Pandemi ini datang memang tak kenal kondisi. Di tengah aktivitasku yang giat mencari pekerjaan usai lulus kuliah, alhasil harus ditunda karena pandemi. Jadilah aku masih berlabel pengangguran. Namun tetap ada hikmah di setiap kejadian.
Ya, seperti aku ini. Kelamaan menganggur di rumah, jari jemari semakin rajin mengetik tulisan di layar. Tak peduli kapan. Dapat ilham sekarang ya langsung nulis.
Menulis adalah hobi baruku dari hobi lama yang terlupakan. Aku berusaha memanggil ulang hobiku di masa pandemi yang melanda negeri. Menulis menjadi kegiatanku sehari-hari. Entah apa saja yang ingin ditulis, dimanapun medianya.
Kenapa terlupakan? Karena pada akhir-akhir masa kuliah, aku disibukkan dengan tugas skripsi yang memusingkan. Membuat uban kepala menumpuk. Aku tua sebelum waktunya. Karena nampaknya, menulis karya ilmiah bukan passionku.Â
Aku lebih suka menulis tulisan ringan seperti artikel atau puisi. Aku nyaman menulis tanpa adanya aturan baku. Setelah lulus pun, hobiku bukan menulis, melainkan mencari lowongan pekerjaan.
Aku sudah menulis semenjak sekolah dasar. Ya, simpel saja dengan menulis curahan hati di buku harian. Biasa lah anak-anak. Karena menulis diary sepertinya umum dilakukan hampir setiap orang.
Setelah aku tumbuh remaja dan duduk di bangku SMP, menulis diary masih aku lakukan dan sesekali belajar menulis puisi. Puisi-puisiku waktu SMP kalau aku baca sekarang dipikir-pikir gak layak disebut puisi. Kalimatnya gak ada puitis-puitisnya, amburadul bisa dibilang.
Beranjak ke SMA, sepertinya aku vakum menulis. Karena tak ada jejak-jejak tulisan yang aku buat selama tahun-tahun di SMA.
Mulai masuk ke perguruan tinggi, aku kembali menulis puisi dan artikel. Aku mulai mengikuti lomba-lomba cipta puisi (meskipun belum pernah menang hehe) tapi aku tetap bersyukur menjadi 100 penulis terpilih untuk dibukukan dari ribuan peserta.Â
Itukan tetap penghargaan buatku. Kalau artikel biasanya aku kirim ke blog pribadi (sebelum aku kenal kompasiana) dan platform media milik Alibaba Group.Â
Aku rajin mengirim artikel setiap hari sampai suatu ketika satu tulisanku tembus 40ribu view. Saat itu aku jadi senang menulis karena bisa dibaca banyak orang hehe.
Untuk diketahui teman-teman bahwa jurusanku kuliah tak ada berbau tentang sastra. Dan aku rasa sudah salah pilih jurusan, karena jurusan yang aku pilih bukan passionku. Tentu saja aku tidak menyesal. Karena percaya bahwa ada hikmah dalam setiap keputusan yang diambil.
Sembari menganggur menunggu pandemi selesai, aku mulai ikut kelas-kelas penulisan online, gabung grup komunitas menulis untuk belajar mengenai teknik menulis dan kualitas tulisan yang baik.
Buktinya sekarangpun aku sedang semangat-semangatnya menulis di kompasiana. Aku juga tengah mempersiapkan buku tunggal pertamaku, meski hanya kumpulan puisi.Â
Aku sadar bahwa output dari proses menulis itu adalah menerbitkannya menjadi sebuah buku. Sehingga tulisan yang tercecer mampu menyatu dan dikemas dengan apik. Orang bisa mati, namun karya takkan pernah mati.
Jadi tips dari aku untuk teman-teman yang memiliki hobi terlupakan karena kesibukan lain yang bertentangan dengan hobimu, antara lain:
1. Cobalah panggil ulang hobi tersebut, lakukan hobi yang kalian sukai, atau yang sudah memiliki hobi baru silahkan dikerjakan.
2. Setelah memanggil ulang hobi atau menemukan hobi baru, tekunilah hobi tersebut. Toh hobi yang dilakukan dengan serius bisa saja mendapat keuntungan. Siapa tahu jika pandemi selesai, kamu banting stir buka usaha sendiri, dari hobi yang digeluti.
3. Jika punya hobi menulis, konsisten setiap hari menulis apapun itu. Bagikan ke manapun entah di kompasiana atau di media sosialmu. Gak usah minder karena menganggap karyamu jelek. Teruslah berlatih sampai karyamu menarik perhatian dan dicintai banyak orang.
4. Jika punya hobi memasak, konsisten tiap hari memasak. Coba resep-resep baru, kreasikan. Upload ke media sosialmu. Siapa tahu ada yang pesan.
5. Jika hobi nonton drakor, konsisten tiap hari nonton. Tapi tetap ingat waktu ya. Jangan lupa bantu orang tua karena udah keasyikan nonton. Selesai nonton drakor, cobalah bagikan ulasanmu tentang drama yang ditonton. Selain bermanfaat untuk diri sendiri, bisa bermanfaat untuk yang lain juga.
Akhir kata, aku ucapkan wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Happy Ramadhan. Semoga mendapat malam seribu bulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H