Rumah merupakan pusat untuk melihat ke arah mana hidup itu harus dijalankan; ke arah Baratkah? Timurkah? Utarakah? Atau Selatan? Karena rumah adalah prasyarat "Mapaning Urip" maka sejatinya rumah merupakan sumber kebahagiaan.
Polemik Memiliki Rumah Sendiri
Semua orang mendambakan memiliki rumah sendiri, tapi karena banyak faktor seperti; minimnya lahan, harga lahan yang mahal, biaya membangun rumah yang tinggi, serta harga rumah yang kian hari semakin tak terjangkau maka pada akhirnya memiliki rumah sendiri itu hanya sebatas mimpi bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah.Â
Lantas bagaimana "Mapaning Urip" atau "Kemapanan Hidup" masyarakat bisa terwujud? Sedangkan kemapanan hidup masyarakat menjadi penentu kemapanan sebuah negara.
Sebenarnya sudah banyak program pemerintah yang terkait dengan "rumah" seperti rusun, rumah bersubsidi, RTLH, TAPERA, rumah DP 0 persen, perumahan rakyat, perumahan untuk komunitas, dll.Â
Namun itu pun masih sangat terbatas dan kurang diminati oleh masyarakat. Kualitas bangunan, letak, lingkungan sosial, keluasan bangunan, harga, menjadi alasan masyarakat enggan untuk melangsungkan program pemerintah.
Oleh karena itu diperlukan solusi antara kebutuhan masyarakat soal rumah dan keterlibatan pemerintah dalam mewujudkan harapan dan kesejahteraan rakyat.Â
Untuk menjembatani antara kebutuhan masyarakat soal rumah dan program pemerintah mengenai "rumah" memerlukan kebijakan pendukung lainnya seperti kebijakan mengenai lahan, harga tanah dan bangunan, harga bahan bangunan, upah tukang bangunan, standar kualitas bangunan, dll.Â
Harapannya dengan keterlibatan pemerintah tersebut akan menciptakan "harga yang terjangkau" bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah serta mewujudkan cita-cita masyarakat dalam "meraih rumah impian".
Ditulis oleh Dewi Wulansari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H