Kau dan aku.
" Tak rindukah?"
" Hehe,entahlah.."
Kemudian jeda.Ah,matanya masih sama,ada yang menari disana saat menatapku.Hanya sekat yang semakin tebal yang membedakan,antara tatapan saat ini dan sekian tahun lalu.Aku tahu,egoku tak sekedar menatapnya..
" Dia tahu?"
" Mungkin.."
" Hmm,kau selalu penuh jeda hun,seringkali berakhir di koma,bukan titik."
" Bukan jeda,,,hanya saja dia terlalu mengenalku.Jadi bagaimana aku menebak dibalik diamnya?"
" Berapa lama?"
" Apanya?"
" Juni ini?"
" Apakah waktu menjadi sesuatu yang harus dikalkulasi?"
Kemudian bisu,,dan layar monitor mendadak mati sendiri.Ah,aku lupa,baterai tak sempat aku charge,malas rasanya beranjak tuk mencari chargernya.
Sms,
" Sorry,baterai habis,aku juga udah ngantuk.."
" Iya,tidur gih."
" Yup,kamu juga,udah jam 1 kan disitu?"
" Hu um,gampang nanti."
Aku dan dia.
" Kau mencintainya ?"
" Hmm.."
" Kok?"
" Aku menyukainya,dan akan menjadi sebuah kebohongan besar jika aku menyangkalnya.Dan kau tahu itu,aku tak suka berpura-pura dihadapanmu."
Aku tersenyum pahit,dan dia diam.Aku tahu aku menyakitinya dengan kesakitan yang tak biasa.Tak ada emosi,meski samar,sekalipun tidak.Nafasnya masih teratur.Karena aku tahu dia mengerti jika separuh kepalaku berisi kegilaan yang tak wajar dan separuh lainnya berisi kegilaan mutlak.
" Sudah lebih dari 10 tahun bukan?"
" Lebih,14 atau 15 mungkin.."
" Dan tak pernah sekalipun kau menutupi perasaanmu,kau tahu itu yang membuatku bertahan selama ini,melihatmu menjadi dirimu."
" Hmm.."
" Aku mengerti,setidaknya belajar mengerti tentangmu,kau yang mengubahku menjadi baja,bukan lagi kristal seperti awal kita bertemu."
" Maaf.."
" Tak perlu,aku menyayangimu,dan kau tahu lebih dari itu."