Mohon tunggu...
Nikky Vianti
Nikky Vianti Mohon Tunggu... -

Staf IT yang memiliki motto hidup : Agama adalah Pedomanku, Ilmu adalah pijakanku dan Seni adalah sandaranku. Ingin coretannya bisa bermanfaat dan membuat orang senang. Tak kenal lelah untuk belajar dan belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Hari Pahlawan] Surabaya dalam Renungan

9 November 2011   20:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Image : Wikipedia

Rek..

Hari ini 10 November. Memangnya ada apa? Buang dulu semua tanyamu.  Luahkan sedikit waktu.   Menepilah dari hingar-bingar dunia untuk sejenak. Ikutilah langkahku menjelajahi setiap inchi kota ini

Rek ayo rek mlaku-mlaku nang Tunjungan…

Siul sumbangku hanya kamuflase.   Sebenarnya aku akan mengajakmu ke sebuah hotel.  Tak usah berpikir muluk.   Aku takkan menukar rupiah dikantong untuk membuai mimpi di kamar hotel itu barang semalam. Tak terjangkau olehku.   Berdirilah disampingku saja. Sapukan pandanganmu ke seluruh pelataran hotel. Tengadahkan kepalamu.

Adakah tiang bendera di atas bangunannya? Apa istimewanya?    Itu adalah tiang saksi sejarah perjuangan arek-arek di tahun 1945.

Tahukah kamu, mengibarkan sang saka saat itu sama saja bertukar dengan nyawa.

Meradangkah jiwamu saat merah putih biru berkibar di saat kedaulatan negeri ini sudah diakui?

Mendidihkah darahmu ketika merah putih tak boleh mengangkasa?

Letusan pistol dari kompeni tak menghalangi niat arek-arek untuk menurunkan dan merobek bendera penjajah di Hotel Yamato yang sekarang kamu kenal dengan Majapahit.

Cak, Ning…

Tuku klepon diwadahi tampah

Nang kembang jepon liwat jembatan merah ²

Cak, Ning..

Berapa ribu kali kamu lewati Jembatan itu? Pernahkah terbesit dalam benakmu, Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby meregang nyawa di tempat itu? Darah arek-arek juga menggenangi tiap sudutnya…

Rek…

Hari ini, 66 tahun yang lalu, tergugahkah emosimu saat Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum agar kita menyerahkan diri? Penghinaan terbesar untuk negeri ini!

Mati saiki lan meneh ngenteni opo, gak ono bedane

Cincing-cincing wis kadung teles, jeguri pisan³

Itulah jawaban ultimatum.   TKR dan organisasi pemuda merapatkan barisan.  Membulatkan tekad mengangkat senjata demi mempertahankan tanah air.   Inggris dan sekutu membumihanguskan Surabaya...tak bersisa..

Bung Tomo berteriak lantang membakar semangat arek-arek …

selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah

yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih

maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

percayalah saudara-saudara

Tuhan akan melindungi kita sekalian

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

MERDEKA!!!

Ribuan nyawa melayang untuk merebut kota tercinta ini ke pelukan kita. Teramat mahal harga sebuah kemerdekaan.

Aku bangga terlahir sebagai Arek Suroboyo, bagaimana denganmu?

Selamat Hari Pahlawan…

Keterangan :

1. Tuku Klepon diwadahi tampah : Beli klepon ditaruh di tampah

2. Nang Kembang Jepon Liwat Jembatan Merah : Ke Kembang Jepun lewat Jembatan Merah

3. Mati saiki lan meneh ngenteni opo, gak ono bedane, Cincing-cincing wis kadung teles, jeguri pisan³

: Mati sekarang atau besok nunggu apa, tidak ada bedanya, terlanjur basah, nyebur sekalian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun