Namun, masih ada jalur yang tidak menggunakan guiding block, sebagian telah menggunakannya. Seperti di jalan Ir Juanda depan Sekolah Regina Pacis yang belum menggunakan, tapi Jl. Ir. Juanda depan Balaikota yang sudah memakai guiding block. Belum lagi pedagang kaki lima dan parkiran mobil dan motor yang menyabotase hak pejalan kaki ini. Terpaksalah pejalan kaki mengalah dan berjalan di pinggir jalur lalu lintas. Apakah ada sanksi tegas? Inikah yang disebut nyaman bagi pejalan kaki?
Belum lagi jembatan-jembatan yang sebenarnya harus sudah diperbaiki karena sudah berkarat dan bolong seperti jembatan depan terminal Baranang Siang dan jembatan penyebrangan sungai di Lebak Kantin. Mungkin harus sudah diperbaharui. Apalagi jembatan di Lebak Kantin yang menyebrangi sungai Ciliwung kondisinya sudah karatan, bolong-bolong, dan sering dilalui anak-anak sekolah. Bahaya kalau ada anak yang tersangkut atau jembatan sudah tidak mampu menahan beban.
[caption id="attachment_370399" align="aligncenter" width="600" caption="pejalan kaki terpaksa minggir"]
Belajar dari Jepang
Dari artikel yang ditulis oleh Weedy Koshino tentang Tenji Blocks, Fasilitas Umum di Jepang yang Luar Biasa! memperlihatkan kita bagaimana kesungguhan Jepang dalam memfasilitasi para pejalan kaki dan penyandang disabilitas. Bahkan di supermarket-supermarket, stasiun, bahkan WC pun sudah ada. Karakter-karakter guiding block pun digunakan dengan benar sehingga tidak membuat kebingungan para penyandang disabilitas. Guiding Block ini juga menuntun orang berkebutuhan khusus yang diarahkan langsung ke zebra cross.
Semoga Pemkot Bogor serius dalam menjalankan proyek Bogor menjadi kota yang nyaman bagi pejalan kaki dan pesepeda. Mungkin jalur pejalan kaki tidak harus dibagi dengan pesepeda tentunya mengganggu kenyamanan pejalan kaki. Saat jalur pedestrian berpotongan dengan jalur mobil, diharapkan ada pagar pembatas agar motor tidak menggunakan jalur ini. Karena tak jarang saya lihat motor menggunakan jalur pejalan kaki untuk mempermudah pemotor dan seenaknya parkir. Gunakanlah material yang berkualitas agar tidak mudah rusak (tahan lama) dan menghabiskan anggaran karena diganti-ganti terus. Jembatan penyebrangan pun perlu diperhatikan kondisinya agar pejalan kaki nyaman menggunakannya.
[caption id="attachment_370400" align="aligncenter" width="600" caption="Bogor bisa jadi kota layak pedestrian! (dok pri)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H