer ASI bisa bertahan lebih lama. 

ASI mampu bertahan kurang lebih 1 minggu di freezer di kulkas 1 pintu, 3 bulan di freezer kulkas 2 pintu, dan 6-12 bulan di freezer khusus. Sekarang tinggal ibu memilih mana yang cocok untuk menyimpan ASIP nya. Pompaan ASIP tentu saja diperlukan untuk memerah ASI. Ada yang manual dan elektrik. Kemudian ASIP disimpan di dalam botol ASIP atau kantong ASIP. Tas ASIP yang disisipi ice gel berfungsi untuk membawa ASI perahannya dari kantor ke rumah . Karena dilapisi alumunium foil, ice gel tetap dingin dan dapat mendinginkan ASIP.

3. Persiapan Mental
Persiapan mental ini perlu dilatih  sedini mungkin. Sejak kana 1 bulan, saya mulai memberikan ASIP kepada Kana meskipun tidak sering. Ternyata Kana tidak mau menggunakan dot untuk minum ASIP, sehingga saya mencari alternatif lain seperti pipet, sendok, atau cupfeeder. Usahakan saat belajar minum ASIP, ibu sedikit menjauh dengan anak. Mintalah pengasuhnya untuk memberikan ASIP atau kalau perlu ajarkan pula cara memberikannya (bisa melihat video di youtube). Ibu bisa main keluar, jalan-jalan di mall, dan lain-lain. Karena bayi kenal bau ibunya yang memproduksi ASI.

Seperti yang saya bilang tadi, ibu perlu sedikit rileks dengan berjalan-jalan di mall atau ke salon. Luangkan waktu untuk menitipkan anak. Ibu bisa keluar selama 1 jam, kemudian ditambah lagi waktunya menjadi 2 jam, 3 jam, dan seterusnya. Sehingga anak terbiasa jika ibunya tidak ada dalam pandangannya. Ingat, jangan kabur. Lebih baik jika ibu ijin terlebih dahulu kepada anak. “Nak, ibu pergi dulu ya. Kamu sama nenek dulu. Nanti minum susunya yang baik ya...”

Memang meninggalkan anak yang masih membutuhkan kita tidaklah mudah. Tetapi kita tetap bisa memberikan kebutuhannya selama kita bekerja asalkan kita mempersiapkannya dengan baik, tetap semangat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun