Bila kamu penggemar Timothee Chalamet atau sutradara Ford V Ferarri, James Mangold, pasti sudah tidak terkejut lagi bila mendengar keduanya saat ini tengah berkolaborasi dalam menggarap film berjudul "Going Electric".Â
Sebuah film yang mengangkat kisah hidup Bob Dylan. Siapa itu Bob Dylan? Ia adalah musisi folk legendaris, namanya tak hanya melegenda di dunia musik folk, bahkan genre musik yang lain juga, terutama rock. Simbol musik folk adalah Bob Dylan.Â
Lagunya berjudul "Like the Rolling Stones" berdiri di posisi satu dalam daftar "500 Greatest Songs of All Time" oleh majalah Rolling Stones yang diterbitkan pada tahun 2004 silam dan masih bertahan di puncak meskipun telah di-update pada 2011.
Pemberian judul film "Going Electric" terinspirasi oleh suatu peristiwa yang terjadi di hari ini pada tahun 1965 ketika Bob Dylan naik ke panggung Newport Folk Festival.Â
Pertunjukkannya pada malam musim panas itu secara luas dianggap sebagai salah satu momen penting dalam sejarah musik rock. Bob Dylan kala itu memberi pertanda bahwa sosoknya telah memasuki era baru dalam karirnya.Â
Penyanyi berhidung serupa paruh burung itu telah berganti gaya, dari pakaian sederhana dan apa adanya (ciri khas musisi folk) menjadi sesosok yang lebih cocok dikatakan rockstar ketimbang 'folk star', jaket kulit dan kacamata hitam, serta sepatu bot runcing dengan didukung oleh Paul Butterfield Blues Band.
Penulis sekaligus penyanyi lagu berusia 24 tahun kala itu berubah total dari seorang anak muda dengan jiwa folk yang sederhana, menjadi pria dewasa yang  hendak menandingi kekerenan Elvis Presley.Â
Tetapi bukan itu masalahnya, melainkan sebuah gitar eletrik Fender Stratocaster tergantung melingkari lehernya, yang mana harusnya gitar akustik, serta tiga dari lima anggota band pengiring juga menggunakan alat musik elektrik.Â
Alhasil, semua penonton kaget. Ketidaksiapan mereka menyambut the new atau the cooler Bob Dylan membuat lagu pembuka, "Maggie's Farm" ditutup dengan cemoohan dan teriakan boo yang cukup riuh.Â
Beberapa orang yang menyaksikan pertunjukan bersejarah itu menyatakan bahwa teriakan-teriakan dari penonton di malam itu disebabkan oleh kualitas suara yang buruk, terlalu keras dan terkesan seperti campur aduk yang tidak terstruktur sehingga vokal Bob Dylan tidak terdengar jelas.Â
Tampaknya tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan masa sekarang ini, volumenya tidak terlalu bising, namun pada tahun 1965 mungkin itu adalah suara yang paling keras yang pernah didengar siapa pun di antara penonton.
Dalam dokumenter tentangnya yang disutradarai oleh Martin Scorsese, Bob Dylan mengatakan, "I thought I'd get more power with a small group backing me. It was electric but that doesn't necessarily mean it's modernised just because it's electric. Country music was electric too."
Enam minggu sebelumnya, Bob Dylan merilis "Like A Rolling Stone" yang menandai perpindahannya dari folk yang akustik dan masuk ke era rock 'n roll yang elektrik.Â
Single berdurasi enam menit itu tampak seperti sebuah lagu yang membicarakan tentang dirinya sendiri. Langsung menduduki posisi 2 di tangga lagu pop Billboard di tahun itu.Â
Namun, lagu tersebut baru berumur lima hari sebelum penampilannya di Newport, sehingga wajar 'kejutan' itu tak disambut dengan baik oleh penonton.Â
Suatu kepolosan yang alami terlukis dari reaksi penonton dan penyelenggara festival, yang terkejut melihat kru Bob Dylan menyiapkan peralatan yang biasanya tidak ada selama proses cek sound.Â
Mereka benar-benar tidak tau sama sekali apa yang bakal mereka saksikan di malam itu. Saat itu mungkin mereka tak pernah menduga, bahwa peristiwa itu membuat musik folk dan rock tidak pernah sama lagi. Sebuah pertunjukkan kontroversial dan tak terlupakan di Newport.
Keputusan untuk tampil elektrik, spontan tercipta ketika Bob Dylan merasa geram ketika Alan Lomax, selaku penyelenggara festival, meremehkan Paul Butterfield Blues Band ketika memperkenalkan mereka untuk naik ke atas panggung di sabtu sore harinya.Â
Lantas Bob Dylan mengundang mereka untuk menjadi band pendukung yang menemaninya di pertunjukan elektrik live pertamanya. Dengan sedikit latihan, Dylan menampilkan sebuat set empat lagu pada malam keesokan harinya.
Buah dari aksi Bob Dylan di Newport kini ia dikenang sebagai seniman perintis yang menentang aturan-aturan dan menjaritengahkan konsekuensi yang ada.Â
Serta menurut saya, pertunjukkan itu salah satu hal yang bakal mempengaruhi lahirnya musik punk. Karena selain suara yang kasar, juga attitude yang sudah 'punk' sebelum punk sendiri itu muncul di tahun 70-an.
Terlepas dari kontroversial dan teriakan sumpah serapah penonton, pertunjukkan elektrik Bob Dylan di Newport akan selamanya memegang tempat dalam sejarah musik.Â
Begitulah sejatinya dunia seni, sebuah terobosan dan pengaruh yang besar bisa tercipta dari berbagai cara, dan pertunjukkan dari seniman besar yang dianggap buruk oleh banyak orang adalah salah satu di antaranya.
Mungkin kata buruk lebih tepat diganti dengan, unik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H