Â
>Pendahuluan
Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan harta secara produktif. Dalam investasi seorang investor akan berhadapan dengan dua hal yaitu keuntungan yang diharapkan dan risiko yang akan dihadapi. Kedua hal tersebut saling berkaitan. Investasi yang diinginkan adalah memberikan nilai tambah berupa tingkat keuntungan yang diperoleh. Namun, faktanya para investor terkadang fokus pada pencapaian target keuntungan yang diinginkan tanpa mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi atas keputusan yang dibuatnya.
Hubungan positif antara tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan risiko ialah bahwa semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.[1] Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dibahas mengenai apa sebenarnya return (tingkat keuntungan) dan risiko disertai dengan perhitungannya baik secara sederhana sampai dengan pada portofolio. Sehingga tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi berbagai pihak dalam mengetahui dan menentukan tingkat return dan risiko dalam bidang keuangan.
>Pembahasan
A.Definisi Returndan Risiko
Berbicara mengenai return dan risiko bukan lagi menjadi hal yang asing khususnya dalam bidang keuangan. Untuk dapat memahami lebih mendalam mengenai kedua hal tersebut, maka perlu diketahui definisinya. Return dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan tingkat keuntungan atau secara sederhana merupakan kembalian atas modal.[2] Return juga dikenal sebagai keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya.
Dalam bidang investasi, RJ. Shook mendefinisikan return sebagai laba investasi, baik melalui bunga maupun dividen. Beberapa pengertian return yang lain[3]:
- Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi ekuitas pemegang saham.
- Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.
- Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
- Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan.
- Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
- Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
- Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari periode sebelumnya.
- Return ekspektasi merupakan returnyang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
- Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.
- Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertmbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.
- Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa return berkenaan dengan tingkat pengembalian atau imbalan hasil atas investasi yang dilakukan. Dalam dunia usaha, return merupakan orientasi yang ingin dicapai oleh pengusaha. Seringkali para pengambil keputusan hanya memerhatikan tingkat return yang ingin dicapai tanpa mempertimbangkan hal-hal lain yang juga memengaruhi. Salah satunya adalah risiko yang akan dihadapi.
B. Hubungan Karakteristik dengan Return dan Risiko
Dalam mengambil keputusan investasi, ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi yaitu karakteristik pengambil keputusan. Sebagaimana diungkapkan oleh Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeld, bahwa pada kenyataannya, seorang investor yang netral terhadap risiko cenderung mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan membeli sebanyak mungkin aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset yang hasilnya lebih rendah.
Karakteristik tersebut secaraumum terbagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut:
- Takut pada risiko (Risk Avoider)
- Hati-hati pada risiko (Risk Indifference)
- Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)
Formula yang lebih umum untuk menghitung returnadalah sebagai berikut :
D. Perhitungan Tingkat Keuntungan (Return) yang Diharapkan dan Risiko
Risiko diartikan sebagai kemungkinan penyimpanan dari hasil yang diharapkan. Untuk mengoperasionalkan definisi tersebut, kita bisa menggunakan standar deviasi untuk menghitung dispersi (penyimpanan) dari hasil yang diharapkan. Dengan demikian standar deviasi kita gunakan untuk mengukur risiko, jadi, semakin besar standar deviasi tingkat keuntungan suatu aset, semakin tinggi risiko aset tersebut.[4]
E. Tingkat Keuntungan yang Diharapkan
Portofolio adalah gabungan dari dua aset atau lebih.[5] Definisi portofolio menurut kamus ekonomi islam adalah kumpulan surat berharga, termasuk saham, obligasi, dan sebagainya.[6] Dalam contoh di atas, jika aset A dan B digabungkan menjadi portofolio dengan proporsi masing-masing 50%. Tingkat keuntungan portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan aset individualnya.
Dalam membentuk portofolio yang efisien investor perlu berpegang pada perilaku yang berasumsi pengambilan keputusan yang dilakukan investor. Salah satu asumsi yang terpenting adalah investor tidak menyukai suatu risiko, dalam arti investor cenderung akan memilih investasi yang berisiko rendah.[7]
Investor akan melalukukan pilihan-pilihan investasi yang memberikan keuntungan tertentu dengan risiko yang rendah atau yang dapat ditanggungnya. Dalam kondisi tersebut, maka investor harus mampu membentuk portofolio yang efisien, yakni melakukan investasi dalam sekuritas atau gabungan sekuritas yang memberikan keuntungan yang diharapkan tertentu dengan tingkat risiko tertentu yang rendah dan yang dapat investor tanggung.[8] Seorang investor berusaha untuk mencari pilihan instrumen dan gabungan investasi yang bersifat hight return dengan lower risk.
Jika aset dalam portofolio bertambah, maka komponen yang perlu dihitung dalam portofolio juga menjadi semakin banyak. Jika ada N aset dalam portofolio, maka perlu menghitung seperi berikut ini[9]:
[1]Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), hlm. 201
[2]Muhamad, Manajemen..., hlm. 201
[3]Irham Fahmi, Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi,(Bandung: ALFABETA, 2013), hlm. 169
[4]Muhamad, Manajemen..., hlm. 202
[5]Muhamad, Manajemen...,hlm. 204.
[6]Dwi Suwiknyo, Kamus Lengkap Ekonomi Islam, (Yoggyakarta: Total Media), hlm. 208.
[7]Panji Anoraga dan Puji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: PT Pineka Cipta), hlm. 106.
[9]Muhammad, Manajemen..., hlm. 222.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H