Penyesalan selalu datang belakangan. Karena itu, kita tidak boleh berbuat buruk kepada orang tua kita, apalagi ibu kita. “Waktu tak akan pernah berputar kembali ke masa lalu, manfaatkan waktu untuk melakukan yang terbaik bagi wanita mulia dipanggil ibu.” Itu merupakan kutipan dari halaman 19 dalam buku ini.
Novel Ibu Malaikat Tanpa Sayap ini memiliki banyak keunggulan. Latar yang mendukung pada novel ini turut membuat pembaca merasakan segala peristiwa yang ada dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Pemilihan kata yang dipilih oleh Fara Divanti mudah dipahami sehingga pembaca bisa memahami alur dari cerita ini. Pemilihan kata yang simpel tetapi diuraikan secara detail membuat kita untuk lanjut membalik halaman selanjutnya. Dalam buku ini kita juga bisa mengambil pesan bahwa ibu adalah orang yang sangat penting di hidup kita.
Kekurangan dari novel ini adalah karena buku ini berisikan cerita- cerita pendek tentang ibu, kita kurang merasa ingin membaca buku ini sampai habis karena isi ceritanya tidak membuat kita penasaran.
Amanat dari cerita ini menyatakan bahwa seorang ibu akan berjuang sebisanya untuk anaknya. Pernyataan tersebut terbukti dari kutipan “Seorang ibu akan berjuang demi mengubah nasib anaknya dan apa yang diinginkannya selagi itu baik dan dapat dilakukan olehnya. Dan apa yang dilakukan oleh orang tua akan menjadi inspirasi bagi anaknya.” (Ibu Malaikat Tanpa Sayap, halaman 10)
Novel ini mengingatkan kita betapa mulianya seorang ibu. Betapa perhatiannya seorang ibu. Betapa pentingnya seorang ibu di dalam hidup kita. Buku ini dipenuhi dengan banyak pesan moral yang membuat kita semakin cinta kepada ibu kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H