Mohon tunggu...
Nuzurul Rochmah
Nuzurul Rochmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tetap Hidup! Melipir ke blog saya buat baca beberapa cerpen dan puisi~ https://gaungresah.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenali Ruang Lingkup Prosa sebagai Karya Sastra

27 Juni 2024   15:00 Diperbarui: 20 Agustus 2024   22:15 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prosa merupakan salah satu genre sastra yang berbentuk sebuah cerita atau narasi. Prosa menggambarkan kehidupan manusia dengan problematika dan interaksinya terhadap makhluk hidup beserta lingkungannya. 

Secara implisit, prosa memiliki keterkaitan dengan realitas imajiner. Hal ini selaras dengan pendapat Teeuw (1984) yang menyatakan bahwa prosa bersifat fiktif sekaligus memiliki beragam unsur pembangun yang bersifat faktual. Sebagai karya sastra, prosa tercipta dari buah pikiran, wawasan, serta imajinasi pengarang yang saling berkaitan satu sama lain.

Prosa sebagai karya sastra mencakup dua jenis, yakni Prosa Fiksi dan Prosa Nonfiksi. Berdasarkan penggolongannya, prosa fiksi terbagi menjadi dua kategori, yakni Prosa Lama dan Prosa Baru.

Prosa Lama merupakan karya sastra yang berkembang dalam kebudayaan masyarakat yang belum atau tidak dipengaruhi oleh budaya dan kesusastraan barat. Hikayat, sejarah, dan dongeng termasuk dalam kategori prosa lama. Dongeng merupakan sebuah cerita fiktif yang dikembangkan oleh masyarakat di zaman lampau yang secara turun temurun diceritakan kembali pada anak cucunya. 

Dalam hal ini, dongeng memiliki berbagai macam jenis seperti legenda yang membahas mengenai asal-usul dari suatu tempat atau peristiwa, kemudian mitos mengenai kisah-kisah yang berkaitan dengan kepercayaan mistis atau gaib. Lalu terdapat fabel dengan mengangkat binatang sebagai tokoh-tokohnya, sage dengan berbagai kisah kepahlawanan, dan jenaka atau yang disebut juga sebagai pandir yang menyampaikan kisah-kisah humor.

Sementara itu, perkembangan Prosa Baru telah mendapat pengaruh dari kesusastraan barat yang mencakup dua macam karya sastra, yakni cerpen dan novel. Cerpen memiliki isi cerita yang lebih singkat dan padat, oleh karena itu cerpen cenderung berpusat pada satu peristiwa dengan setting, plot, dan tokoh-tokoh yang dibatasi. 

Berbeda dengan cerpen, novel justru memiliki isi yang lebih kompleks dengan mencakup unsur intrinsik dan unsur ekstinsik di dalam cerita secara menyeluruh sehingga kisah-kisah yang terdapat di dalam novel terkesan lebih jelas dengan alur cerita yang lebih rinci. 

Selain berbagai macam karya dari Prosa Fiksi, terdapat beberapa contoh karya dari Prosa Nonfiksi seperti, autobiografi sebagai karangan mengenai biografi yang ditulis oleh pengarangnya sendiri, kemudian biografi mengenai cerita atau kisah dari kehidupan tokoh atau seseorang yang ditulis oleh orang lain. Lalu terdapat esai sebagai karangan yang disusun berdasarkan pandangan penulisnya, dan kritik sebagai hasil dari analisis mengenai penilaian terhadap berbagai karya seni, terutama pada karya sastra.

Referensi: Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun