"tetangga disini?"
"Bukan"
"teman kuliah penganten?"
"bukan"
"Trus ibu-ibu ini darimana?"
"Dari Timbuktu!"
Kamipun meninggalkan bangku untuk pindah ke bangku paling belakang dekat makanan biar bisa sambil ngemil ngobrolnya.
Saat kami ngeloyor muka bapak MC itu lho...seperti Kartolo kebingungan garuk-garuk kepala dengan kopiah yang sedikit bergeser keatas.
Maafkan kami Oktin pagi-pagi sudah bikin rusuh, nggak rusuh nggak rame ya kan ya kan yak an???
Saat sarapan seperti akan kehilangan kesempatan menghadiri akad nikah karena waktu sudah menunjukkan pukul 7 lebih yang menurut rencana itu adalah waktu akad nikah akan dilangsungkan, tapi saat aku dan suami setengah berlari ke tempat hajatan, masih terlihat sepi, rombongan calon pengantin pria belum terlihat, hanya lalu lalang panitia mempersiapkan acara, biasanya Oktin yang lalu lalang, panik dan gugup mempersiapkan kegiatan baik skala daerah maupun nasional, saat ini cukup duduk manis dirias dan siap disahkan jadi suami istri, tapi aku yakin hatinya pasti deg deg an hehehe.