Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pengalaman Mengukur Data Cuaca Kawasan Batu Hijau

4 Februari 2015   01:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu bagian kegiatan Newmont Bootcamp yang saya senangi adalah ketika berinteraksi dengan bagian departemen lingkungan. Seperti yang kita ketahui, lingkungan merupakan korban utama dari aktivitas pertambangan. Bayangkan saja, suatu kondisi dan lingkungan alam yang sudah teradaptasi harus dirombak sedemikian rupa untuk diambil kekayaannya di dalam perut bumi. Otomatis segalanya berubah. Dari yang ada banyak pohon, menjadi habis tidak ada tanaman. Dari yang berbentuk gunung, kemudian menjadi lembah. Dari yang banyak hewannya, menjadi sedikit karena habitatnya habis. Baik di Indonesia maupun di luar negeri, aktivitas pertambangan jadi musuh utama lingkungan.

[caption id="attachment_367053" align="aligncenter" width="560" caption="Persemaian tanaman di Departemen Lingkungan (dok.pri)"][/caption]

Berbagai jenis pertanyaan muncul dalam benak saya. Bagaimana mereka memperlakukan alam? bagaimana tanggung jawabnya terhadap alam? apakah kualitas dan kuantitas airnya menurun? apakah hasil buangannya berbahaya bagi flora dan fauna, atau bahkan manusia? Bagaimana mereka mereklamasi wilayah tambang yang sudah diobrak-abrik? dan masih banyak pertanyaan saya.

Saat pertama kali kami datang di kantor bagian lingkungan (selanjutnya ditulis enviro), terlihat bibit-bibit dari beberapa jenis tanaman yang masih dalam polybag. Lalu, ada pula nursery shade untuk memelihara semai-semai dari beberapa jenis tanaman. Sepanjang pengelihatan saya, semai-semai ini dipelihara dan dijaga agar dapat tumbuh dengan baik oleh pegawai-pegawai di sana.

Kami pun diajak masuk ke dalam kantor bagian enviro. Saya sempat melihat hal-hal yang tak asing bagi saya seperti grafik curah hujan dan data cuaca hari ini yang selalu diupdate. Di dalam sebuah ruangan, kami diajak mengenal secara keseluruhan tentang bagian enviro Newmont ini. Ada pak Ismoyo dibagian Hidrometeorologi dan GIS, bu Jorina di bagian admin enviro, pak Fitrahjaya dan pak Tarmizi di bagian reklamasi, dan bu Risa bagian lingkungan.

[caption id="attachment_367054" align="aligncenter" width="553" caption="Data cuaca diupdate setiap saat (Dok.pri)"]

14229615351892792777
14229615351892792777
[/caption]

Di sana kami dijelaskan tentang bagaimana proses reklamasi kawasan pertambangan di Batu Hijau ini dilakukan. Mulai dari recounturing, yaitu membuat kontur kembali wilayah yang sudah digunakan. Kemiringan yang digunakan adalah 26 derajat berdasarkan penelitian-penelitian dan faktor-faktor lainnya. Tentunya semakin landai semakin sedikit biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, hasil kontur buatan manusia tidak akan sama dengan ciptaan Allah. Lekukannya pun terasa kaku. Tapi saya menghargai, mereka tidak sembarangan juga menentukan kontur yang akan dibuat tersebut.

Tahapan yang kedua adalah penutupan tanah 2,75 meter. Tanah yang digunakan pun dibagi menjadi dua lapisan yaitu sub-soil kemudian top soil. Lalu lahan yang sudah ditutupi oleh tanah, diberi jute nett yang terbua dari serabut kelapa sebagai anti erosi yang kemudian ditanami tumbuhan penutup. Setelah, itu baru dapat dilakukan penanaman pohon. Dan masih banyak proses-proses yang dilakukan di lahan reklamasi.

Mengunjungi Stasiun Cuaca di Batu Hijau

Para peserta Bootcamp Newmont, kemudian dibagi lagi menjadi 4 grup. Ada yang ke laut, ke lahan reklamasi, ke sungai untuk mengecek kualitas air, dan ke stasiun cuaca. Tentu saja, sebagai mahasiswa meteorologi, ini adalah kesempatan emas untuk mengetahui bagaimana mereka mengawasi kondisi cuaca di sekitar pertambangan. Wah, saya jadi lebih semangat.

Saya bersama Singgih memilih untuk mengikuti Pak Ismoyo dan asistennya Mas Alvin untuk mengukur data cuaca di sekitar Batu Hijau Newmont. Dengan mobil Ford Ranger 4x4 warna putih bernomor PU-382 siap menemani kita berkeliling stasiun cuaca di Newmont dengan Mas Alvin sebagai supirnya. Mobil ini sebenarnya membawa kami ke tempat yang tidak asing bagi peserta Newmont Bootcamp. Yup, kami pergi ke area Townsite. Malu rasanya sebagai mantan mahasiswa meteorologi tapi tak tahu keberadaan stasiun cuaca ini padahal setiap hari bus kami melewatinya.

[caption id="attachment_367055" align="aligncenter" width="560" caption="Penakar hujan manual (dok.pri)"]

1422961694831814034
1422961694831814034
[/caption]

Di townsite, hanya ada stasiun penakar hujan. Jadi, data cuaca yang terekam hanya data curah hujan. Ada dua jenis penakar hujan yang digunakan yaitu yang manual dan automatic atau kita sering menyebutnya tipping bucket. Penakar hujan secara manual ini berbentuk seperti gelas ukur yang saling bertumpuk dan mulutnya berbentuk corong. Gelas ukur yang ada di bagian dalam adalah gelas ukur yang pertama kali terisi jika hujan turun. Di sana ada angka-angka yang menunjukkan tinggi hujan yang terukur dalam milimeter (mm). Apabila gelas ukur bagian dalam telah penuh, air akan mengisi gelas ukur bagian luar. Jika penuh juga, ada tabung dibagian bawah yang disambungkan dengan selang untuk menampung kelebihan air.

Mengapa curah hujan dalam bentuk milimeter (mm)? pernah mendengar curah hujan yang turun hari kemarin sebesar 20mm. Itu berarti, jika air hujan tersebut tidak dialirkan atau merembes ke tanah maka air akan terkumpul setinggi 20mm. Jadi, volume air yang jatuh di suatu wilayah dibagi dengan luasan wilayah tersebut.


Kalau tipping bucket bekerja secara otomatis, langsung merekam data curah hujan. Alat ini menggunakan energi surya yang diperoleh dari panel surya yang disediakan. Jadi, kalau data tipping bucket ini salah (error), maka bisa digunakan data manualnya. Begitupun sebaliknya.

Setelah dari Stasiun penakar hujan, lalu kami menuju stasiun cuaca Townsite. Di sini, parameter cuaca yang diukur lebih banyak lagi. Ada kelembaban udara, kecepatan angin, arah angin, curah hujan, temperatur udara, dan radiasi matahari. Semua parameter cuaca menggunakan sensor dan dibaca secara otomatis, kecuali penakar hujan manual. Sebenarnya, apa sih fungsinya mengetahui data cuaca di areal pertambangan ini?

Sebenarnya banyak yang bisa kita peroleh dari data cuaca ini. Misalnya penunjuk arah angin. Di setiap tempat perkantoran, pabrik, dan sebagainya di site pasti ada penunjuk arah angin ini yang berfungsi saat ada heli yang ingin mendarat. Lalu curah hujan, tentunya sangat bermanfaat bagi MWM atau main water management. Data ini berfungsi untuk mengetahui tinggi air di Santong Dam agar asam tambang tidak keluar dari penampungan (dam) dan mencemari lingkungan. Kelembaban udara juga berfungsi untuk mengetahui penyebaran penyakit seperti malaria dsb. Dan data cuaca lainnya juga bermanfaat bagi keberlangsungan areal pertambangan.

[caption id="attachment_367057" align="aligncenter" width="600" caption="Santong Dam, yang dipinggirnya ada ukuran (seperti penggaris)untuk mengetahui tinggi air asam tambangnya (dok. pri)"]

14229618211088810890
14229618211088810890
[/caption]

Ada pula stasiun cuaca yang ada di remote area dan hanya bisa dijangkau dengna menggunakan helikopter. Tapi pengukuran data cuaca di remote area ini hanya dilakukan tiga bulan sekali, yang dulu dilakukan sebulan sekali. Coba, saya dan Singgih hadir disaat jadwal pengukuran di remote area, pasti saya bisa naik helikopter buat pertama kalinya.

[caption id="attachment_367058" align="aligncenter" width="560" caption="Polusi suara (kebisingan) pun diukur (Dok. pri)"]

1422961896358596269
1422961896358596269
[/caption]

Pipa itu bernama Stream Gauge

Setelah berkeliling di stasiun cuaca, kami pergi keluar kawasan Batu Hijau, dan menuju desa Sekongkang. Kami sangat menikmati pemandangan di luar site yang masih asri dengan bukit-bukit yang ditumbuhi pohon-pohon. Dengan langit biru cerah, awan cumulus berwarna putih terang, dan matahari pun bersinar dengan cerahnya. Sampailah kami jalan kecil di desa Sekongkang. Kami berjalan menyebrangi jembatan yang tidak terlalu tinggi dari permukaan air dan ada tiang penanda tinggi air untuk memperingati orang-orang yang akan menyebrang. Lalu, pak Ismoyo menuju suatu sudut di pembatas sungai yang ada sebuah pipa dari besi yang tertutup. Pak Moyo dan Mas Alvin berusaha membukannya dengan alat yang berbentuk panjang (saya tak tahu namanya, itu semacam tang pembuka tutup botol besar). Akhirnya pipa tersebut terbuka. Di dalamnya hanya ada kabel-kabel yang kemudian di sambungkan ke laptop dan diketahui data temperatur air sungai (celcius) dan tinggi muka air (m). Suhu air digunakan untuk mengetahui konduktivitas dalam air, juga berguna bagi biota sungai. Lalu tinggi muka air tentunya agar mengetahui kuantitas air, ataukah berlebih atau berkurang.

[caption id="attachment_367056" align="aligncenter" width="600" caption="Pak Moyo dan Mas Alvin berusaha membuka stream gauge ini (dok.pri)"]

14229617641905142363
14229617641905142363
[/caption]

Senang rasanya bisa berkeliling mempelajari ilmu meteorologi terapan di wilayah Batu Hijau, Newmont. Saya pun kini menjadi tahu, pentingnya unsur cuaca di lingkungan pertambangan. Dengan segala kontroversinya, saya tahu bahwa dunia pertambangan ini meminimalisir segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Sedikit lega saya bahwa lingkungan sekitar pertambangan Newmont diawasi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun