Medos pun kini bak kopi. Ada yang konservatif. Berjalan di 'jalur keras'. Menafikan krim, susu, bahkan gula. Ada pula yang di jalur moderat. Tetap menyeduhnya dengan gula. Meski tak begitu menyukai krim dan susu. Sementara progresif menjadi kelompok terakhir. Sah-sah saja kopi dikombinasikan dengan krim, susu, dan coklat. Yang penting bisa ngopi dengan hepi.
Demikian juga dengan medsos. Ada penikmat konservatif, moderat, atau progresif. Masing-masing individu akan ngeh dengan taste yang diidamkan. Bagi barista, tentu hanya akan memberikan referensi. Kita cocok dengan tipe apa. Dengan melihat apa yang kita suka.
Prinsipnya, kitalah yang menjadi panglimanya. Di bulan mulia ini. Ada baiknya kita introspeksi diri. Kadar apa yang kita tampilkan di dinding medsos kita. Kepedasan atau kepahitan kitalah yang bisa rasakan.
Telah cukup banyak tips-tips bermedsos yang baik. Tanpa melukai tanpa menyakiti. Pun menjaga hati di bulan Ramadan ini. Melukai dan menyakiti orang atau pihak lain lewat medsos. Mungkin tak akan menggugurkan puasa kita. Tapi mungkin akan mengurangi pahala. Serta keberkahan puasa kita sendiri.
Satu lagi. Kita menjaga hati di bulan suci Ramadan. Akan lebih baik lagi, bila kebiasaan itu kita lakukan juga di bulan-bulan yang lain. Berinternet yang baik adalah bertanggungjawab, aman, inspiratif, dan kreatif. Termasuk di dalamnya saat bermedsos.
Mau?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI