Kembali dapat durian runtuh dari perhelatan akbar "Festival Jajanan Bango" lewat juragan icip-icip empunya Kelana Rasa yaitu Mas Arie Parikesit.Â
Teriknya matahari sabtu siang, remote tidak mungkin mengatur suhu seperti yang kita mau, sedikit berlari  menuju tempat perhelatan, mencari perlindungan untuk muka yang mulai tersengat, setelah registrasi, disambut dengan gapura selamat datang yang megah, di beberapa sudut terlihat yang ambil foto untuk narsis di sosial media.
Sesaat setelah pintu masuk tenda besar yang disebut dengan "gallery bango", dimulai  promosi produk sabun cuci cair, lalu ada kru acara dengan menggunakan celemek menawarkan untuk mencicipi  Kacang kedelai hitam yang ditempatin di magkuk kertas kue kecil, kacang kedelai hitam bahan kecap bango yang bernama "Malika", satu tempat berisi lima biji, saya mencicipinya, rasa yang tidak asing di lidah, beberapa hari lalu baru membahasnya sama mamih di rumah, katanya saat berkunjung ke uwak disuguhi kacang kecap yang dimasak dengan bawang dan cabe hijau.Â
Lalu melayang lagi ke tempe hitam di Malang, semuanya membuat terbang ke makanan penuh kenangan, sama-sama makanan yang jarang ditemui dan saya suka keduanya. Kedelai malika ini mempunyai rasa yang enak, sebenarnya kalau bisa bawa sekilo ke rumah. Lumayan buat camilan sambil nulis cerita kuliner.Â
"Malika" merupakan kedelai unggulan hasil dari penelitian para ahli dibidangnya, didalam tenda besar ini selain ada tanaman kedelai "Malika"beserta kacangnya, lebih masuk lagi  diwarnai dengan ornamen-ornamen penjaja makanan tradisional yang menarik untuk dipamerkan di media sosial.
Mencuci tangan sebelum makan mengurangi resiko tangan terkena paparan kuman, sampailah ke tempat perlindungan berikutnya, didalam sudah ada beberapa yang bersiap mengikuti acara,di pojok tenda  disediakan  es krim walls setempat jualan di toko kelontong atau minimarket  yang bebas kita ambil dan menikmatinya,  serasa oasis di padang pasir. Â
Maunya mencicipi semua jenis yang ada dalam mesin pendingin, dilihat dari ujung mata, seperti semua tunjuk tangan, cobalah saya dan katakan pada dunia bahwa rasa saya paling enak dan menyegarkan, Â tapi perut ini harus diatur manajemennya, saya sendiri memilih walls salero split mangga & vanila dan magnum almond.
Memilih es krim ini juga punya alasan tersendiri, mangga dan vanila itu menyegarkan dikala cuaca panas, buah mangga adalah buah kesukaan saya, perpaduan dengan vanila terasa dapat nyawa tambahan.Â
Magnum almond menjadi pilihan berikutnya karena  almond selalu memberi sensasi berbeda.  Cukup dua saja jangan sampai tidak bisa merasakan  dan menghayati aneka suguhan kuliner yang telah siap dijelajahi di acara "Festival Jajanan Bango 2018"
Dari rumah sudah siap dengan daftar yang akan dicicipi, sampai tempat kembali berpikir keras mana yang harus dan mana yang bisa di coba pada kesempatan lain, pilihan jatuh pada daftar berikut:
Bacang Nyonya Lena
Di Bandung tempat asal saya, pedagang bacang lumayan mudah ditemui, hampir ditiap toko kue basah bacang selalu ada dideretan kue yang bisa kita pilih, saya sekeluarga penggemar bacang (Papap, mamih, Aa dan saya), bahkan sudah hapal toko mana saja yang rasa bacangnya juara. Â
Dulu disudut kota Lembang di perempatan antara arah dari Bandung menuju Sespimpol ada toko yang jual bacang enak, tapi sekarang tokonya berganti dengan toko baju. Begitupun saat SMP di kantin saya ada khusus mamang pedagang bacang, dan saya termasuk pelanggan tetapnya, saat lupa sarapan bacang selalu jadi pilihan.
Saat festival Jajanan Bango 2017 di ICE BSD sebenarnya bacang nyonya lena sudah masuk daftar yang harus dicicipi, sudah lihat kesibukan opa melayani pembeli, lupa kenapa jadi terlewat saat itu, rasa penasaran terbayar saat ini.
Saya pilih yang beras ketan, saat dibagi dua, itu bacang penuh dengan isinya, potongan telor asin, jamur hioko dan daging ayam dikelilingi beras ketan dibungkus daun bambu, rasanya juara, kesalahan besar tahun lalu tidak membelinya, walaupun sekarang dimudahkan dengan pembelian lewat dunia maya, membeli langsung memberi rasa berbeda, melihat sendiri bacang-bacang mlenuk-mlenuk, lihat opa sibuk melayani pembeli, transaksi terjadi, setiap suapan menjadi sangat berarti.
Ayam Bakar Taliwang Rinjani
Saat berjalan menyusuri tenda-tenda penjaja kuliner pilihan bango ini, tempat ayam bakar taliwang rinjani menarik hati, saya memilih bagian favorit saya dari ayam yaitu paha, sebelum menikmatinya saya kucurkan jeruk limau, wanginya semerbak tidak sabar itu ayam di cuil, saat potongan ayam mendarat di mulut, pedasnya ayam bakar yang meresap sampai kedalam dagingnya, membuat lidah bergoyang tidak mau berhenti memakannya, sambil tangan sibuk menyeka keringat, ayamnya pedas ditemani dua jenis sambal, tidak lupa pelecing kangkungnya sebagai cita rasa lengkap ayam bakar taliwang.
Cilok madrasah
Waktu SD bapak penjaga sekolah mempunyai sampingan jualan cilok, cilok berhadiah kita menyebutnya, kalau saat kita beli dan di dalam ciloknya terdapat kacang tanah satu biji, kita boleh ambil satu sebagai bonus, kalau kosong silahkan coba lagi dan jangan lupa bayar sesuai dengan jumlah cilok pindah ke mulut selain cilok bonus. Â
Dulu cilok hanya dapat ditemui di Sekolah Dasar, lupa mulai kapan tiba-tiba cilok begitu menggila penjualannya, tukang cilok bagai jamur di musim hujan. Di facebook, instagram, wag pada jualan cilok dengan berbagai jenis, cilok kukus, cilok goreng, cilok bumbu kacang, cilok isi; sambal kacang, keju, jando, lemak.
Kehadiran kembali cilok madrasah di Festival Jajanan Bango 2018, lumayan menerbangkan kenangan saat SD, bentuknya bulat seperti baso,kalau digigit kenyal karena namanya juga cilok singkatan dari aci di colok, aci itu tepung kanji, di colok di tusuk. Â
Dengan bumbu kacang yang pas, bisa ditambah saos sambal atau tidak, saya memilih cilok hanya dilumuri sambal kacang, kita boleh memilih cilok kukus atau cilok goreng, boleh juga kombinasi keduanya. Saya memilih kombinasi, gigitan demi gigitan saya resapi rasanya, bentuknya lebih kecil dibanding cilok yang saya temukan saat SD, soal rasa cocok dengan mulut saya, baik yang kukus maupun goreng, Â terima kasih cilok madrasah mengobati rindu saya terhadap cilok.
Kambing Bakar Cairo Sambas
Potongan-potongan daging kambing berpindah tempat, tidak lupa sambal kecap, tidak sabar untuk merasakan sensasinya, potongan daging kambing yang empuk dan sambal kecap sensasional, mamih yang usianya hampir 70 tahun saja bisa bebas menikmatinya tanpa harus khawatir dengan giginya. Tidak salah yang mempromosikan makanan ini.
Sop buntut Cut Meutia
Sop Buntut Cut Meutia tidak hanya menawarkan sop buntut saja, tapi ada pilihan lain yaitu iga sapi, dengan jenis masakan sop buntut, sop buntut bakar, sop iga, sop iga bakar. Pilihan jatuh pada sop iga sapi bakar, dagingnya empuk, kuahnya segar, sensasi dari pembakaran iganya membuat saya harus berebut sama suami, sama-sama penyuka daging sapi yang dibakar jadi kita rebutan dengan cinta.
Sop sumsum kaki dan iga sapi kaledo
Didalam panci yang besar tulang-tulang kaki sapi bergelimpangan, berdesakan, kuah kaldunya dengan riak-riak minyak bergoyang seperti menari ombak.
Kuah yang mengepulkan uap panas, wangi semerbak sop sumsum menggelitik hidung, saat sedotan menarik sumsum masuk ke mulut, enak banget gila, lalu dagingnya juga empuk, tidak lupa kucuran jeruk nipis dan sesendok sambal, surga dunia banget, sampai lupa suami minta geser tempat duduk.
Otak-otak sidia
Otak-otak Sidia satu bungkus kecilnya lumayan padat, tidak seperti otak-otak lainnya, bumbunya yang membuat perpaduan tepat kala bertemu di mulut, juga tidak pelit. Saat otak-otaknya sudah habis, bumbu masih ada, kebetulan di rumah ada nasi kuning, kakak ipar dengan bebas menumpahkan bumbunya di atas nasi kuning, kita pada bengong, kok bumbu otak-otak bukannya sambal naskun, santai saja menikmatinya, tumben sambal nasi kuningnya enak dan menyegarkan, kita pada tertawa itu bukan sambal nasi kuning tapi sisa sambal otak-otak sidia, ternyata cocok juga untuk sambal nasi kuning.
Otak-otak bagian dari penganan berbahan ikan, selamat saya di FJB 2018 ini makan ikan, tidak akan ditenggelamkan oleh Bu Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan. Â Dengan garis pantai no 3 terpanjang di dunia, laut yang sangat luas, pengembangan panganan berbahan dasar ikan harusnya menjadi raja di negeri sendiri.
Klappertaart online
Makanan-makanan khas daerah ini tidak kalah enaknya dengan makanan impor yang menurut generasi milenial adalah makanan kekinian. Padahal dengan memajukan usaha makanan khas daerah yang berada di Indonesialah yang sepantasnya di sebut kekinian, karena mereka tidak lupa akan darimana mereka berasal.
 Semua makanan diatas masih sangat enak dinikmati saat dibekal ke rumah, biasanya tidak semua bisa dinikmati dirumah, makan langsung di tempat lebih enak.  Berarti pilihan panitia tidak salah, dengan pilihan menu yang ada, kalau perut sudah tidak berkompromi, bawa ke rumah bukan pilihan salah.
Tahun ini Festival Jajanan Bango menyambangi dua kota yaitu Jakarta dan Makasar, kenapa hanya dua kota? bumi nusantara ini sangat luas dengan ribuan ragam kuliner, bisa kita lihat dan rasakan soto, seperti terlihat di galery bango, jejeran penjelasan soto dari berbagai daerah, bahkan sampai disediakan khusus kampung soto.Â
Lalu beragam sate yang dibakar dan disajikan dengan berbagai cara penyajian dan sambal yang berbeda-beda, saat tugas ke daerah setiap jengkal warung gule juga beda rasa, beda bumbu . sebagai penggemar  sayur asem, tiap daerah berbeda isinya, kuahnya, rasanya  dan sama-sama enak, rendang yang katanya dari tanah minang beragam jenis yang bisa kita nikmati.
saya percaya setiap daerah di Indonesia merindukan kedatangan "Festival Jajanan Bango", selain memperkenalkan beragam kuliner juga mendatangkan para wisatawan, yang juga berhubungan dengan peningkatan pendapatan baik bagi daerah juga bagi masing-masing penjual makanan, berhubungan juga dengan kesehjahteraan masyarakat, bukan begitu Pak Triawan Munaf sebagai ketua BEKRAF (Badan Ekonomi  Kreatif) atau Pak Arief Yahya sebagai Menteri Pariwisata.Â
Terima kasih Bango dengan festival Jajanan Bango 2018 yang singgah di Jakarta, sampai jumpa di Makassar 5 -- 6 Mei 2018, bertempat di lapangan Karebosi. Siap-siap mendengar teriakan "Apa Kareba"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H