Mohon tunggu...
margaretha nofitasari
margaretha nofitasari Mohon Tunggu... -

women on earth

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Dubes AS, Ada Apa?

18 April 2014   07:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

… Orang yang selalu melihat kebelakang,adalah orang yang tidak mau maju,tetapi orang yang tidak pernah melihat kebelakang,adalah orang yang tidak bisa belajar. Seperti kata Confusius, only the wisest and stupidest of man never change…

Sepertinya kalimat diatas menohok saya sebagai pribadi,menulis sendiri tapi tertohok sendiri hahaha.Sebuah ambigu yang nyata,dan bukankah seringkali kita memang seperti itu? Tanpa sadar mengkritik diri sendiri dengan tulisan kita?

Oke deh,stop sampai disitu saja yak hehe,karena kali ini saya hanya ingin iseng-iseng tak berhadiah,uthak athik dimathukke sakkarepku dewe hihihi. Pengen iseng ngulik Jokowi lagi yang semakin ramai saja dapet cercaan dan pujian,yah,berhubung memang saya dasarnya orang iseng,boleh-boleh saja to iseng ngomong tentang Jokowi? Kalau g mau baca ya silahkan abaikan saja,karena menulis itu buat saya nothing to loose,hanya sedikit menuangkan isi kepala kedalam tulisan

Beberapa hari lalu Jokowi dikabarkan ikut jamuan makan malam yang dihadiri juga oleh beberapa duta besar negara tetangga.Dan bahkan media menulis ada juga Dubes AS yang hadir dalam jamuan makan malam tersebut selain Mahathir Mohamad.Saat nama Mahathir disebut,saya agak terkejut,karena bukan rahasia umum lagi jika Mahathir berseberangan dengan Anwar Ibrahim,sedangkan Anwar Ibrahim dikenal dekat dengan sosok Megawati Soekarnoputri.Ah entahlah,namanya juga jamuan makan malam,siapa saja yg datang kan tergantung si empunya rumah dan yang merasa diundang hehehehe.

Dan,karena berita tersebut,nama Jokowi kontan digadang-gadang lagi dengan pihak AS.Mengingat ada gosip yang menyebutkan bahwa pencapresan Jokowi terkait dengan restu dari AS yang khusus menyodorkan Stanley Greenberg sebagai wakil pihak AS.Sebegitu berartinyakah seorang Jokowi dimata publik kita sehingga banyak orang yang berlomba-lomba mengorek piringnya untuk sekedar tau,nasi apa yg dimakan Jokowi,kok bisa bikin effect kliyengan dimana-mana.Jadi saya kira Jokowi effect di pileg kemarin memang tidak berhasil tapi sangat berhasil di kalangan rivalnya hahahaha.

Ah,sudahlah,kok malah melantur kemana-mana.Hanya sedikit mengulik mengenai pihak AS yang tiba-tiba mendekat ke Jokowi.Kalau dari segi bisnis,its reasonable buat saya.Namanya juga mau cari untung bukan cari buntung,dan AS tahu persis dukungan masyarakat seperti apa terhadap sosok Jokowi ini.Masa iya AS tidak mau belajar dari kasus yang dulu-dulu.

Kalau mau flash back sedikit,siapa sih PDIP,apa sih PDIP? PDIP selalu identik dengan sosok Soekarno karena memang ada nama Megawati Soekarnoputri yang menjadi ketum saat ini.Dan saya rasa yang namanya Soekarno pasti mengingatkan kita pada kasusnya dengan Eisenhower,dimana Soekarno merasa sangat terpukul dengan sambutannya kala ke DC.Kasus itu berbuntut panjang pula dengan adanya nama Allen Pope dan John Foster Dulles.Yang membuat Kennedy buru-buru mengundang Soekarno untuk datang ke DC,dengan hasil Soekarno dengan diam-diam melepaskan Pope dan mengijinkan dia kembali ke AS.

AS selalu mengharapkan Soekarno berpaling dari Nekolimnya,Moskow,Marxisme-nya dan Cina Merah.Tapi ya itulah Soekarno,tak mudah dibelokkan meski digelontor bantuan seperti apapun oleh AS.Dia bersikap baik dengan Washington tapi terang-terangan menolak UNICEF yang dianggapnya kepanjangan tangan AS,kata-katanya yg terkenal pedas adalah :
” Apa itu UNICEF, hanya susu bubuk,aku lebih suka makan peyeum dari Bandung.FAO tidak mengerti apa-apa tentang pertanian Indonesia,so go to hell with your aid. “

Itulah sekilas hubungan antara Soekarno dengan AS.Dan apa kabar pula hubungan antara AS dengan Megawati Soekarnoputri kala dia menjabat presiden? Dengan banner PDIP?
Tidak terlalu jauh pula,karena pada era Megawati inilah IMF berkasus dengan pemerintah Indonesia,siapa sih IMF kalau bukan kepanjangan tangan dari AS juga? Dan kembali Megawati mendekati Rusia dan China untuk mencari dukungan dan keseimbangan politik luar negerinya,mengingat pada waktu itu adalah masa transisi dengan segala carut marutnya.Yah,buah tak pernah jatuh dari pohon to? Meski Megawati memang orang yang kaku,tapi dia tak mudah menjilat AS untuk mendapatkan dukungan.

Dan,sekarang kembali lagi ke nama Jokowi.Sebenarnya ada tendensi apa kok pihak AS sampai bela-belain sowan ke kediaman PDIP? Kalau saya melihat ya itu tadi,dari segi bisnis ya reasonable sekali.Mengingat tidak sedikit bisnis AS yang ada disini.Dan seperti yang kita tahu ada nama Freepot sebagai bisnis terbesar AS disini.Kontrak Freepot di Indonesia akan berakhir tahun 2021 nanti.Dan sebagaimana yang namanya kontrak bisnis,pasti Freepot ingin terus mengeksploitasi kekayaan tanah Papua yang belum terjamah sepenuhnya.Biasanya,setahu saya yang awam bisnis,untuk hak guna semacam ini,5 tahun sebelum kontrak habis,mereka akan bermusyawarah untuk memperpanjang kontrak atau menyelesaikan kontrak.Dan itu berlaku untuk kondisi normal,sedangkan untuk kondisi abnormal,bisa saja kontrak tersebut dibatalkan secara sepihak apabila si pengontrak merasa rugi.Tapi saya hakul yakin,yang namanya Freepot tidak pernah merasa rugi berbisnis disini.Mengingat tambang Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia.Yang berhasil didapatkan Freepot melalui tandatangan seorang Ginandjar Kartasasmita.

Mereka menanamkan cakarnya di bumi Papua sejak tahun 1971,bukan waktu yang sebentar to? Dan tahun ini Freepot sudah terlebih dahulu mengajukan permintaan perpanjangan kontrak karya dengan pemerintah Indonesia yang ditolak oleh Sby ( thx God he do the right thing ).Sby meminta Freepot memperbaiki dan mengubah kontrak karyanya terlebih dahulu,disesuaikan lagi kesepakatannya dengan pemerintahan yang baru nanti.Bukan dengan pemerintahannya yang sudah hampir habis masanya.Dan sebenarnya agak janggal juga kenapa Freepot mengajukan perpanjangan itu sekarang,bukan 2 tahun lagi sebagaimana layaknya sebuah kerjasama jangka panjang.

Apakah Freepot ketakutan dengan rezim Soekarno yang berbuntut pada Jokowi sekarang ini sehingga mengajukan permohonan perpanjangan KK 2 tahun lebih cepat dari jadwal? Mengingat kita juga tahu peta politik dunia dimana Putin masih berseberangan dengan Obama,dan sejarah membuktikan jika klan Soekarno selalu lebih dekat dengan pecahan Soviet ketimbang dengan AS.Entahlah,saya hanya mencoba melihat sesuatu dibalik mulut manis seseorang.Karena saya selalu teringat dengan sosok Poison Ivy di film Batman,jangan pernah percaya dengan bibir manis yang legit untuk dicium,engkau tidak pernah tahu,racun apa yang menyelimutinya.

Ah,saya hanya iseng saja membaca keadaan yang ada,melihat dari sudut mata siwer saya.Jadi kalau masih ada yang bilang kedekatan AS dengan Jokowi karena mandat dari pemerintah AS yang menginginkan Indonesia menjadi negara bagian kesekian dari AS,saya mungkin akan bertanya sebaliknya.Apakah bukan sebaliknya ini cara AS agar masih boleh menjadi bagian dari Indonesia? Tidak usah terlalu luas,hanya seluas pertambangan Freepot sajalah,mereka mau kok.Logis to? Duit je..

*Iseng nulis lagi tentang politik,padahal saya tahunya cuma ngebersihin itik hehehe
Bukan membela orang membabi buta lo ya,karena saya bukan Babi,dan saya belum buta hihihihi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun