Mohon tunggu...
Nuke Patrianagara
Nuke Patrianagara Mohon Tunggu... Freelancer - cerah, ceria, cetar membahana

rasa optimis adalah kunci

Selanjutnya

Tutup

Trip

Belah Durian di Purworejo

12 Februari 2020   10:12 Diperbarui: 12 Februari 2020   13:33 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memilih jalur Bawen menuju Magelang sepertinya pilihan yang tepat, setelah tol yang panjang mulai masuk ke jalan non tol, kiri kanan pemandangan rumah-rumah, warung-warung, pesawahan, sembari menyusuri jalan kenangan saat tulisan Secang muncul di aplikasi petunjuk arah mengingatkan saya saat KKN di Temanggung, saat sampai Secang menunjukkan setengah jalan perjalanan menuju atau dari Desa Bantir Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung yang ternyata desa yang sama dengan Pak Ganjar Pranowo saat KKN dulu.

Mamih berteriak seru saat melihat tumpukan nangka yang ukurannya gede banget, kayak menhirnya Obelix, durian membentuk gunung-gunung berduri, kumpulan edamame raksasa alias pete menjuntai bagaikan rambut bidadari bercat hijau, pikiran langsung melayang itu nangka cocok dengan es campur atau cendol dawet ben ambyar seperti Lord Didi Kempot, durian dinikmati bersama keluarga atau teman sembari ngobrol seru, dan pete bisa digoreng bersahabat dengan sambal, pete dibalado dengan teri bahkan kulit beserta petenya diiris lalu digoreng sedikit garing diaduk sambal balado hmm berteman nasi hangat dengan genre makan pake tangan slurppp lap iler deh.

Jalanan yang teduh oleh rindangnya pepohonan, sembari menengok keatas dari dalam mobil ternyata jejeran pohon nangka, durian dan pete yang hasilnya terlihat di warung sepanjang jalan, buah durian rata-rata sudah terikat tali biar tidak jatuh langsung ke tanah tapi yang sulit dijangkau dibiarkan jadi durian jatuhan langsung meluncur ke tanah, tidak terbayang kalau menimpa kendaraan saat lewat, ketiban durian bukan lagi kiasan tapi dalam arti sebenarnya.

Mendaki Borobudur

Candi Borobudur menjadi tujuan wisata pertama sebelum masuk ke Jogjakarta, mendung sedikit bergelayut, hati dak dik duk takut hujan turun saat naik ke candi seperti Pak Menteri Kemenpar yang mengunjungi Candi Borobudur saat hujan, bisa gagal foto-foto kalau hujan-hujanan, fotografer handal sudah siap mengokang kamera, disela doa sedikit khusyuk ponakanku Revan nyeletuk sambil telunjuknya mengarah sama penjual cilok, mungkin kaget kok kang cilok jualannya jauh amat sampai AKAP (Antar Kota Antar Propinsi), ternyata cilok ini sukses mengembangkan sayapnya keluar dari sarang asalnya yaitu daerah Jawa Barat, Jakarta dan Tangerang, menjadi hiburan tersendiri gara-gara kang cilok ini, setiap ada tukang cilok kita teriak bersama, "tuh Van kang cilok!".

Sang Maha Kuasa selalu bersama dengan hamba-hamba yang berserah padaNya, saat turun dari mobil hujan turun rintik-rintik, penjaja jasa sewa payung sudah antri menawarkan jasanya, kami bawa dua payung dari mobil dan satu sewa, sampai pintu pembayaran tiket yang akan mengunjungi Candi Borobudur masih lumayan antri padahal sore sudah menjemput. 

Taman yang sangat luas juga asri, jalan yang sedikit memerlukan waktu serta tenaga mencapai pelataran candi, kami putuskan untuk menaiki kendaraan perantara dengan tiga pilihan; kereta, Tayo dan mobil golf, tadinya mau naik kereta wisata tapi masih jauh sementara kami mengejar waktu, pilihan pindah ke Tayo biar mamih ngerasain naik Tayo, langsung bersenandung ceria "Hai Tayo, hai Tayo, dia bis kecil ramah, melaju, melambat, Tayo selalu senang"

Hujanpun ikut berlalu, kami bisa menikmati kemegahanan Candi Borobudur tanpa main hujan-hujanan seperti di film India.

Mendaki gunung lewati lembah

Sungai mengalir deras ke Samudra

Bersama teman bertualang (kalau ini sama suami dan juga keluarga)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun