Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serpihan Terakhir Tentang Ayah...

12 November 2014   21:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:57 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://updatesnation.com/

[caption id="" align="aligncenter" width="595" caption="http://updatesnation.com/"][/caption]

Apa kabarmu Ayah? Sudah lama ku tak berjumpa dengan mu.

Hampir 12 tahun berpisah serasa baru kemarin kita terakhir bertemu

Kemarin... saat aku mencium pipi mu yang dingin dan kaku

Itulah salam terakhir dari ku

---

Semakin hari, semakin terkikislah ingatan ku akan dirimu

Waktu memang kejam

Padahal aku telah mengunci memori itu kuat-kuat

Agar, aku bisa ceritakan betapa hebatnya Ayahku kepada orang-orang

---

Ayahku...

Dialah orang yang hebat dan tak pernah mengeluh

Sakit yang ia derita bukanlah suatu hal yang perlu dikeluhkan

Bahkan ia akan berjuang untuk dapat sembuh

---

Ayahku bukan orang yang romantis

Tapi dia tegas, namun manja

Ia ajarkan kepadaku kedisiplinan

Dan juga keberanian agar tak takut pada hidup

---

Ayah, setiap ingat dirimu, tak kuasa air mata ini jatuh

Sedikit demi sedikit, memori itu sering bermunculan

Kisah senang, bahagia, sedih, marah, dan cinta

Semua menyatu menjadi sebuah kenangan

---

Ayah, kenapa kau tidak hadir dimimpiku lagi?

Walaupun mungkin ini yang terbaik untukku

Karena aku selalu takut jika kau hadir

Takut kenangan itu datang lagi dan membuatku sedih

---

Tuhan yang Maha Kuasa, Tuhan yang Maha Mengetahui

Tak ada seorang pun dapat mengetahui akhir dari hidupnya

Kemarin bertemu, malamnya sudah tiada

Kemarin tertawa bersama, kini seorang diri aku bersedih

---

Ayah, ingatkah kau di hari terakhir kita bertemu?

Kau duduk di sisi ranjang rumah sakit

Dan matamu menerawang jauh dan jauh

Tak tahu apa yang dipikirkan

---

Sesekali engkau melihat ke sekeliling

Seolah hari ini lah yang terakhir

Terakir melihat dunia

Dan menyerahkan semua harta kepada yang Maha Mempunyai

---

Pada tanggal 4 April 2003 jam 4 pagi, aku dibangunkan dari tidur lelapku

Ayah sudah tiada...

Melihatnya di ruang tamu, terbaring terbujur kaku

Semua orang menangisi kecuali aku

---

Air mataku tak bisa keluar

Badai sedih menerpa hati yang rapuh

Bersiap untuk kehilangan selamanya

Kini ku sadar, bahwa semua hanya titipan

---

Terima kasih Tuhan karena telah memberiku Ayah yang terbaik

---

Selamat Hari Ayah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun