Mohon tunggu...
Nyai Endit
Nyai Endit Mohon Tunggu... wiraswasta -

Penulis Fiksimini, Penyiar Radio, Pemilik Bumi Buku Sunda, Pengelola Taman bacaan Masyarakat "Bumi Baca Rancaekek"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkul Anak-anak di Lingkungan Kita Untuk Bermain Edukatif Tanpa Mengeluarkan Biaya Besar

11 Agustus 2012   17:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:55 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Coba kita tengok kegiatan bermain anak-anak masa kini. Play Station, Game Online, Nonton acara TV yang sebenarnya tidak untuk anak seusianya. Sungguh berbeda dengan jaman kita. Dulu kita bermain bersama dengan banyak teman yang mengharuskan kita untuk dapat hidup bersosialisasi.

Dapatkah ini dikatakan sebagai pengaruh dari kemajuan tekhnologi dan jaman? Sebahagian besar alasannya memang benar. Ini adalah pengaruh dari kemajuan tekhnologi dan kemajuan jaman. Dapatkah kita membedakan segi positif dan negatifnya dari permainan anak-anak sekarang?

Ternyata, lebih banyak yang setuju dengan menyatakan bahwa permainan untuk anak-anak sekarang lebih banyak segi negatifnya. Anak-anak menjadi kurang bersosialisasi, kurang pandai membawakan diri jika harus berada dalam satu kelompok, dan menjadi malas belajar.

Bagaimanakah solusi untuk mengatasi hal ini? Adakah diantara anda yang peduli dengan hal ini? Bagaimana jika kita ingin merubah mereka agar bermain dalam permainan yang positif?

Disela-sela waktu luang anda, ajaklah anak-anak dilingkungan anda untuk berkumpul. Berikan cerita, atau dongeng edukatif lainnya. Hal lain yang dapat kita kerjakan adalah mengajak mereka bersepeda atau jalan-jalan sore bersama. Anak-anak akan merasa sangat senang jika ada orang dewasa yang membimbing mereka dalam bermain.

Banyak permainan lain yang dapat kita berikan kepada mereka. Ajaklah anak-anak di lingkungan anda bermain bulu tangkis, sepak bola, atau latihan bernyanyi bersama. Dan tentu kegiatan ini masih dibawah pengawasan kita.

Jika hal pertama telah berjalan lancar (mengumpulkan anak-anak dan sudah berjalannya kegiatan), untuk meringankan tugas anda bedakan anak-anak menurut usia. Bimbinglah anak yang lebih besar untuk dapat mengasuh adik-adiknya. Misalnya: Anak usia SMP dan SMA diberikan pengertian dan diajari oleh kita untuk dapat mengajari adik-adiknya yang usianya lebih muda. Katakan pada mereka, mereka bertugas sebagai pembimbing. Ini akan membuat mereka merasa lebih berarti dan bangga. Hal ini akan memicu semangat mereka untuk membimbing adik-adiknya.

Berikan anak-anak keterampilan  sesuai usianya. Untuk anak-anak kecil berilah mereka kertas lipat atau kertas koran bekas yang sudah digunting kotak untuk membuat berbagai macam bentuk Origami (Seni melipat kertas).

Sedangkan untuk anak-anak yang agak besar (usia SD, SMP, dan SMA), ajaklah mereka membuat keterampilan yang lebih menuju pada wira usaha. Misalnya: membuat hiasan dinding.

Membuat hiasan dinding yang mudah adalah sebagai berikut: Semen putih, Cetakan kue dari plastik bekas/bekas celengan plastik, dan kawat untuk dijadikan gantungannya (dibentuk U). Caranya mudah, semen diberi air dimasukkan ke cetakan kemudian diberikan kawat untuk  gantungannya nanti. Biarkan mengering beberapa hari, setelah kering keluarkan dari cetakan dan warnai.

Anda tidak punya uang untuk membeli semen dan lainnya? Ssst...! Anak-anak tak akan keberatan jika dimintai uang jajannya seribu rupiah seorang untuk membeli semen putih.

Ada hal yang bisa dilakukan untuk mengajari anak-anak menyukai kegiatan menulis, namun ini jangan dipaksakan kepada mereka yang kurang gemar menulis. Mengingat anak-anak memiliki dunia imajinasi sendiri, berikan tugas kepada mereka untuk mengarang. Biarkan mereka bebas memilih tema karangan. Agar mereka merasa senang, berikan bimbingan anda pada tulisan mereka.

Pembaca Kompasiana yang budiman, masih banyak yang dapat kita lakukan untuk Lingkungan kita, mungkin hanya tinggal kesadaran, kemauan, dan niat kita.

Tak perlu mengeluarkan biaya mahal, percayalah. Dan percayalah, lambat laun lingkungan kita akan memperhatikan dan menyokong kegiatan kita.

Mari kita bangun lingkungan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun