Entahlah. Sejak tadi aku agak risih mendengar percakapan sepasang suami istri di hadapan saya. Meski restoran ini cukup ramai, tapi tetap saja percakapan mereka terdengar olehku.
"Ma, sebaiknya BH-nya masukkan tas dulu deh," pinta seorang lelaki kepada seorang perempuan di sampingnya.
"Nggak enak, Pa. Kalau ada apa-apa nanti saya nggak tahu," timpal perempuan tersebut. Saya yakin sang perempuan tersebut adalah istrinya. Sebab gestur tubuh saat bercakap-cakap begitu akrab dan terlihat alami.
"Kalau ada apa-apa, Papa tidak mau tanggung resiko lho, ya?" Sang suami mencoba meyakinkan.
"Santai saja, Pa. BH ini kan sudah saya kunci. Jadi kalau hilang, saya akan tahu posisinya dimana."
"Iya sih. BH sekarang ini kan sudah pada canggih. Fungsi GPS-nya sudah bisa untuk mengunci pula."
"Trus, BH Papa sudah dikunci juga tidak?"
Duh, pertanyaan terakhir itu malah membuat mataku terbelalak.
BH kok ada GPS-nya ya? Asli aku jadi nggak ngeh saja dengan percakapan mereka. Dalam hatiku pun ngakak sejadi-jadinya. BH canggih dengan fungsi lock melalui GPS. Terus, sang papa itu juga pakai BH. Apa-apaan ini?
Belum habis pertanyaan-pertanyaan itu meluncur di benakku, aku pun menjadi lebih kepo. Memasang telinga dengan lebih lebar. Sambil sesekali menyeruput kopi espresso pahit favoritku.
"Ya sudah to, Ma. Sejak kejadian BH Mama yang hilang itu, papa jadi lebih hati-hati." Sang mama itu pun nampak manggut-manggut.