Mohon tunggu...
Nuke Patrianagara
Nuke Patrianagara Mohon Tunggu... Freelancer - cerah, ceria, cetar membahana

rasa optimis adalah kunci

Selanjutnya

Tutup

Trip

Belah Durian di Purworejo

12 Februari 2020   10:12 Diperbarui: 12 Februari 2020   13:33 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang melekat diingatan keponakanku saat Waluyo menyesap arang kopi jossnya, adegan itu ada dihalaman 45 buku TMJJKSJ karya Benny Rachmadi.

Suasana Jogja terasa syahdu melewatkan malam di angkringan, penuh kehangatan sehangat punggung yang membelakangi tungku dengan bahan bakar arang tempat menjerang air dalam teko dan para pelayan menghangatkan makanan diatas bara api sebelum disantap biar tambah mantap.  Suami mengingatkan untuk beli nasi kucing dan teman-temannya buat mamih di penginapan.

Rencana menemui keluarga Ayah Dj ditunda karena cuaca yang tidak menentu, setelah membayar kerusakan yang telah kami lakukan terhadap makanan dan minuman meluncur masuk ke perut masing-masing, rasa optimis tumbuh kembali untuk meneruskan jalan-jalan ke Malioboro, beberapa langkah berjalan menuju Jalan Mangkubumi kembali hujan turun lagi, kami bertiga berusaha berteduh dibawah pohon besar sembari pesan TakOluntuk kembali ke penginapan saja, menikmati Malioboro saat malam biar jadi rencana yang belum terlaksanakan.

Berpayungkan tangan kami menunggu TakOl dipinggir jalan sebelah Stasiun Tugu, tiba-tiba Zidane berteriak melihat sahabat karibnya sedang menyebrang jalan menuju kearahnya, ini yang namanya MestaKung alias Semesta Mendukung, Zidane bercerita kalau sahabatnya kuliah juga sedang berada di Jogja tapi tidak tahu menginap dimana dan kemana saja tujuan jalan-jalannya, Zidane mengenalkan kami sama sahabatnya itu yang ternyata sedang ketemuan dengan teman SMAnya yang juga teman keponakanku juga jadi seru ngelencer malam kita, rencana mereka sama mau ke kopi joss juga tapi TakOl kami sudah dekat, Zidane pamit mau balik ke penginapan dan TakOl sudah menunggu disebrang jalan, saat mau naik kendaraan Zidane ngomong lupa foto tadi, kita suruh turun dan Zidane meneruskan kongkownya biar nanti pulang sendiri.

Boys's night

Zidane kembali hang out bersama teman-temannya, aku dan suami kembali ke penginapan setelah melepas rindu dengan segelas kopi joss berserta sate-satean, hujan kembali lebat menemani perjalanan. Sesampainya depan penginapan terlihat kakakku seperti menunggu untuk dijemput, ternyata temannya menjemput untuk sekedar ngobrol dan melepas malam sebelum kembali ke Jakarta.

Caf sebrang penginapan ada Jazz night saat weekend, saat mau pergi tadi terlihat ada yang parkir di halaman penginapan dengan menenteng kotak gitar, menarik sepertinya untuk dikunjungi dan melihat mereka unjuk kebolehan, keponakanku Revan tertarik dengan berbagai alat musik mulai dari gitar, bass, piano dan drum, suamiku ijin mau ajak Revan melihat live music di caf sebrang penginapan yang sebentar lagi akan habis jam manggungnya, bagian aku bersama mamih yang sudah tidur padahal dibawakan nasi kucing dan teman-temannya.

Para lelaki melewatkan jumat malam dengan keasyikan masing-masing, kaum perempuan bertemankan selimut menunggu mereka kembali, ternyata mamih terbangun dan penasaran yang dibawa kita, matanya berbinar karena ada nasi kucing dan teman-temannya, mamih begitu menikmatinya sembari kita ngobrol ngalor ngidul disertai derai tawa tingkah polah dan kekonyolan kami.

Bersua A3

Unggahan ranumnya buah rambutan rasanya seperti melambaikan tangan untuk bersua sahabat di tanah Jogja, mencari celah waktu disertai Jogja yang sedang bersahabat dengan hujan, janjian mendadak dengan waktu yang begitu pagi membuyarkan metik rambutan sendiri karena mereka sedang dirumah yang tidak ada pohon rambutannya, menjaga hubungan kekeluargaan dengan mengunjungi sahabat tidak boleh gagal.

Menurut catatan menikmati jalanan Jogja diatas roda dua bersama yang tercinta tidak boleh jadi catatan kosong tapi pagi yang syahdu dengan rintik gerimis hujan menunda catatan itu tertulis, kita berdua putuskan pake roda empat menuju arah jalan Magelang, lalu lintas yang masih sepi berpetakan mengikuti aplikasi penunjuk arah sesuai dengan titik kordinat yang telah dikirim lewat pesan sang sahabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun