Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Keindahan Meteorologi Melalui Foto

16 Mei 2015   01:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_408094" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Sains.Kompas.com"][/caption] Seperti yang sudah pernah saya katakan (artikel terkait sebelumnya), bahwa meteorologi itu tidak terkenal atau lebih tepatnya banyak orang yang tidak mengetahui apa itu meteorologi. Begitu pun dengan saya 6 tahun lalu. Bercita-cita ingin masuk ke fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, tapi bingung ingin memilih yang mana. Ada Fisika, Kimia, Matematika, Biokimia, Ilmu Komputer, biologi, dan lain-lain. Dan yang paling menarik saya adalah jurusan urutan nomor dua setelah statistik, yaitu Meteorologi Terapan. Jujur saya pun tak tahu apa meteorologi itu. Mungkin sama dengan kebanyakan orang awam, meteorologi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang meteor?!. Tapi, selama itu belum saya ketahui dan hal baru, malah menarik perhatian saya. Sayangnya, pada tanggal 23 maret kemarin, dimana tercatat sebagai hari meteorologi sedunia, justru banyak orang yang tidak mengetahuinya. Ketenarannya kalah jauh jika dibandingkan dengan hari air sedunia. Mungkin hal tersebut karena air merupakan kebutuhan esensial setiap makhluk hidup. Lalu ada apa dengan meteorologi? Apakah penting? Jika dicari padanan kata atau teman-temannya, meteorologi itu sama atau masih ada kaitannya dengan cuaca, iklim, udara, polusi, awan, hujan, terik, salju, angin, penguapan, dan lain sebagainya. Betul sekali. Meteorologi ada di sekitar kita. Namun masih banyak orang yang belum mengetahui apalagi di negara tropis dimana pertanyaan "bagaimana cuaca hari ini?" belum menjadi awal percakapan. Belajar dari foto-foto Saya bukanlah fotografer, bukan. Saya adalah orang yang mengabadikan momen dengan kamera yang saya punya. Karena ketertarikan saya terhadap dunia meteorologi, kadang awan pun menjadi menarik untuk di foto. Ya, saya sering mengoleksi foto bentuk-bentuk awan yang saya lihat. Memang jauh dari kata "artistik", "indah", atau bahkan membuat orang berdecak kagum saat melihat foto. Tapi ada kesenangan sediri. Bahkan tak sedikit orang-orang tanpa sadar telah memotret obyek fenomena meteorologi.

[caption id="" align="aligncenter" width="592" caption="Sunset berwarna kemerah-merahan (dok FB Bereau of Meteorology)"][/caption]

Sunset atau sunrise menimbulkan warna-warna yang indah terutama jingga, kuning, atau bahkan merah. Hal tersebut karena cahaya matahari yang datang mengenai molekul yang ada di udara kemudian disebarkan menjadi spekturm warna. Karena matahari saat sunset atau saat sunrise berada jauh dari mata kita, maka spekturm warna yang diterima oleh mata kita adalah sinar tampak dengan gelombang panjang yaitu berwarna merah, jingga, hingga kuning. Sedangkan saat siang atau tengah hari dimana matahari berada dijarak yang dekat dengan mata kita, maka langit akan terlihat warna biru (gelombang pendek).

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Pelagi, fenomena meteorologi paling indah (FB Bereau of Meteorology)"][/caption]

Siapa yang belum pernah melihat pelangi? Berarti belum pernah melihat lukisan Tuhan sang maha pencipta. Yaa, itu kata lagu anak-anak sepanjang masa karya AT Mahmud. Pelangi memang sering muncul pada saat setelah hujan. Dengan lengkungannya yang indah, seluruh deretan sinar tampak menyentuh mata, bahkan banyak mitos yang mengibaratkan ada sesuatu yang luar biasa di ujung pelangi. Sebenarnya, proses terbetuknya pelangi adalah cahaya sinar matahari yang mengenai sisa-sisa tetesan air kemudian menyebarkan spekturm warna yang dapat terlihat oleh mata kita.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Aurora di ujung bumi (FB Bereau of Meteorology)"][/caption] Sudah pernah lihat aurora? bukan... bukan aurora anak pak RT. hehehe. Beruntung sekali bagi orang tropis seperti orang Indonesia bisa melihat aurora karena aurora ini berada di ujung bumi, yaitu di kutub -- dimana muncul garis-garis medan magnet bumi. Beruntung lah negara-negara yang dekat dengan kutub seperti Eropa, Australia, dan negara-negara lainnya karena bisa melihat pertunjukan aurora yang menari-nari di setiap tahunnya. Ada dua macam aurora yaitu, aurora borealis yang berada di belahan kutub utara dan aurora australis yang berada di kutub selatan.

Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya) source: wikipedia

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Hujan salah satu fenomena meteorologi (http://www.vemale.com)"]

Hujan salah satu fenomena meteorologi (http://www.vemale.com)
Hujan salah satu fenomena meteorologi (http://www.vemale.com)
[/caption]

Hujan merupakan salah satu fenomena meteorologi yang sering kita jumpai. Karena merupakan siklus hidrologi, maka tidak ada awal dan akhir dari proses tersebut. Hujan (presipitasi) yang turun kemudian jatuh pada DAS, kemudian mengalami infiltrasi, runoff (limpasan), evaporasi, transpirasi, kondensasi, hingga akhirnya jatuh ke bumi lagi sebagai presipitasi. Siklus hidrologi ini terjasi secara alami. Namun, jika ada salah satu bagian dari siklus hidrologi ini yang terganggu atau berubah dari normalnya, maka akan terjadi suatu bencana hidrometeorologi. Misalnya curah hujan semakin meningkat, jika resapannya tidak mampu menampung air hujan tersebut maka limpasan semakin banyak dan terakumulasi menjadi banjir. Begitu pula, dengan fenomena kekeringan karena radiasi matahari meningkat, evapotraspirasi juga meningkat, dan curah hujan menurun.

Banyak orang yang tidak mengenal  meteorologi walaupun banyak contohnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana kita masih hidup di lingkup atmosfer, berarti disana ada meteorologi. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun