Mohon tunggu...
Nawadisa N
Nawadisa N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi saya memasak, terutama baking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Kisah Migrasi Manusia dan Hewan Purba pada Masa Pleistosen di Museum Sribaduga

14 November 2023   01:53 Diperbarui: 14 November 2023   03:42 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan iklim di masa ini sangat berdampak besar bagi kehidupan hewan, salah satunya adalah menyebabkan kepunahan massal. Hewan-hewan purba yang hidup di akhir masa Pleistosen menghadapi tantangan yang berat untuk bertahan hidup. Mulai dari cara beradaptasi dengan iklim yang dingin serta mencari sumber makanan. Beberapa hewan purba berhasil beradaptasi dengan perubahan iklim, sementara yang lain tidak mampu bertahan dan akhirnya punah.

Pada akhir masa Pleistosen, beberapa puluh ribu tahun yang lalu, ada beberapa faktor yang menyebabkan kepunahan hewan-hewan purba:

  • Perubahan iklim yang drastis: Suhu permukaan bumi mengalami perubahan besar, dari zaman Pleistosen menuju zaman Holosen
  • Keterbatasan sumber makanan: Hewan-hewan purba yang bergantung pada sumber makanan yang tidak stabil atau banyak disusup oleh manusia modern, seperti mammut
  • Perlawanan dari manusia modern: Manusia modern yang menggunakan alat-alat canggih dan mengelola lahan yang lebih luas mencuri sumber makanan dan tempat tinggal hewan-hewan purba

Pada zaman Pleistosen, Indonesia memiliki iklim yang berbeda dengan iklim saat ini. Iklim pada saat itu lebih hangat dan lembab, sehingga memungkinkan berbagai hewan purba berukuran besar untuk hidup di Nusantara. Hewan-hewan purba ini dikenal dengan sebutan megafauna. Beberapa contoh megafauna yang pernah hidup di Indonesia antara lain gajah purba, badak purba, sapi purba, dan rusa purba. Selain megafauna, Indonesia juga pernah menjadi rumah bagi berbagai hewan predator purba, seperti singa purba, harimau purba, hiena purba, dan beruang purba.

Namun, pada akhir zaman Pleistosen, terjadi perubahan iklim yang drastis. Suhu global menurun secara tajam, menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang berdampak besar terhadap kehidupan hewan purba, termasuk mendorong terjadinya kepunahan massal. Kepunahan massal ini menyebabkan hilangnya sebagian besar megafauna dan hewan-hewan lainnya di Indonesia. Kepunahan massal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, perburuan oleh manusia, dan persaingan dengan hewan-hewan pendatang.Kepunahan massal ini memiliki dampak yang besar terhadap ekosistem Indonesia. Hilangnya megafauna menyebabkan perubahan rantai makanan dan hilangnya habitat bagi hewan-hewan lainnya. Kepunahan massal ini juga menyebabkan berkurangnya keragaman hayati di Indonesia.  

Dampak migrasi terhadap komunikasi antar budaya

Migrasi manusia dan hewan purba pada akhir masa Pleistosen berhubungan erat dengan komunikasi antar budaya. Migrasi ini menyebabkan pertemuan antara manusia dan hewan dari berbagai belahan dunia, yang mendorong terjadinya interaksi dan pertukaran budaya. Interaksi antara manusia dan hewan dari berbagai belahan dunia dapat meningkatkan pemahaman dan toleransi antar budaya. Selain itu, interaksi ini juga dapat mendorong terjadinya inovasi dan perkembangan budaya.

Beberapa dampak migrasi manusia dan hewan purba pada akhir masa Pleistosen yang terkait dengan komunikasi antar budaya adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan antara manusia dan hewan dari berbagai belahan dunia dapat mendorong terjadinya pertukaran pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh, manusia yang bermigrasi ke Amerika Utara membawa pengetahuan tentang pertanian dan teknologi pertanian. Pengetahuan ini kemudian diadaptasi oleh masyarakat asli Amerika Utara.

2. Interaksi antara manusia dan hewan dari berbagai belahan dunia dapat mendorong terjadinya pertukaran bahasa dan budaya. Sebagai contoh, bahasa Proto-Indo-Eropa yang dibawa oleh manusia yang bermigrasi ke Eropa kemudian berkembang menjadi berbagai bahasa Indo-Eropa yang ada saat ini.

3. Interaksi antara manusia dan hewan dari berbagai belahan dunia dapat mendorong terjadinya asimilasi budaya. Sebagai contoh, masyarakat asli Amerika Utara yang bermigrasi ke Amerika Selatan kemudian berasimilasi dengan masyarakat asli Amerika Selatan.

Migrasi manusia dan hewan purba pada akhir masa Pleistosen merupakan peristiwa penting dalam sejarah komunikasi antar budaya. Peristiwa ini telah mendorong terjadinya pertemuan antara manusia dan hewan dari berbagai belahan dunia, yang telah meningkatkan pemahaman dan toleransi antar budaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun