Hallo,
Menjelang libur lebaran Idul Fitri seperti sekarang ini, muncul beberapa pekerjaan musiman yang saya bagi menjadi dua golongan, yaitu bermanfaat dan unfaedah. Â Yang masuk kategori bermanfaat ini bermacam-macam, ada yang menjual kue kering, kulit ketupat, ketupat yang sudah jadi, lontong, ayam kampung, opor, jasa tukar uang, kredit baju baru, dan masih banyak lagi.Â
 Saya memasukkan ini ke golongan bermanfaat karena memang ada yang membutuhkan jasa atau barang yang dijual dari orang-orang tersebut.  Untuk yang masuk golongan unfaedah, setahu saya hanya ada satu, yaitu pengemis atau peminta zakat dadakan.Â
 Kali ini saya hanya akan membahas yang unfaedah saja, karena selain jumlahnya yang banyak, kemunculan profesi ini sangat menyebalkan.
Banyaknya pengemis dadakan yang muncul sekitar Ramadhan dan Idul Fitri karena kebiasaan yang muncul di Indonesia. Â Adanya dalil bahwa amalan yang dilakukan selama Ramadhan akan dilipat gandakan pahalanya, maka orang otomatis akan berlomba-lomba untuk beramal. Â
Amalan yang diwajibkan adalah zakat fitri atau ada juga yang menyebut zakat fitrah berupa bahan makanan pokok yang memang wajib ditunaikan dan hanya bisa dilakukan selama bulan Ramadhan sampai sebelum sholat Idul Fitri.  Amalan wajib lain yang bisanya memang disengaja dilakukan saat Ramadhan adalah zakal mal atau zakat harta.Â
 Zakat ini sebenarnya bisa dilakukan di bulan-bulan lain, tapi karena selama Ramadhan pahala dilipat gandakan, maka mending sekalian dilakukan saat Ramadhan.  Wajar kan kalau manusia biasa seperti saya yang beramal hanya karena mengharap pahala ga mau rugi?Â
Kalau hari biasa pahala dihitung 1 tapi kalau Ramadhan bisa dilipat gandakan, tentu dengan perhitungan sederhana, pasti lebih untung kalau beramal di bulan Ramadhan kan? Zakat harta diberikan dapat berupa apapun mulai dari makanan pokok, uang, paket lebaran, sarung, atau apapun.Â
Jumlahnya 2,5% dari harta yang telah melebihi nishab atau batas minimal.  Batas minimalnya adalah senilai 85 gram emas, baik itu memang menyimpan emas atau dapat berupa uang.  Emas perhiasan yang dipakai sehari-hari tidak termasuk untuk dizakati, begitu juga rumah, mobil atau harta lain yang dipakai sehari-hari.
Selain dua jenis zakat tersebut di atas, ada lagi jenis amalan yang tidak wajib dilakukan yaitu sedekah.  Sedekah ini dapat dilakukan oleh semua orang, bahkan yang kekayaannya belum mencapai nishab tadi.  Maka, orang biasa seperti saya ya hanya sanggup sedekah itu tadi. Â
Banyaknya orang yang berniat berbuat baik ini ternyata dibaca lain oleh oknum-oknum tertentu. Â Mereka membaca peluang untuk memperoleh uang tambahan dengan M E N G E M I S !!
Setahu saya, pengemis di bulan Ramadhan ini ada yang memang pengemis full time, tapi ada juga yang part time.  Pengemis yang saya sebut full time ini memang sehari-hari ngemis.  Ga ada kerjaan lain, dengan alasan apapun dia berdedikasi untuk ngemis.  Sementara kalau yang part time, biasanya dia tidak bisa bekerja selama Ramadhan, tapi tetap membutuhkan pemasukan, sehingga dia memutuskan untuk mengemis selama Ramadhan saja.  Selepas itu, dia akan bekerja seperti biasa.  Yang saya tahu beberapa penjual makanan keliling dari satu sekolah ke sekolah lain akan jadi part time pengemis selama Ramadhan.  Tidak semua seperti itu, tapi memang ada beberapa yang melakukannya.Â
Saya menyebut di awal bahwa pengemis adalah jenis pekerjaan musiman yang sangat sangat sangat sangat sangat menyebalkan. Â Kenapa? Karena sikap mereka yang suka memaksa dan lebih galak daripada orang yang dia mintai uang. Â Itu sangat mengganggu bagi saya. Â Beberapa kali saya pernah ribut dengan oknum pengemis, yang maaf-maaf harus saya sebut kampret ini. Â Disini saya tidak bermaksud merendahkan salah satu pihak, atau menyalahkan orang yang memberikan bantuan pada pengemis-pengemis itu, ini murni hanya pandangan saya saja.Â
Di kota tempat saya tinggal terdapat Perda larangan memberikan uang kepada pengemis. Â Di jalan raya banyak dipasang himbauan 'PEDULI BUKAN BERARTI MEMBERI'. Â Kota tempat tinggal saya bukan berarti melarang orang untuk berbuat baik atau sedekah, tapi memang sedekah itu ada tempatnya. Â Saat ini telah banyak didirikan badan-badan untuk penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah. Â
Lembaga-lembaga penggalangan dana yang memang terbukti valid, disalurkan secara benar pada orang-orang yang memang membutuhkan, bukan pada orang yang modal malas saja. Â
Warga dianjurkan untuk berdonasi melalui lembaga resmi atau dinas sosial yang akan membagikannya secara merata. Â Dinas sosial menggunakan dana itu untuk memberikan pelatihan kepada pengemis-pengemis agar memiliki keterampilan, dan mau bekerja di jalan lain.
Nah, kembali ke pengemis menyebalkan, pengemis ini suka memaksa dan ngomel-ngomel saat meminta uang ke orang-orang. Â Kalau kemarin pernah viral di media sosial ada orang minta sumbangan pembangunan masjid lalu marah-marah karena hanya diberi seribu, saya juga pernah mengalami itu. Â Serius, berkali-kali malah. Â
Bedanya, yang meminta saya bukan dari panitia pembangunan masjid, karena masjid dekat rumah saya kalau mau renofasi ya berdikari. Â Minta dana pembangunan ya ke warga langsung. Â Ga jaman bangun masjid minta sumbangan keliling pulau Jawa.Â
Adanya Perda untuk tidak memberikan uang secara langsung kepada pengemis membuat saya jadi tidak pernah mau memberikan uang saya ke mereka. Â Karena selain menyalahi Perda, saya ga suka aja sama orang yang ga mau usaha lain, cuma modal muka kasian. Â Saya benci banget yang jenis itu. Â Adanya Perda larangan memberi pengemis itu disertai sangsi denda yang jumlahnya lumayan. Â
Dari situ saya jelas tidak punya motivasi apapun untuk memberi pengemis. Â Saya kadang memberi ke pengamen karena mereka usaha untuk nyanyi dan main alat musik. Â Itupun harus cukup bagus dan membuat saya berpikir kalau dia memang niat ngamen. Â Kalau hanya bawa kecrekan dan nyanyi asal-asalan, ya saya juga ga akan kasih.
Saya membuat tulisan ini karena baru saja mengalami lagi ribut dengan pengemis.  Jadi ada pengemis jalan ke depan rumah saya, dia masih jauh sudah saya bilang "Boten bu" yang berarti "tidak bu".  Tapi dia pura-pura budeg dan tetap mendekati pintu rumah saya. Â
Sampai depan pintu rumah saya persis, saya sudah mengatakan "Boten bu" sampai tiga atau empat kali dan dia tetap acting budeg.  Setelah menunggu beberapa lama dan gantian saya yang pura-pura ga liat dia, si kampret ini lalu marah dan menggerutu.  Intinya dia tidak terima sudah menunggu lama tapi tidak dapat apa-apa.  Padahal salah siapa? Salah dia sendiri.Â
Dulu pernah juga ada yang meminta ke rumah saya, waktu itu juga pas Ramadhan juga.  Pada saat itu saya masih labil dan lebih gampang emosi, jadi waktu ada orang yang minta tidak saya jawab pakai kata-kata dengan maksud biar saya ga ngomel-ngomel.  Saat itu saya takut kena azab karena menghardik orang miss queen. Â
Saya cuma melambaikan tangan (dadah-dadah) dengan maksud dia tahu kalau saya ga akan ngasih. Â Tapi ya dasarnya mereka perpendirian teguh, dia tetap nungguin sambil ngomong panjang lebar biar saya kasihan sama dia. Â Karena saya tetap diam dan melambaikan tangan, dia jadi marah ke saya.Â
 Waktu itu dia bilang kalau saya tidak menghargai dia yang sudah jalan jauh dan panas-panasan demi minta-minta di daerah rumah saya.  Dia sudah lelah, letih, lesu, lemah, lunglai, tapi hanya saya dadah-in.  Dia lalu menyumpahi saya biar tangan saya patah karena dadah-dadah.Â
Saat itu, saya auto marah. Dan saya langsung balas nyumpah-nyumpahin dia.  Silakan kalau ingin menganggap saya tidak sopan karena nyumpahin orang tua, silakan juga mau menyebut saya tidak berhati lembut dan tidak dermawan, karena memang nyatanya begitu.Â
 Seandainya dia lebih sopan, mungkin saya tidak akan menyumpahi dia, meskipun saya tetap tak akan memberi dia uang.  Saya bermaksud untuk feel free terhadap pengemis. Â
Jangan merasa terintimidasi dan merasa harus memberi pada pengemis yang sebenarnya masih bisa melakukan usaha lain.  Lebih baik bantuan anda disalurkan melalui badan penggalangan dan penyaluran dana, agar bantuan yang diberikan lebih tepat sasaran.  Berbuat baiklah, tapi tetap harus selektif.  Bye !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI