" hai raksasa, ketahuilah, sebenarnya aku adalah ayahmu, sekarang engkau kuberi nama btara kala, karena lahirmu di dunia ini bertepatan dengan senjakala. engkau kuberi tempat tinggal di nusatembini, dan engkau kuberi batasan apa-apa saja yang kelak boleh jadi makananmu."
maka, setelah menerima sabda demikian dari sang btara guru, kalarandya kemudian pulang ke nusatembini. banyak orang meyakini bahwa nusatembini adalah pulau karimun jawa.
kelahiran kalarandya ini boleh dibilang salah kedaden atau lahir dengan proses yang salah, tidak wajar, karena bukan lahir dari gua garba (kandungan/rahim). kalarandya lahir hanya berasal dari sotyakama, dan hal itu menyebabkan dia berada diluar tatanan proses kehidupan dunia, diluar tataraning ngaurip (tingkat alam kehidupan manusia yang wajar). bukan golongan dewa pun bukan golongan manusia. hal ini menyebabkan kalarandya terkena kutuk sang hyang tunggal (sang pencipta), dan akan menyebabkan kekacauan dunia, berupa berbagai bencana, kejahatan, kesengsaraan bagi manusia.
atas peristiwa itu pula, btara guru sangat marah terhadap dewi uma. btara guru menganggap penolakan uma atas hasratnya-lah yang menyebabkan kekacauan dan aib tak terkira ini. maka btara guru kemudian mengutuk dewi uma menjadi raksesi (raksasa perempuan) yang kemudian diberi nama dewi durga. dewi durga inilah kemudian yang diktadirkan menjadi istri kalarandya.
kalarandya yg lahirnya di samodra, hanya mengenal samodra sebagai sumber makanannya. hal ini menyebabkan rusaknya ekosistem samodra. btara gangga, sang penguasa laut kemudian menegur kalarandya, bahwa tidak sepantasnya kalarandya merusak tempat lahirnya apalagi memakan sesama mahluk laut( karena kalarandya lahir di lautan, maka bisa juga disebut mahluk laut).
kemudian kalarandya pun menghadap btara guru, memohon agar bisa mendapatkan makanan yang hidup di daratan macapada juga.mendengar permintaan anaknya, btara guru pun bimbang, bingung bukan kepalang, karena nafsu makan kalarandya memang tak mudah dipuaskan. maka btara guru memanggil btara narada untuk dimintai nasehat. sayangnya btara narada pun sedang bertapa di permukaan samodra, dan dia tidak mau menghadap kecuali btara guru menjemput sendiri ke tempatnya bertapa.
setelah dijemput oleh btara guru, keduanya lalu terbang ke jonggringsaloka,untuk menemui kalarandya. hal pertama yg dilakukan btara narada adalah memberikan pakaian kepada kalarandya yang selalu telanjang sejak lahir.lalu btara guru memberi tahu kepada kalarandya mengenai apa saja dan waktu (sa'at atau orang jawa bilang sangat) makan yang diperbolehkan untuk kalarandya. kalarandya hanya boleh makan saat surya tumumpang arka ( tepat tengah hari, surya:matahari, tumumpang;diatas, arka:kepala)
namun kalarandya salah mengartikan kata-kata btara guru. maka tepat tengah hari, ditelannya sang btara surya (matahari), yang membuat dunia siang berubah menjadi gelap gulita. ketika diberitahu oleh btara guru bahwa dia keliru memahami ucapan sang ayah, kalarandya kemudian memuntahkan kembali btara surya dari dalam perutnya.hingga dunia siang kembali terang benderang. oleh karena cerita ini pulalah, jaman dahulu masyarakat jawa mengenal gerhana matahari sebagai peristiwa ditelannya btara surya oleh btara kala.
kemudian btara guru kembali menjelaskan perihal mahluk apa saja yanng boleh dimakan oleh kalarandya. kalarandya hanya boleh memakan manusia-manusia sukerta dan penganyam-anyam. tetapi btara narada melihat hal tersebut bisa menyebabkan goro-goro (kekacauan) di macapada. karena yang termasuk golongan sukerta dan penganyam-anyam tidak sedikit jumlahnya. maka btara narada memberikan nasehat tambahan kepada kalarandya tentang hakikat hidup, kawruh sejatining urip, dengan harapan kalarandya memahami artinya dan tidak menimbulkan goro-goro di marcapada akibat tak bisa mengontrol nafsu makannya.
kalarandya kemudian pulang ke nusatembini. akan tetapi btara guru masih was-was dengan kelakuan kalarandya yang tidak bisa mengerem hawa nafsunya. maka diutuslah btara wishnu (dewa kebenaran, penjaga kedamaian dan kesejahteraan dunia) untuk turun ke marcapada, mengawasi tindak tanduk kalarandya. maka turunlah dewa wishnu dengan istrinya, dewi sri, yang juga ditemani oleh btara narada dan sejumlah dewa lainnya.dewa wishnu menyamar sebagai dhalang, istrinya sebagai sindhen, dan dewa-dewa lainnya menyamar sebagai nayaga (penabuh gamelan).
wishnu menyamar sebagai ki dhalang kandha buwana (yang artinya dalang yg menceritakan perihal kehidupan di dunia), yang juga dikenal sebagai dhalang karungrungan (dalang yanng menyebarkan cinta kasih dan kedamaian). lakon yang dipentaskan oleh ki dhalang kandha buwana ini tidak jauh-jauh tentang kawruh sejatining urip, atau hakikat hidup. tentang bagaimana sebaiknya manusia hidup, apa inti dan tujuan sebuah kehidupan, bagaimana mengenali kesalahan dan memahami kebajikan. ajaran ini dimaksudkan kepada cangkupan yang lebih luas, bukan sekedar tentang bagaimana caranya agar manusia luput dari ancaman kalarandya(yang identik dengan kesengsaraan dan penderitaan), tapi lebih tentang bagaimana caranya para manusia juga bisa hamemayu hayuning buana ( menjaga kesejahteraan dunia ) yang bukan lagi hanya tugasnya para dewa.