Mohon tunggu...
Ilmiawan
Ilmiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lagi belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Music

Siapa Bilang Aceh Tak Punya Band Cadas?

2 September 2021   19:00 Diperbarui: 2 September 2021   19:03 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Formasi Cakradonya 2018. Sumber: instagram.com/cakradonyarocks

Dipercantik oleh fill in gitar dari Purnama Ramadhan (gitaris Skena Rusuh). Tetapi untungnya feel "M.I.A" itu dapat ditutupi oleh permainan drum yang ganas Teuku Rommel (drummer Tremor). Bahkan sesekali fill-fill yang ada bikin saya tersenyum, terasa seperti penggabungan drum-drum dalam Papa Roach dan permainan The Rev (A7X).

Logo Band Cakradonya
Logo Band Cakradonya
Satu yang sedikit terlupa, tapi bagai hujan di tengah api yang melahap hebat, permainan keyboard yang cukup menenangkan seperti menyeimbangkan riff gitar yang ganas dan suara sang vokalis yang meroket. Permainan melodi dari keyboard yang tinggi seperti mengarahkan band menuju 'kedamaian' yang mereka cari.

Secara keseluruhan, gitar dan drum yang sangat asik dipertajam oleh permainan bass dan diseimbangkan oleh kelembutan suara keyboard membuat lagu ini menjadi sesuatu yang bernilai dan akan melekat untuk waktu yang lama. Satu yang saya harus apresiasi sekali, yang mana menurut saya, sosoknya paling memberi arti pada lagu itu, suara sang vokalis. 

Sejatinya, suara pria dan wanita mudah untuk dikenali, walaupun faktanya saya pernah mengira vokalis Sleeping With Sirens adalah perempuan. Tapi saya dibuat bimbang oleh Dila (vokalis Cakradonya), entah siapa yang menjadi kiblatnya dalam bernyanyi, tetapi satu teriakan di akhir lagu sungguh mengingatkan saya pada rock-rock 80-an. Ia bernyanyi dengan baik, sangat baik. 

Hanya saja, terlalu wanita untuk seorang pria, terlalu pria untuk wanita. Suaranya seperti ditengah-tengah, tapi saya melihat itu sebagai sesuatu yang unik. Terlebih bagian akhir. Saya sangat merekomendasikan untuk mendengarkannya hingga akhir. Karena Dila sangat mengejutkan di sana.

Setelah mendengarkan lagu itu, saya tertarik untuk bertemu dengan mereka. Karena saya merasa, musik mereka hadir di waktu yang tepat, atau mungkin di waktu yang salah? 

Jadilah kami bertemu. Itu pertama kalinya saya bertemu dengan sebuah band secara langsung untuk mengenalnya, dan pertemuan itu benar-benar memecahkan otak saya. Saya tak menyangka proses kreatif di baliknya cukup merepotkan, ada banyak sekali ide yang tertuang di atas meja untuk merealisasikan satu video musik. Tetapi tampaknya, Cakradonya cukup menikmati proses itu.

Mereka sangat berfilosofi dalam menceritakan persiapan lirik di single itu. Saya tak bertanya lagu itu bercerita tentang apa, hanya tema. Mereka bilang sederhana saja, masa-masa sekarang ini, teriakan akan kebebasan seperti lilin di musim dingin. Dan mereka merasa, harus ada sesuatu yang membangkitkan perasaan itu. 

Benar, mereka sangat idealis, itu fakta yang tak bisa terbantahkan. Tetapi bukan berarti mereka tak perlu uang dan massa. Tentunya mereka butuh itu untuk menciptakan album-album di masa depan. Dan sudah pasti untuk menghidupi kebutuhan mereka sendiri. Saya percaya, yang menjadi fundamental band akan menjadi besar bukan karena keberuntungan, tetapi soal kualitas yang mereka punya. Kualitas akan mendatangkan 'keberuntungan', yaitu kontrak rekaman.

Setelah pertemuan saya dengan mereka, Nuzul Ilham, keyboardis Cakradonya yang akrab disapa En ini menjelaskan ada kendala besar dalam merekam single ini. "Sejatinya Cakradonya telah memiliki record deal dengan Fams Studio di tahun 2020 dan akan siap merilis album. 

Namun kenyataannya, di tengah-tengah penggarapan album, sebuah tragedi yang tak terduga, pandemi corona, seperti melenyapkan hal itu dapat terjadi di tahun itu." Karena terkendala oleh karantina, sekarang pihak Fams Studio sendiri juga sudah tak memiliki budget. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun