Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bogor Siap Jadi Kota "Layak Pedestrian"?

25 Februari 2015   03:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:33 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau anda yang sudah lama tidak berkeliling kota Bogor, pasti melihat perbedaan dari pedestrian di Kota hujan ini. Yup, Pemkot Bogor memang sedang menjalankan project yang menjadikan Kota Bogor layak untuk pejalan kaki dan pesepeda. Terbukti dari perbaikan jalur pedestrian-pedestrian sepanjang Kota Bogor dan mengaktifkan beberapa jembatan bagi pejalan kaki agar masyarakat dapat berjalan kaki dengan nyaman.

Penyandang disabilitas juga dapat menikmati fasilitas tersebut dengan dibuatkan guiding block di sepanjang jalur. Pemkot juga memperlebar jalur agar pesepeda dan pengguna kursi roda dapat menggunakan jalur tersebut. Di beberapa jalur bahkan "dihias" dengan tanaman-tanaman dan gambar-gambar untuk memanjakan pejalan kaki.

[caption id="attachment_370394" align="aligncenter" width="453" caption="Underpass yang sudah layak pedestrian (dok. pri)"][/caption]

Namun apakah pemkot Bogor sudah serius???

Secara visual, perubahan di jalur pedestrian sudah terlihat sejak 3 tahun terakhir. Sebelumnya hanya menggunakan conblock biasa, sekarang sudah ditambah guiding block untuk penyandang tuna netra, jalur diperlebar, dan beberapa jalur dibuat tanpa tanjakan.

Beberapa jembatan pejalan kaki pun diaktifkan kembali seperti di jembatan depan terminal Baranang Siang, jembatan depan stasiun, dan underpass depan IPB Baranang Siang. Sebelumnya pejalan kaki langsung menyebrang tanpa menggunakan jembatan, akibatnya jalan yang sibuk bertambah macet akibat banyak orang yang lalu lalang. Tentunya, terlihat sekali perbedaannya setelah aktifkan kembali jembatannya.

[caption id="attachment_370395" align="aligncenter" width="560" caption="Jembatan depan stasiun Bogor yang sudah aktif lagi dari mati suri (dok. pri)"]

1424781486750242734
1424781486750242734
[/caption]

Kalau dilihat sepanjang jalur pedestrian di Jalan Sudirman, pedestrian diperlebar dengan menutup drainase (tetap berfungsi) dan diperbaharui conblocknya. Namun, belum saja genap lima tahun, konblok yang dipasang sudah rusak terutama guiding blocknya. Apakah fungsional lagi kalau guiding block sudah tidak timbul lagi atau terkikis?.

Kalau sedikit menelusuri jalan yang lebih sempit di jalan RE Martadinata, maka guiding block sudah benar-benar hanya sebagai formalitas atau hanya ornamen yang tidak fungsional karena jalur terputus-putus. Belum lagi, guiding block tidak sesuai aturan. Seharusnya, dot character diletakan di tempat ketika penyandang tuna netra akan melintas/menyebrang, ada persimpangan, agar berhati-hati. Bisa dibayangkan betapa tak berfungsinya jika fasilitas tidak memiliki kualitas yang baik dan penempatan yang benar?

Kalau kita lihat pedestrian dari jalan Ir. Juanda depan hotel Salak, Balaikota, lalu belok ke jalan Kapten Muslihat terlihat lebih baik. Jalur pedestrian disini tidak menggunakan conblok tapi di cor namun masih ada guiding blocknya. Guiding block disini terlihat lebih kuat dan tidak mudah terkikis. Bahkan di jalur yang dilewati mobil, guiding block ini masih terlihat bagus. Di sepanjang jalur ini juga disediakan jalur pesepeda yang diperlebar dari hasil penutupan drainase dengan lebar kurang lebih satu meter. Penerapan aturan guiding block juga sudah benar dengan penggunaan dot character sebelum menyebrang.

[caption id="attachment_370397" align="aligncenter" width="600" caption="Guiding block yang sudah terkikis "]

1424781725858809553
1424781725858809553
[/caption]

Namun, masih ada jalur yang tidak menggunakan guiding block, sebagian telah menggunakannya. Seperti di jalan Ir Juanda depan Sekolah Regina Pacis yang belum menggunakan, tapi Jl. Ir. Juanda depan Balaikota yang sudah memakai guiding block. Belum lagi pedagang kaki lima dan parkiran mobil dan motor yang menyabotase hak pejalan kaki ini. Terpaksalah pejalan kaki mengalah dan berjalan di pinggir jalur lalu lintas. Apakah ada sanksi tegas? Inikah yang disebut nyaman bagi pejalan kaki?

Belum lagi jembatan-jembatan yang sebenarnya harus sudah diperbaiki karena sudah berkarat dan bolong seperti jembatan depan terminal Baranang Siang dan jembatan penyebrangan sungai di Lebak Kantin. Mungkin harus sudah diperbaharui. Apalagi jembatan di Lebak Kantin yang menyebrangi sungai Ciliwung kondisinya sudah karatan, bolong-bolong, dan sering dilalui anak-anak sekolah. Bahaya kalau ada anak yang tersangkut atau jembatan sudah tidak mampu menahan beban.

[caption id="attachment_370399" align="aligncenter" width="600" caption="pejalan kaki terpaksa minggir"]

14247820251557569251
14247820251557569251
[/caption]

Belajar dari Jepang

Dari artikel yang ditulis oleh Weedy Koshino tentang Tenji Blocks, Fasilitas Umum di Jepang yang Luar Biasa! memperlihatkan kita bagaimana kesungguhan Jepang dalam memfasilitasi para pejalan kaki dan penyandang disabilitas. Bahkan di supermarket-supermarket, stasiun, bahkan WC pun sudah ada. Karakter-karakter guiding block pun digunakan dengan benar sehingga tidak membuat kebingungan para penyandang disabilitas. Guiding Block ini juga menuntun orang berkebutuhan khusus yang diarahkan langsung ke zebra cross.

Semoga Pemkot Bogor serius dalam menjalankan proyek Bogor menjadi kota yang nyaman bagi pejalan kaki dan pesepeda. Mungkin jalur pejalan kaki tidak harus dibagi dengan pesepeda tentunya mengganggu kenyamanan pejalan kaki. Saat jalur pedestrian berpotongan dengan jalur mobil, diharapkan ada pagar pembatas agar motor tidak menggunakan jalur ini. Karena tak jarang saya lihat motor menggunakan jalur pejalan kaki untuk mempermudah pemotor dan seenaknya parkir. Gunakanlah material yang berkualitas agar tidak mudah rusak (tahan lama) dan menghabiskan anggaran karena diganti-ganti terus. Jembatan penyebrangan pun perlu diperhatikan kondisinya agar pejalan kaki nyaman menggunakannya.

[caption id="attachment_370400" align="aligncenter" width="600" caption="Bogor bisa jadi kota layak pedestrian! (dok pri)"]

1424782165922539085
1424782165922539085
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun